29

38 3 1
                                    

Mino sedang menggendong adiknya saat ini, memberikan atensi lebih pada sang adik yang tengah tertidur lelap dipangkuannya.

"Kak, apa dia tertidur?" Tanya serin yang menghampirinya dengan sebotol dot ditangannya.

"Hmm."

Semenjak hari itu siera meninggal dunia dan mino membawa adiknya pulang kerumah. Mino menangis? Tidak dia tidak menangis, dia bahkan tersenyum melihat pemakaman ibunya saat itu membuat semua bawahannya bergidik ngeri melihatnya.

Mino sudah berjanji pada sang ayah untuk tidak menangis lagi, dan dia menepati janji itu bahkan dipemakaman sang ibu.

"Biar kutidurkan kak, kau makanlah dulu." Ucap serin membuat mino tersenyum lembut dan memberikan adiknya pada gendongan serin.

"Sayang." Panggil mino membuat serin menatapnya.

"Aku ingin kita segera menikah." Ucapan mino sukses membuat serin membelalak tidak percaya.

"Tapi aku masih sekolah kak." Ucap serin yang masih bersekolah saat ini.

"Aku tahu, aku tidak akan membatasi apapun, hanya saja adikku membutuhkan sosok seorang ibu, kau tahu aku begitu sangat sibuk, aku tidak ingin adikku merasakan kurangnya perhatian." Jelas mino membuat serin sedikit berfikir.

Yang diucapkan mino memang tidak salah, tadinya mino ingin memberikan adiknya pada jennie hanya saja entah mengapa dia ingin merawat adiknya sendiri.

"Baiklah, aku akan merawatnya dengan baik, dan aku akan menikah denganmu." Ucap serin membuat mino mengecup puncak kepalanya dengan begitu lembut.

"Kau tahu kak, kakak tidak romantis." Dengus serin membuat mino terkekeh pelan.

"Nanti aku bawakan karangan bunga yang besar juga cincin berlian untukmu." Goda mino membuat serin memukul bahunya pelan dan meninggalkan mino untuk menidurkan adiknya.

Mino tersenyum, pikirannya sudah matang seiring berjalaannya waktu, meski seharusnya diusia sekarang dia menikmati masa sekolahnya tapi mino tidak pernah mengeluhkan tentang hal itu.

<-------MINO------->

"Aku akan menikahi serin paman." Ucap mino membuat soohyun terdiam, dia menatap serin begitu lekat membuat serin sedikit tidak nyaman.

"Apa tidak terlalu dini mino, tante hanya khawatir karena kamu masih muda, serin juga masih sekolah." Jelas tante jennie.

Mino terdiam, disana sudah ada dean, soohyun dan jennie, mereka tengah berkumpul untuk membicarakan tentang pernikahan yang mino inginkan.

"Aku hanya ingin menikahinya tan." Lirih mino membuat soohyun meneguk minuman yang berada dihadapannya saat ini.

"Jika kau merasa adikmu butuh sosok ibu, kau bisa menitipkan pada tante selama kau bekerja mino." Ucap jennie.

"Bukannya aku tidak ingin, hanya saja aku ingin merawatnya sendiri tan dengan bantuan serin." Ucap mino sedikit tegas membuat jennie menghela nafasnya pelan, merasa jika mino telah berubah dan membatasi diri dengannya.

Soohyun hanya diam, dia seperti berfikir. Sedangkan dean dia hanya mengikuti maunya mino saja.

"Baiklah, lakukan apa yang kau mau mino." Soohyun akhirnya berbicara.

"Aku tahu kau sudah merencanakan semuanya, dan aku tidak akan melarang apapun yang kau inginkan." Ucap soohyun tersenyum lembut bak seorang ayah.

"Terimakasih paman."

<-------MINO------->

HARI PERNIKAHAN

Akhirnya hari ini tiba, sejujurnya serin sedikit merasakan ragu dalam dirinya, apa keputusan ini tepat atau tidak! Tapi dirinya menepis pemikiran negatifnya itu dan menatap seseorang disampingnya dengan penuh cinta.

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang