chapter 29✨

3 0 0
                                    

-Happy Reading-

"lily, yeri ngapain kamu berdua bukanya masuk kelas atau ibu hukum kalian berdua." Guru yang sudah berkacak pingang dengan mata yang melotot.

"aduh kenapa ada nenek lampir sih?." ujar lily. yeri melihat lily ternyata arwah kakaknya ini sangat bar bar.

"sembarangan banget kamu kak.. eh lily." lily tersenyum. Dan memegang pundak yeri mengkode yeri untuk bersikap saja seperti sedia kala. Yeri pun mengerti maksud Lily.

"ibu hitung yang 1, 2, ti...." Lily memegang tangan yeri untuk lari dari amukan sang singa betina.
                                        •••
Jayden masuk kedalam kelas lily, dan menghampiri Lily yang sedang mengerjakan tugas.. buku itu tiba tiba diambil sama jaeyden.

"Fokus banget sih, yuk kekantin gue mau traktir lu, lagian juga ngapain dikelas aja." Lily mengambil paksa bukunya dari tangan jayden.

"Aku punya uang, kamu beli aja sendiri sana." Ketus Lily. Jayden mengedip mata didepan Lily.

"Dih muka jelek juga, udah sana kamu pergi ganggu aja heran.."

"Kalo gamau gimana?, gue mau menemani lu disini."

Brak..

"Pergi atau aku yang pergi." Lily mengebrak mejanya dia sangat marah ke Jayden. Yeri yang baru datang pun terkejut, menarik jayden untuk tidak menambah masalah.

"Yer, apaan sih lo narik narik aja gue mau kasih.." belum menyelesaikan ucapanya jayden.

"Jangan ganggu temen gue.. ngerti lo." Ujar yeri. Jayden sangat marah dengan kata kata yeri barusan. Yeri tersenyum smirk. "Gua ga akan biarin Abang menyakiti Lily." Batin yeri.

Jayden menarik yeri sampe tangan yeri merah. Tapi interupsi seseorang menghentikannya. "Cih, beraninya nyakitin cewek laki ga lu, oh lebih tepatnya bencong kali ya?." Ujar seseorang, dia adalah ketua kelas youth.

"Lepasin ga tangan dia.." dengan suara yang sangat berat itu yang tak lain adalah Lily.

"Atau.. sesuatu terjadi.." lanjut Lily. Jayden menghampiri lily tangannya menarik tangan yeri.

"Emang lu mau ngapain hah?, udah cukup lu pikiran aja jawaban cinta gue. Gausah ladenin nenek lampir yeri." nada bicara seperti diajak bercanda sama Jayden.

"Kenapa sih?, cuman mau nyapa calon pacar gue ya ga ly." Lily yang tidak tangan dengan nada melanturnya jayden. Langsung menendang kaki Jayden.

"Sakit ly, ih gila lu terbuat dari apa sih? Dari batu ya kaki gue kaya mau patah."

"Pergi atau gue tambah lagi?." dingin lily.

"Tapi inget ya, gue bakal tunggu jawaban cinta gue dari lu."

"Kalo gue ga mau gimana?."nada menggoda Lily.

"Gamau tahu sih gue, lu harus jadi milik gue seutuhnya." Ujar Jayden dengan nada tidak mau kalah.

"Atas dasar hak apa lo ngatur ngatur gue, kalo kaya gini sih gue semakin ogah sama lu jay." dingin lagi Lily.

Jayden tersenyum smirk. "Wah lemes banget mulut lu cantik, jangan coba coba menyulut kemarahan gue ngerti lu." Jayden menunjuk jari didepan muka Lily. Yeri dari tadi sudah ingin menghantam muka jayden tapi dia tahan, karena Lily mengintrupsi biar dia sendiri saja yang ngurus nih orang.

"Lu bisa diem ga sih bangsat?!!!." Baru kali ini mereka mendengar ucapan kasar dari Lily.

"Wow, seorang choi lily mengumpat?." Jayden senyum kecut. "Ada masalah kalo gue mengumpat? Enyah lo sekarang gue muak." Ujar Lily.

"Wah semakin berani ya lu sama gue." Jayden memegang dagu Lily dengan sangat kencang.

"Singkirin tangan kotor lu, atau gue laporin kepala sekolah kalo lu mencoba tindakan kekerasan." Yeri kearah belakang langsung menendang pinggang jayden, sampai Jayden terjatuh.

"Ah..." Jayden memegang pinggangnya. Yeri menarik Lily untuk ikut dengannya.







-bersambung.
See you next part💕

Live with Human's gumiho (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang