20

55 7 2
                                    

"Eh ada anak baru." Ujar seorang siswi yang berlari kedalam kelas dengan nafas terengah engah.

Anak baru tersebut datang tepat dikelas Serin membuat semua murid yang ada disana terpana, karena kecantikannya, anak baru tersebut bernama Jihye.

"Boleh aku duduk disini?" Tanya Jihye pada Serin yang ada disampingnya.

Serin tersenyum ramah lalu mengangguk, Jihye langsung duduk disebelah Serin.

Banyak anak murid disana yang berbisik bisik mengenai Jihye, terlebih lagi Jihye berani duduk tepat disamping Serin yang juga sama cantiknya.

"Bagaimana bisa dia duduk disana."

"Eh ternyata dia pacarnya Jiho."

"Jiho yang kemarin berkelahi dengan Dean."

"Wah jika Runa tahu dia pasti akan sangat marah besar."

"Kita diam saja."

Bisikan bisikan murid lain hanya terdengar oleh Jihye, membuat senyum licik Jihye mengembang. Jihye menatap Serin begitu intens, Jihye mengakui bahwa Serin cantik dan pantas saja Serin menjadi kelemahan terbesar untuk Mino.

"Serin." Jihye mulai menepuk pundak Serin pelan lalu serin pun menatapnya dengan bingung.

"Bisa antarkan aku kekantin?" Tanya Jihye dengan senyum manisnya tanpa Serin curigai.

"Baiklah." Ucap Serin.

Mereka bangkit dari duduknya membuat semua pasang mata murid disana melihatnya, menatap Serin dengan tatapan 'kamu tidak boleh dekat dengannya' tapi Serin tidak mengerti itu.

"Hm Serin antar aku ke kamar mandi sebentar ya." Ucap Jihye yang diangguki Serin dengan senyuman manis diwajahnya.

"Dasar bodoh." Batin Jihye.

Mereka masuk kedalam kamar mandi berdua, Serin menunggu didekat wastafel dan dia bingung ketika Jihye hanya diam menatapnya tajam.

"Ada apa?" Tanya Serin memundurkan langkahnya merasa takut karena raut wajah Jihye yang berubah.

"Katakan dimana Junhyun?" Tanya Jihye lalu tangannya mencengkram kuat dagunya membuat Serin meringis kesakitan.

"Aku gak tahu." Jawab Serin dengan mata sudah berkaca kaca.

"Kau kesayangannya Mino, pasti kau tahu dimana Junhyun bukan?" Smirk Jihye mengembang dan itu sangat menakutkan dimata Serin.

"A..aku ti..tidak ta..tahu." Jawab Serin lagi dirinya sudah bergetar menahan tangis.

"Kau tau kenapa aku pindah kesini? Tentu saja untuk menyiksamu, dan membuat Mino lemah." Ucap Jihye menampar pipi Serin dengan keras hingga mengeluarkan sedikit darah dari ujung bibirnya.

Batin Serin berkata lagi lagi hidup dia seperti ini, dan dia hanya tersenyum miris akan kehidupannya.

Jihye menjambak rambut Serin dengan kasar hendak menyiksa Serin disana, tapi pintu toilet terbuka dengan kasar menampilkan seseorang yang amat Serin rindukan, dia datang dengan tangan dimasukan ke saku celananya berjalan dengan angkuh menatap Jihye begitu dingin.

"Wah apa kau telah pulih?" Tanya Jihye meremehkan.

"Kau berani menyentuhnya." Ada nada amarah terdengar oleh Jihye disana.

"Tentu saja, karena dia kelemahanmu." Jihye menjambak rambut Serin begitu kuat hingga Serin menangis menahan rasa sakit dikepalanya.

"Lepaskan dia keparat."

"Jadi benar dia kelemahanmu Song Mino?" Tanya Jihye begitu tenang.

Mino mengepalkan tangannya begitu kuat, tapi wajahnya harus terlihat  tenang dengan tatapan begitu tajam, walaupun hatinya sakit melihat Serin terluka.

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang