28

32 4 1
                                    

Pemakaman berjalan lancar tapi suasana berkabung masih terasa dirumah keluarga Song. Siera yang tengah hamil besar berkali kali pingsan karena tidak kuat melihat jasad sang suami, sedangkan mino dia berdiri dengan tegap dihalaman belakang dengan sepuntung rokok ditangannya.

Serin menghela nafas panjang saat melihat mino yang banyak terdiam, serin berjalan menghampiri mino.

"Kak." Lirih serin tapi mino tidak bergeming.

Serin memeluknya dari belakang, dia mencoba tidak ingin menangis. Serin tahu mino merasakan beban yang amat berat sekarang, apalagi saat soohyun sudah berbicara mengenai dunia gelap sang ayah yang akan diturunkan sepenuhnya pada mino.

"Aku tahu ini berat, kakak tidak usah khawatir aku akan berada disisimu, selalu." Lirih serin membuat mino membuang puntung rokoknya dan berbalik memeluk balik sang kekasih.

"Kehidupanku akan berubah, tapi aku harap kamu tidak akan berubah jung serin." Lirih mino membuat serin menatap wajah sang kekasih dan tersenyum.

"Mulai saat ini, apapun yang kau lakukan aku akan selalu disisimu kak, aku tidak keberatan dengan dunia gelap yang kamu lakukan nanti." Ucap serin membuat mino tersenyum.

"Aku harus menjaga mama, kau tinggallah disini." Ucap mino pada serin membuat serin mengangguk mengiyakan.

Mino dan serin masuk kedalam rumah, disana sudah terlihat siera yang tengah terdiam diruang tamu.

"Ma." Lirih mino membuat siera menatapnya dengan tersenyum.

"Kemarilah." Ucap siera membuat bulir air mata jatuh dipipinya.

Mino dan serin duduk disamping siera, siera langsung memeluk mino begitu erat.

"Mama tahu ini tidak mudah, tapi mama harap kau mau membalaskan kematian ayahmu mino." Lirih sang ibu membuat raut wajah mino berubah menjadi datar dan dingin.

"Mama tidak usah khawatir, aku akan memenggal kepalanya dan membawanya tepat dihadapanmu." Janji mino begitu saja terucap membuat serin yang melihatnya sedikit takut.

Tiba tiba kangchul datang dengan kantung kresek besar ditangannya, lalu dia memberi hormat pada bos barunya saat ini.

"Bos."

Mino langsung berdiri ketika kangchul memberikan hormat padanya.

"Apa yang kau bawa?" Tanya siera pada kangchul yang membawa kantung kresek besar tapi tercium bau anyir.

Mino langsung menghampiri kangchul dan membawa kasar kantung kresek itu dan membukanya membuat raut wajah bahagia terpancar.

"Bagus, kau bekerja dengan baik." Ucap mino lalu mengeluarkan isi kantung kresek itu tepat dihadapan ibu dan juga kekasihnya.

"Lihat mah, ini adalah kepala yang menembak ayah kemarin." Ucap mino dengan bangga.

Siera dan serin sama sama berteriak kala melihat isi kantung itu, tapi raut wajah siera menjadi berubah membuat kangchul bergidik ngeri.

"Bagus nak, kau anak yang baik, ayah pasti bangga padamu." Ucap siera mengusap surai mino dengan lembut lalu pergi meninggalkan mereka dan masuk kedalam kamar.

"Kak." Ucap serin yang masih terkejut dengan apa yang dia lihat.

"Untuk kedepannya kau akan sering melihatku seperti ini." Raut wajah mino tiba tiba berubah menjadi sendu, kesedihan terpancar jelas dimatanya membuat serin memeluknya dengan erat.

<-------MINO------->

2 bulan berlalu

Semenjak kematian sang ayah, mino benar benar mengurus semuanya sendiri, dia bahkan putus sekolah dan menggeluti semua perusahaan sang ayah dan dunia gelapnya.

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang