23

46 7 2
                                    

Joongki berjalan dengan tergesa masuk kedalam rumah, dia mendapat telfon dari sang istri bahwa Mino mengamuk sedari tadi didalam kamarnya.

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa?" Pertanyaan Joongki membuat Siera hanya terisak menangis sambil memeluk sang suami yang baru saja datang lalu menghampirinya.

Mereka tidak pernah melihat Mino seperti ini, jika dia bersedih atau terluka Mino hanya diam dan tidak banyak bicara, bahkan saat marah pun dia malah pergi ke bar dan mabuk sampai pagi.

Semenjak kejadian disekolah, Mino langsung pulang kerumah. Raut wajahnya yang dingin membuat Siera yang melihatnya khawatir, apalagi saat Mino masuk kamar terdengar barang berjatuhan dan beberapa barang pecah membuat Siera semakin panik.

"Sayang lakukan sesuatu, aku khawatir pada Mino." Ucap Siera membuat Joongki menghela nafasnya panjang, sedikit emosi karena sang anak yang tiba-tiba saja menjadi lemah seperti ini, 'memalukan' pikirnya.

"Song Mino buka pintunya, Song Mino." Teriak Joongki tapi tidak ada jawaban.

"Ayah masih bicara baik-baik Mino, cepat buka pintunya." Suara dingin Joongki membuat Siera menatapnya dengan gemetar takut.

"Sayang jangan memarahinya, bicara baik-baik saja ya." Lirih Siera memegang pelan lengan sang suami membuat Joongki memijat pelipisnya pelan.

"Song Mino." Suara dingin Joongki membuat Mino akhirnya membuka pintu kamar.

Joongki menatap sang anak dengan perasaan yang tidak bisa diartikan, raut wajah Mino yang dingin dan pucat, darah yang mengalir di sela-sela jarinya, tatapan dingin sang anak membuat Joongki menghela nafas panjang.

"Sayang biarkan aku berbicara dengannya." Ucap Joongki membuat Siera terdiam tapi kemudian mengangguk dan meninggalkan mereka.

Joongki masuk kedalam kamar Mino, dia melihat barang pecah juga barang yang berserakan dimana-mana, benar-benar kacau.
Joongki menarik sedikit kasar tubuh sang anak agar duduk ditepi ranjang bersama dirinya, aura dingin Joongki dan aura dingin Mino membuat suasana menjadi tegang, mereka sama-sama tidak bisa dikendalikan.

"Ada apa?" Tanya Joongki menatap lekat sang anak masih dengan nada dinginnya.

Mino terdiam menatap darah yang terus menetes dari sela jarinya,  sedangkan Joongki hanya terdiam menatap itu karena dia tau Mino sudah biasa dengan hal itu.

"Song Mino, ayah bertanya padamu?" Ucap Joongki membuat Mino menatap sang ayah lalu tiba-tiba dirinya menangis.

Joongki terkesiap melihat putranya begitu rapuh saat ini, dia bahkan tidak pernah melihat anaknya menangis selain saat Mino kecil.

"Kenapa yah, kenapa aku harus jadi sepertimu?" Lirih Mino masih terisak.

Joongki terpaku saat mendengar apa yang diucapkan Mino, lalu dia menatap putranya yang sedang menangis.

"Kenapa? Kenapa aku harus sepertimu?" Teriak Mino frustasi membuat sang ayah menghela nafasnya panjang.

"Ada apa? Jika ada masalah selesaikan dengan baik, jangan seperti ini kau terlihat seperti pengecut Song Mino." Ucap sang ayah membuat Mino menatapnya marah.

"Aku benci padamu, aku tidak ingin menjadi penerusmu, aku benci menjadi anakmu." Teriak Mino membuat Joongki menatapnya begitu dingin.

"Dengarkan aku Song Mino, kau sudah ditakdirkan menjadi anakku, jika ini menyangkut dunia gelapku, apa aku pernah menyuruhmu mengikuti apa yang aku lakukan? Tidak bukan!" Tegas Joongki, jika sudah berkata 'aku' pada dirinya, itu tandanya sang ayah sedang menahan amarahnya.

"Jangan berkata seperti kau tidak pernah di didik dengan baik Song Mino, ibumu akan sedih jika kau seperti ini." Lanjutnya membuat Mino terdiam tapi masih terisak.

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang