30

53 3 1
                                    

Raut wajah mino tidak bersahabat hari ini, karena dirinya gagal dimalam pertamanya.

Hari ini mino berangkat ke kantor seperti biasa, dan serin melakukan homeschooling sambil menjaga Ara.

Pintu kerjanya terbuka, menampilkan  dean yang masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu dahulu, membuat mino semakin kesal.

"Ketuk pintu sebelum masuk." Ucap mino membuat dean mengernyitkan dahinya.

"Ada apa? Kau gagal dimalam pertamamu?" Tanya dean begitu santai membuat mino menatap tajam dirinya.

"Hahaha singkirkan matamu itu, ah menyeramkan sekali." Ejek dean membuat mino mendengus kesal.

"Bagaimana?" Tanya mino suaranya menjadi berubah membuat dean berhenti tertawa dan duduk sedikit tegap, wajah mino sangat serius saat ini.

"Aku sudah mengetahui dimana mereka bersembunyi saat ini, kurasa kita tinggal mengatur strategi untuk menyerang mereka." Ucap dean begitu serius.

"Aku sudah merencanakannya." Ucap mino.

"Kenapa tidak memberitahuku? Bagaimana jika kau gagal?" Ucapan dean membuat mino menggenggam pena ditangannya hingga patah menjadi dua bagian.

Dean tahu ucapannya salah, dia bisa melihat amarah dimata mino kali ini untuknya, dia pun langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Maafkan aku." Lirih dean.

Mino masih diam dan tidak menatapnya, dean merasakan hawa dingin diruangan kerja mino, pasalnya sejak mino menjadi pewaris aura mino lebih dominan dibanding mendiang joongki, dan tentunya lebih menakutkan.

"Kurasa kau harus diberi hukuman, sialan." Smirk mino masih tidak menatap dean.

"Oh ayolah min kau..." belum selesai dean berbicara mino memukul perut dean begitu keras membuat dean terbatuk karena merasakan sakit.

"Uhuk.. uhuk.."

Mino menarik rambut dean, menjambaknya sedikit keras membuat degup jantung dean tidak beraturan, dan ini pertama kalinya dean merasakan takut pada sahabatnya itu.

"Kau meremehkanku de, aku tidak suka." Lirih mino menatap dean lalu melepas cengkramannya dan pergi dari ruang kerjanya.

Dean terdiam cukup lama, dia masih memegang perutnya yang merasakan sakit, tapi setelahnya dia berdiri dan..

"Wah si brengsek itu, sialan kau song mino." Teriak dean begitu keras membuat karyawan yang ada disana malah menertawakan dirinya.

<-------MINO------->

"Aku pulang." Teriak mino membuat serin menghampirinya sambil menggendong ara.

Atensi mino langsung menatap ara tanpa mempedulikan serin yang menunggunya sedari tadi.

"Ara, kau baik baik saja kan dirumah hm?" Tanya mino dengan raut wajah yang lucu.

Serin terdiam, menatap sebal suaminya yang bahkan tidak menatapnya sama sekali.

"Kau tidak nakal bukan?" Tanya mino yang duduk dikursi sambil bermain dengan ara.

"Kakak." Panggil serin yang mulai duduk disamping mino.

"Hmm."

"Ah sudahlah." Serin pergi meninggalkan mino dan masuk kedalam kamar, membuat mino mengernyit bingung dan kemudian sadar lalu tersenyum istrinya tersebut begitu lucu saat cemburu seperti ini.

Mino menidurkan ara yang tertidur lelap dipangkuannya, lalu berjalan kearah kamar untuk menemui istrinya, dan benar saja dia melihat serin sedang menatap layar ponsel memunggungi dirinya.

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang