25

32 5 0
                                    

"Biarkan aku menyelesaikan masalahku ayah." Ucap Mino.

Saat ini Mino juga sang ayah sedang membicarakan hal serius mengenai kakak Junhyun yang terus mengancam Mino.

"Ayah tahu kau mampu." Ucap sang ayah menatap tajam Mino.

"Tapi tetap saja ayah tidak suka seseorang mengusikmu." Kesal sang ayah, raut tegas juga tatapan tajamnya bisa terlihat bahwa dari ucapannya Joongki tidak pernah main main.

"Aku tahu, tapi aku bisa! Percaya padaku ayah." Ucap Mino meyakinkan sang ayah, dia tahu bahwa sang ayah tidak suka jika ada yang mengusiknya.

"Kemarin adalah terakhir kalinya kau terluka, jika kau terluka lagi aku akan membunuh Dean untukmu." Ancam sang ayah membuat Mino membelalakan matanya.

"Kenapa Dean?" Teriak Mino tidak terima, pasalnya jika sang ayah mengancam seperti itu pasti akan terjadi suatu hari nanti.

"Ayah menyuruhnya menjagamu, tapi jika kau terluka berarti dia tidak menjagamu dengan baik bukan? Dan aku tidak bisa membiarkan itu, kau mengerti!" Ucapan Joongki cukup panjang tapi penuh penekanan disetiap katanya, membuat Mino hanya menghela nafas panjang dan keluar dengan raut kesalnya.

Joongki menghela nafas panjang, dirinya tahu bahwa Mino harus dipancing seperti itu agar bisa menjaga diri. Melatihnya dengan ancaman yang dia lakukan akan membuat Mino semakin menjaga orang orangnya.

Mino melangkah dengan raut wajah kesal, sedangkan Serin yang masih ada disana hanya terdiam memperhatikan.

"Ada apa sayang? Kenapa raut wajahmu seperti itu?" Tanya sang ibu membuat Mino diam dan duduk disamping Serin lalu memegang tangan Serin dengan erat.

"Kenapa hm?" Tanya Serin mengelus rambut Mino.

"Ayah menyebalkan." Lirih Mino.

Joongki keluar dari ruang kerjanya, lalu Dean juga Runa pun datang dan langsung masuk kedalam rumah.

Melihat Mino dan Serin bersama membuat Dean ingin sekali memukul kepala Mino saat ini, tapi karena melihat Joongki dia menahan itu.

"Kau baik baik saja?" Tanya Dean pada Mino.

"Hm." Hanya deheman yang diterima Dean sebagai jawaban, membuatnya semakin kesal.

"Apa semuanya sudah selesai?" Bisik Runa pada Serin, dan Serin pun tersenyum lalu mengangguk.

"Karena semua ada disini, kita makan malam bersama ya." Teriak Siera dari dapur membuat mereka hanya mengangguk setuju.

<-------MINO------->

"Jadi apa rencanamu?" Tanya Dean pada Mino yang sedang terdiam sedari tadi memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa mencari kepala sekolah juga membunuh kakak Junhyun.

"Kau tahu ternyata dia tidak bisa dianggap remeh." Ucap Runa yang ikut bergabung disana.

Mino masih terdiam, dia masih sibuk bergelung dengan pikirannya membuat Dean menimpuk kepalanya dengan buku tebal.

"Sakit." Kesal Mino sedangkan Dean hanya menatapnya tajam.

"Bicaralah, jadi apa rencana kita?" Tanya Dean.

"Aku pusing, aku lelah." Ucap Mino mengusak surainya dengan kasar lalu membaringkan kepalanya di paha Serin yang tengah duduk.

Serin hanya diam memperhatikan raut wajah kesal Mino, dia hanya mengusap surai Mino dengan lembut mencoba menenangkan pikiran Mino.

Dean menghela nafas panjang melihat kelakuan sahabatnya itu, bagaimana bisa dia berkata lelah sedangkan dirinya lebih lelah.

"Kita cari dulu situa bangka itu, akan kubunuh dia jika sampai aku menemukannya." Ucap Mino membuat Dean mengangguk mengerti.

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang