22

45 7 1
                                    

"Rin, Serin." Teriak Runa menghampiri Serin yang tengah berjalan menjauhinya.

"Woy tunggu." Runa mencegah tangan Serin

Serin menghentikan langkahnya yang akan menuju kelas, Runa langsung menghampirinya saat ini.

"Mino hancur Rin." Ucap Runa membuat Serin menatapnya tapi seketika dia membuang muka dan menanggapinya dengan datar.

"Rin aku mohon kembali hm, kasihan Mino." Ucap Runa membuat Serin menggeleng pelan.

Runa menghela nafasnya panjang, dia ingin menanyakan apa alasan Serin meninggalkan Mino tapi dirinya merasa tidak berhak, karena ini masalah hubungan mereka.
Runa menggenggam tangan Serin lalu dia menghela nafas panjang.

"Kamu harus liat ini." Ucap Runa membawa Serin pergi lalu berhenti di atas tangga dan menunjuk keluar dimana disana Serin melihat Mino.

Serin terdiam, Mino tengah memukuli teman satu kelasnya, entah apa alasannya tapi Mino sendiri yang memukuli mereka begitu membabi buta.

"Kenapa Dean hanya diam?" Lirih Serin membuat Runa menghela nafasnya panjang.

"Tidak ada yang bisa menghentikan Song Mino jika dia seperti ini kecuali kamu." Ucap Runa.

Serin ingin menghampiri Mino tapi matanya melihat seseorang tengah memperhatikan Mino dari jauh, dan dia tahu bahwa itu Jiho.

"Sebaiknya kamu disana bersama Mino Run." Lirih Serin pada Runa.

Runa menghela nafas panjang, sebenarnya dia tidak mengerti jalan pikiran Serin.

"Oke aku bakalan tanya satu hal sama kamu, kamu harus jawab jujur." Ucap Runa mengintimidasi membuat Serin mengangguk lemah.

"Kenapa ninggalin Mino?" Pertanyaan Runa membuat Serin terdiam lama lalu menghela nafasnya panjang.

"Aku kelemahan terbesar kak Mino, jika dia terus bersamaku, dia pasti akan terluka Run, dia pasti dalam bahaya." Ucapan Serin membuat Runa memijat pelipisnya.

Runa paham apa yang Serin maksud, tapi ayolah Mino sudah seperti itu dan dia laki laki kuat, hanya saja kejadian itu diluar isi kepalanya, mengapa Serin tidak percaya?

"Kenapa kamu berfikir pendek Rin." Ucap Runa membuat Serin menatapnya bingung.

"Sedari kecil Mino sudah biasa menjadi incaran para musuh, apalagi musuh om Joongki, dia sudah terlatih Rin, dia sudah terbiasa. Kamu gak seharusnya tinggalin dia hanya karena alasan konyolmu itu." Kesal Runa membuat Serin terdiam.

"Dia hancur Rin, aku baru pertama kali melihat dia kacau seperti ini." Lanjutnya lagi.

"Pikirkan kembali apa yang aku katakan, Mino sangat mencintaimu. Lagian kalian baru berpacaran beberapa bulan kan?" Ucap Runa yang diangguki Serin.

Runa menepuk bahu Serin agar dia menatapnya, Serin pun menatap Runa.

"Coba kenali dia lebih jauh, jika kau mencintainya kau harus percaya bahwa Mino akan menjagamu." Ucap Runa lalu pergi meninggalkan Serin terdiam menatap kearah Mino yang sedang menyiksa teman kelasnya.

<-------MINO------->

Jam istirahat sedang berlangsung, saat ini Serin hanya duduk didalam kelas membaca buku pelajaran, tapi pikirannya tidak tenang karena mengingat perkataan Runa.

Brak

Pintu kelas terbuka dengan keras, menampilkan Dean dengan wajah panik dan nafas yang tersenggal.

"Rin Mino." Ucapnya dengan nafas terputus putus.

Serin langsung menghampiri Dean dengan panik.

"Ada apa? Kak kenapa?" Tanya Serin panik sedangkan Dean hanya diam.

"Kak, ada apa?" Tanya Serin lagi lalu Dean pun berdiri tegak merasa nafasnya sudah normal.

"Mino di UKS, dia pingsan." Ucap Dean membuat Serin terbelalak, lalu langkahnya langsung menuju uks dimana Mino berada.

Smirk Dean muncul kala melihat betapa paniknya Serin, lalu Runa pun menghampirinya dengan wajah bingung.

"Kamu kenapa?" Tanya Runa membuat Dean menoleh kearahnya lalu tersenyum dan mencium pipi Runa singkat.

"Aku memberinya pelajaran." Ucap Dean yang tidak dapat di mengerti Runa.

Serin membuka pintu UKS, tidak ada perawat disana membuat dahi Serin berkerut, lalu dia membuka gorden salah satu ranjang yang tertutup, dilihatnya Mino yang terbaring disana.

"Kak." Lirih Serin lalu duduk disamping ranjang sambil menggenggam tangan Mino dengan erat.

"Maafkan aku." Lirih Serin air mata sudah menumpuk dipelupuk matanya saat ini.

Mata Mino terbuka, dia membelalak kaget saat melihat Serin yang hendak menangis sambil menggenggam tangannya.

"Ngapain kamu disini?" Tanya Mino dengan raut wajah dinginnya membuat Serin menangis.

"Aku minta maaf kak, karena aku kak Mino jadi sakit seperti ini." Isak tangis terdengar membuat Mino terbangun dan duduk menatap Serin, tapi tidak melepas genggaman tangannya.

"Aku? Sakit?" Tanya Mino bingung membuat Serin mengangguk.

Mino masih menatap Serin dengan raut wajah yang bingung, siapa yang sakit? Mino? Dia bahkan baik baik saja.

"Aku tidak sakit." Ucapan Mino membuat Serin menatapnya lalu dia menghapus air matanya dengan kasar.

"Tapi kakak itu bilang kak Mino sakit." Ucap serin membuat Mino makin kebingungan, siapa 'kakak'  yang dimaksud?

"Siapa kakak?" Tanya Mino menatap serin tidak suka kala memanggil 'kakak' selain pada dirinya.

"Dean." Ucap Serin dengan polosnya membuat Mino merenggut kesal, lalu melepas genggaman tangan Serin dengan kasar, membuat Serin terhenyak lalu semakin menangis.

"Kamu panggil Dean kakak, bahkan kau meninggalkanku dengan alasan bodohmu itu, kau pikir aku apa Serin." Bentak Mino yang benar benar tersulut emosi, Runa sudah menceritakan semuanya tentang alasan Serin yang meninggalkan Mino begitu saja.

Serin hanya terdiam, dia hanya menangis, bahkan hatinya terlalu sakit saat Mino membentaknya.

"Kau lupa aku siapa? Dan kau bahkan tidak percaya padaku." Kesal Mino mengusak rambutnya dengan frustasi.

"Kau bodoh, kau keterlaluan, kau bilang mencintaiku tapi kau meninggalkanku dengan alasan bodohmu itu." Ucap Mino membuat Serin semakin tidak tahan karena Mino memarahinya.

"Sudah cukup kak, jika kau baik baik saja aku pergi." Ucap Serin lalu bangkit tapi tangannya dicekal Mino agar tidak pergi.

"Lagi? Kau bahkan akan meninggalkan aku lagi?" Tanya Mino membuat Serin terdiam.

"Kau mencintaiku atau tidak Jung Serin?" Lirih Mino membuat Serin terdiam.

Mino bangkit dari duduknya lalu melepas genggaman tangannya dan menatap Serin begitu dingin.

"Kau bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana, aku kecewa padamu." Lirih Mino lalu pergi meninggalkan Serin sendirian.

Serin menunduk, tangisnya pecah kala Mino mengatakan hal seperti itu, dia sangat mencintai Mino tapi disatu sisi dia juga takut, takut jika Mino harus terluka karena dirinya.

"Maafkan aku kak Mino, aku mencintaimu."

<-------TO BE CONTINUED------->

Hai hai gimana gimana sama double up yang author kasih?
Maaf ya akhir akhir ini author jarang update tepat waktu
Tapi author bakalan usahakan buat kedepannya bakalan update seperti biasa lagi
Tetap dukung author ya dengan cara klik ❤ dipojok bawah sebelah kiri gratis loh😉
Happy reading readers😉😉

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang