2

150 14 1
                                    

"Mino jika kamu tidak ingin ikut pelajaran saya silahkan keluar." Ucap sang guru yang geram karena Mino hanya tidur dan tidak memperhatikan.

Mino bangkit lalu menatap tajam sang guru sekilas kemudian pergi meninggalkan kelas, membuat sang guru menghela nafas panjang.

"Kalian kenapa berdiri?" Tanya sang guru kepada 2 murid laki laki yang siap mengikuti Mino, membuat langkah Mino terhenti.

"Tidak usah mengikutiku, biar nanti saja saat istirahat kalian tunggu aku di kantin." Ucap Mino dengan suara beratnya.

Mino melangkah keluar mencoba menuju UKS sekolah untuk menumpang tidur.

"Tolong." Ketukan di pintu kamar mandi murid wanita terdengar.

Mino menghentikan langkah dan masuk kedalam sana.

"Tolong ada orang disana?" Teriaknya.

Mino melihat sapu yang mengganjal dipintu, 'siapa yang masih menggunakan hal murahan seperti ini' pikir Mino. Mino pun menendang sapu itu, membuat sapu itu terlempar dengan keras dan pintunya terbuka.

Mino melihat Jung Serin didalam dengan pakaian kotor juga bau hanyir menyeruak di indra penciumannya, rambut yang penuh dengan telur juga ada tepung disana.

"Jung Serin." Ucap Mino masih menatap Serin dari atas hingga bawah, tapi masih diam ditempat dan hanya berdiri memperhatikan.

"Terimakasih sudah membantuku." Serin lalu berjalan ke arah wastafel mencoba membersihkan dirinya dengan air. Dia mencoba menahan isakan tangisnya, dia malu saat Mino melihat dirinya begitu intens.

Mino tidak mencoba membantu, tapi dia hanya berdiri disana menunggu Serin membersihkan dirinya, dengan kedua tangan dilipat dan bersandar pada tembok kamar mandi.

"Bisakah kau pergi kak?" Lirih Serin.

Mino mengernyitkan dahinya, dia baru saja diusir Serin dan itu membuat dirinya sedikit kesal.

"Apa ini balasan setelah aku menolongmu?" Tanya Mino dengan raut terlampau dingin.

"Aku sudah bilang terimakasih sebelumnya." Lirih Serin lalu air matanya meluruh tidak bisa dibendung lagi.

Mino berjalan mencoba mendekati Serin, tapi tangan Serin terangkat mencoba menghentikan agar Mino tidak mendekatinya.

"Kumohon jangan dekat denganku, hidupku sudah sulit jangan membuat semuanya semakin sulit." Ucap Serin membuat Mino mengernyitkan dahinya.

"Apa maksudmu?" Tanya Mino.

"Mereka melakukan ini padaku karena kakak membantuku tadi pagi." Lirih Serin lalu dirinya berjalan keluar mencoba meninggalkan Mino sendiri tapi tangannya dicekal kembali oleh Mino.

"Kau hanya perlu menjadi milikku, kujamin hidupmu tidak akan pernah sulit." Ucap Mino meyakinkan, entah pikiran gila apa yang Mino rencanakan, dirinya bukan tipe laki laki yang akan mengajak kencan seorang wanita, bahkan satu sekolahpun tahu dia selalu bermain main dengan banyak wanita.

"Tidak kak, terimakasih." Serin mencoba melepaskan tangan Mino dengan pelan lalu keluar meninggalkan Mino yang mematung karena mendengar apa yang baru saja Serin ucapkan.

Serin menolaknya? Menolak seorang Song Mino? Bahkan semua murid wanita disekolah sangat menggilai seorang Song Mino, siapa yang tidak ingin berkencan dengannya? Anak tunggal kaya raya pula, visual yang diatas rata rata.

Mino mengepalkan tangannya, dia bukan marah, melainkan dia sangat ingin memiliki Serin.

<-------MINO------->

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang