Aktivitas kerjaan ku di Jenar Utama Pharmindo lumayan menyita waktu dan perhatianku. Kadang pulang hingga larut malam. Ada proyek internal yg sedang kugarap bersama tim. Meng-integrasikan stok gudang pabrik, stok gudang distribusi pusat dan stok gudang distribusi cabang. Sehingga kesemua gudang dapat saling berinteraksi, mengetahui besaran stok yg tersedia. Otomatisasi purchase order bila mana ada sedian stok yg berada di batas bawah.
Sangat mengasyikkan meski menyita waktu. Aku semangat menjalankannya, aku mencari pengalaman, menerapkan ilmu yg kumiliki dan juga menyerap ilmu baru. Belum lagi interaksi dengan anggota tim yg usianya lebih tua dariku, diatas 26 tahun. Dan berasal dari berbagai divisi di JUP.
Hampir 4 bulan aku dan tim menyelesaikan proyek tersebut. Lusa kami akan presentasikan dihadapan Direktur Utama. Bila meyakinkan maka akan dipresentasikan di depan owner dan dewan komisaris. Jika oke akan secepatnya diimplementasikan.
Senja menapaki kota Surabaya. Lalu lintas macet disana sini. Rumah menjadi tujuan akhir para pengendara, baik mobil atau motor. Pun para pengguna angkutan umum, konvensional serta online. Aku ada diantara pengendara mobil yg terjebak dalam kurungan kemacetan. Aku menikmati kemacetan yg terjadi. Tak bisa tidak, mau tidak mau harus menikmati.
Aku langsung masuk kamar mandi selekas tiba di rumah. Penat dan lelah kurasakan, aku ingin rileksasi berendam di bathtub menikmati air hangat dan busa bathsoap aromaterapi. Kupejamkan mata mengosongkan pikiran.
1, 2, 3, 4...kosong, tiba-tiba muncul seraut wajah menerpa benakku. Wajah Tante Ninin! Lho kenapa dia? Kenapa bukan wajah Bella atau Dea.....???Perkenalanku dengan Bella
Aku mengenalnya saat bertemu di kantor konsulat jenderal Kedubes Amerika. Kami sama-sama mau mengurus ijin tinggal untuk melanjutkan pendidikan disana. Anaknya ramah dan tentunya cantik. Aku mengajaknya makan siang sepulang dari kantor konjen, Bella menanggapi nya. Aku membawanya ke sebuah resto di kawasan Gwalk Citraland.
Aku ingin mengenalnya lebih lanjut, siapa tahu bisa jadi pacar....
Atau setidaknya bisa dijadikan teman saat di Amerika nanti.
Selain ramah, Bella juga senang bercanda tertawa lepas. Bukan tipe pemalu apalagi malu-maluin.Hubungan kami tetap terjalin, beberapa kali kami sempat hang out bersama. Tidak cuma berdua, terkadang janjian dengan teman yg lain. Bertemu on location.
Tak ada niat untuk meningkatkan hubunganku dengan Bella menjadi sepasang kekasih. Cantik, ramah dan berbodi yahud, but dia bukan tipeku. Entah bila memang dia jodohku dimasa depan, who know's. Keakraban terus terjalin.Suatu malam, 4 hari sebelum keberangkatanku ke Amerika. Ya, aku berangkat lebih dulu dibanding Bella. Aku menjemput gadis itu di apartemen nya. Bella mengajakku ke RUI lounge.
Bella membuka pintu, menyuruhku masuk kemudian menutup kembali pintu dan menguncinya. Aku heran dengan keadaannya, Bella masih mengenakan pakaian rumah. Kaus tanktop biru navy dipadu hotpants putih. Tidak biasanya. Bella menarik tanganku, meminta ku duduk. Aku memilih duduk di sofa tunggal, Bella segera meletakkan pantatnya di sandaran tangan sofa yg kududuki. Gayanya memang acuh, seenaknya sendiri. Sama sepertiku...😂
"Ghea, aku malas ke RUI, tadi sore Neta telpon aku. Dia bilang gank-nya Sofie mau kesana juga malam ini, ih malesin banget!" kata Bella nyerocos. Tangannya mulai mengelus-elus rambutku.
"Bisa ke tempat lain kali, desperado or coyote...?" tawarku.
"Malas ah, udah gak mood sejak tau Sofie juga mau ke RUI! Bete!" terang Bella dengan muka cemberut. Tangannya sudah mengacak-acak rambutku. Menyebalkan, tadi ngelus-elus sekarang ngacak-acak.
"Kita nonton One the Woman aja yuk?" lanjut Bella.
"Apaan tuh?"
"Drakor!"
"Halah...." gumanku. Bella tertawa sambil terus mengacak-acak rambutku. Risih.
"Ogah!" ucapku keras."Ya, udah nonton yg lain, aku udah beli makan malam, cemilan dan wine!" bisik Bella pas ditelingaku. Hembusan nafasnya menerpa kulitku, hangat.
"Hah, wine....dapat darimana?" tanyaku heran ada gadis 18 tahun punya wine.
"He-he-he, punya papa, tadi siang aku pulang ke rumah trus aku colong wine papa..." jawabnya tersenyum.
"Edan, nanti dicariin gimana?"
"Woles, gak bakal dicari, lha wong ada banyak. Ilang satu gak ketauan!"
"Terserah deh. Janji gak bakal mabok ya! Kamu kalo mabok rese, nyusahin orang!"
"Lah, cuma sekali doang! Gitu aja diungkit-ungkit...ih, nyebelin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DI SUDUT SENJA
RomanceCerita romansa khas "penghayal" yg berkelana dalam remang akal. Banyak adegan cerita dewasa, lolos sensor. Alur mengalir cepat lambat, plot maju mundur. Kreasi khayalan belaka, bukan yg sebenarnya. Dibawah 20 tahun tolong untuk tidak mengintip cerit...