Jalan Enam Belas

4.4K 64 2
                                    

Sogol berhasil menyelesaikan masalah tanah sawah keluargaku yg digadaikan penggarap nya. Entah dengan cara apa dia menyelesaikan nya. Aku sih tidak terlalu peduli. Tidak kutanyakan pada Sogol caranya. Terpenting buatku masalah selesai. Aku mentransfer sejumlah dana sebagai tanda apresiasi untuknya. Awalnya Sogol menolak, namun sedikit kupaksa untuk menerimanya. Dia pun menerima. Aku langsung memberitahukan hal ini kepada tante Ninin. Pacarku itu senang mendengarnya.

Ia mengajakku hangout malam Sabtu nanti sebagai balas jasa. Terang aku menolaknya. Tante Ninin bersikeras, aku pun tak kalah keras menolak. Ingin juga aku jalan berdua dengannya tapi tidak sebagai balas jasa. Untuk itu aku berniat mengajaknya, nanti pas harinya. Aku yg mengajak bukan Tante Ninin. Aku mulai merancang ide buat malam Sabtu besok. Harus terlaksana, jalan berdua dengan pacarku, Tante Ninin!

😎|©©©|©©©|😎

Enam orang berada di ruang meeting, menunggu kedatangan Boss Besar. Aku, Tomy rekanku dan empat orang top manajemen JUP. Meeting mendadak, jam 9.00 undangan via email dari sekretaris Oom David. Entah apa yg akan dibahas. Dalam undangan tidak disebutkan akan membahas apa.

Tak lama menunggu, datanglah big boss. Didampingi sekretaris pribadinya dan sekretaris perusahaan. Oom David menyapa semua peserta kemudian langsung duduk.

"Oke, pagi ini sengaja saya adakan meeting untuk membahas kelayakan ekspor produk JUP." ucapnya tenang namun pasti, "beberapa kolega di luar negeri menyakinkan saya bahwa produk JUP sudah layak masuk ke pasar internasional!" lanjutnya.

Kami pun langsung membahas. Berdiskusi, berdebat secara terbuka. Sekretaris perusahaan mempresentasikan kenaikan jumlah produksi, presentase "kue" yg ada dipasar juga grafik penjualan dalam negeri. Tomy yg menguasai marketing lebih menekankan pada mutu produk dan harga jual di pasar internasional. Aku fokus pada ketersedian stok dan pengiriman produk, sebab ini akan berpengaruh pada harga jual. Perdebatan-perdebatan sengit terjadi antar peserta.

Aku dan Tomy terbiasa dengan data valid. Tidak akan main-main dengan hal beresiko besar. Oom David selaku owner, memediasi dan memfasilitasi perdebatan.

Akhir meeting, Tomy ditunjuk selaku kepala tim survei. Dia harus mencari data valid mengenai produk pabrikan lain yg mengeluarkan produk sejenis dengan produk JUP. Harus komplit, lengkap. Aku memberikan selamat atas penunjukannya.

Sebelum meeting diakhiri, aku menerima pesan khusus via WhatsApp dari Oom David. Aku diperintahkan untuk mencari detail satu perusahan dalam negeri yg menjadi pesaing JUP di dalam negeri.

"Ghea, cari tau detail perusahaan Sakti Utama Nusapharma. Dia pesaing kita untuk masuk ke pasar internasional."

"Oke, Oom."

Meeting selesai.
Rutinitas kerja menunggu.

Aku langsung browsing mencari data-data Sakti Utama Nusapharma. Hanya data-data tak berarti yg kutemukan. Tidak ada alamat pabrik pembuatan, tidak ada perusahaan distributornya. Kucari websitenya, ada namun tertulis "under construction". GILA! Bagaimana mungkin perusahaan yg dianggap pesaing oleh Oom David, tidak membuka akses perusahaan kepada khalayak ramai. Pasti ada yg tidak beres. Aku harus cari tahu. Ini tugas yg dibebankan pemilik perusahaan kepadaku.

Cepat aku menghubungi nomor seseorang. Terjadi percakapan, aku dan orang yg ku hubungi. Dia berdebat denganku sebentar, kemudian bilang oke, sebelum kuputuskan hubungan telpon.
1 x 24 jam waktu yg kuberikan pada orang yg ku hubungi tadi. Oke, akan kutunggu hasilnya. Sekarang aku dapat mengerjakan kerjaan yg lain.

👀  ☕ 🚬

Aku baru saja akan keluar ruangan untuk makan siang. Tomy dan Dirgo menghampiriku.

"Mau makan siang...?" tanya Tomy.

"Iyalah, udah laper berat!" jawabku.

"Ayo bareng, kita makan soto ayam di seberang, gimana?" sergah Dirgo.

"Oke!" jawabku, "ada masalah apa sampe ngajakin makan bareng?" lanjutku yg merasa heran atas ajakan keduanya. Bukan apa-apa, aku biasanya istirahat selalu belakangan. Alasannya sederhana, aku malas antri untuk membeli makan. Karena disaat jam istirahat akan banyak tempat-tempat makan penuh oleh karyawan-karyawan yg ingin beristirahat.

Tomy melepas nafas panjang, "soal ekspor JUP..." ucap Tomy. Kami bertiga berjalan beriringan, aku dan Tomy di depan. Dirgo mengikuti.

"Oh, ada kendala?" tanyaku.

"Sakti Utama...sudah selangkah di depan!" jawab Tomy gusar.

Aku berpikir sejenak. Benar-benar pesaing, tak heran Oom David memberiku tugas khusus...
"Kasih aku waktu sampai besok sore, kita menghadap owner!" putusku menenangkan Tomy. Padahal aku sendiri ragu akan kata-kata ku sendiri.

"Yakin?"

"Tunggu sampai besok sore, oke?"

"Baiklah..."

Kami pun bergegas ke warung soto ayam seberang kantor.

DI SUDUT SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang