16

65 7 1
                                    

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Serin khawatir, ini sudah 2 hari Mino dirawat tapi Mino belum juga sadar.

"Dia memburuk." Ucap sang dokter.

Serin menghela nafas panjang, dia menangis mendengar ucapan dokter, pintu kamar terbuka menampilkan Siera juga Jennie yang datang bersama.

"Tante." Serin tiba tiba memeluk Siera dengan erat, raut wajah Siera tentu saja sedih, melihat putranya terbaring lemah seperti itu.

"Sttt sudah kamu harus kuat, Mino butuh kita." Ucap Siera mencoba menegarkan Serin, tapi jauh dilubuk hatinya dia juga terluka.

"Lakukan yang terbaik untuknya dok." Ucap Siera memohon pada sang dokter membuat dokter itu menghela nafas lalu mengangguk, jelas dia akan melakukan yang terbaik untuk Mino karena jika tidak nyawanya akan hilang ditangan Joongki.

<-------MINO------->

Joongki berjalan dengan beberapa anak buah dibelakangnya, dia menuju gedung terbengkalai dan memasukinya tanpa rasa takut.

"Bagaimana?" Tanya Joongki pada Kangchul.

"Saya hanya mendapatkannya bos." Ucap Kangchul gugup, karena sampai saat ini dia belum menemukan kepala sekolah yang menembak Mino.

Tanpa berkata apapun Joongki menendang keras tulang kaki Kangchul, membuat Kangchul meringis kesakitan.

"Jika besok tidak kau temukan, aku benar benar akan mengirimmu pada Soohyun." Ucap Joongki, lalu dia berjalan pada seseorang yang tubuhnya terbungkus karung beras dikepalanya.

Joongki membuka itu lalu dia mencapit wajah seseorang itu dengan keras.

"Jadi kau yang selalu mengganggu ketenangan anakku." Ucap Joongki dengan nada santai tapi dingin.

"Aku sudah memperhatikanmu sejak lama, tapi ini sudah diluar batas bukan." Ucap Joongki berbisik ditelinganya.

"Tolong lepaskan aku, bukan aku yang menembak Mino." Teriaknya membuat suaranya terdengar sampai keseluruh gedung, tapi nihil tempat ini begitu sepi hanya ada mereka saja.

Smirk Joongki mengembang lalu tiba tiba matanya menjadi tajam dia benar benar mengerikan.

"Kau pasti akan mati ditanganku Junhyun." Ucapan Joongki membuat Junhyun berteriak keras.

"Tidak tidak, bukan aku, bukan aku yang menembaknya." Teriak Junhyun histeris, tapi tentu saja Joongki tidak mendengarkannya dan hanya berjalan lalu pergi dari sana.

<-------MINO------->

Tubuh itu terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit, sekuat tenaga Mino menggerakan tangannya, dan membuka matanya secara perlahan, Mino melihat ibu juga kekasihnya sedang menangis sambil berpelukan.

"Mama." Lirih Mino membuat Jennie yang dekat dengan ranjang Mino lebih dulu mendengar ucapannya.

"Mino, Ra Mino sadar." Ucap Jennie membuat Siera juga Serin menghampiri ranjang Mino.

"Aku panggilkan dokter dulu." Ucap Jennie lalu keluar kamar.

"Sayang." Siera mengusap surai Mino lalu menangis, Mino yang melihatnya menggeleng pelan mencoba menghentikan tangisan ibunya.

Serin menggenggam tangan Mino, dia juga menangis, dia senang Mino sudah sadar.
Tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa keadaanino, dokter itupun menghela nafas panjang, merasakan lega di dadanya.

"Dia sudah melalui masa kritis, tapi saya mohon jangan dulu diajak bicara karena dia masih lemah." Ucap dokter membuat Siera mengangguk.

"Kak tolong hubungi Joongki." Ucap Siera yang langsung diangguki oleh Jennie.

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang