Bella mengerang dan menggoyangkan kepalanya ke kiri dan kanan, dia menderita dalam kenikmatan. Saat melihat Bella sedikit kesakitan, aku menunda menyodokkan kejantananku lebih dalam ke liang senggama nya, namu Bella justru mengangkat pantatnya, ingin segera digenjot.
Aku mulai memaju mundurkan pinggulku dgn perlahan, aku takut menyakiti liang kemaluan Bella. Tapi kurasakan pula bila gadis cantik itu udah terlalu tenggelam dalam kenikmatan birahi yang tanpa ujung.
Aku tak puas-puasnya memandang kecantikan dan kemolekan wajah dan tubuh Bella. Lekuk tubuhnya yang sempurna, payudara nya yang kenyal, pinggang ramping dan kulit putih mulus milik sang bidadari"Gheaaa, aku nggak tahan oouhhhh...! Terusss, Ghee...aahh terusss....ehhhhg!" erang Bella merengek manja. Aku tidak ingin menjawab karena aku juga merasakan yg sama, merem melek keenakan. Liang senggama Bella meremas-remas kejantananku, memilin dan menggilingnya dalam liang kenikmatan yang sempit dan lembab. Aku tak menyangka bila lubang kemaluan nonok Bella masih begitu sempit dan nikmat, kejantananku rasanya seakan-akan disedot ke dalam tubuh Bella.
Liang senggama si cantik itu lama kelamaan makin basah oleh cairan kenikmatan yang keluar dari dalam, membuat gerakan kejantananku serasa menumbuk liang yang becek. Sungguh nikmat yg tiada batas.
Desahan manja, lenguh dan erangan Bella membuatku makin tak kuat menahan nafsu. Dengan mantap aku mulai mempercepat gerakan menumbuknya, keluar masuk di liang vagina Bella.
Bella makin kebingungan, antara sedikit sakit sekaligus enak yg enak sekali rasanya, dia tidak tahu harus berbuat apa. Kecuali merintih, mendesah dan tubuh yg melonjak tergial menggeliat karena nikmat.Bella mulai bisa mengimbangi gerakan memilin ku dgn menggerakkan pinggulnya maju mundur. Kejantananku yang ukurannya besar memenuhi liang kenikmatannya dgn penuh, cuma dgn menggerakkan pinggulku sedikit, kejantananku itu udah sampai di ujung terdalam dinding liang senggama Bella. Dan si cantik itupun belingsatan merem melek keenakan, "ahhh, enakkk, Ghee...ssssh! Ooh, terusss...aku keenakan....oouuuh..!" lenguh Bella merem melek dengan gerakan pinggul cepat mengimbangi. Kian memanas.
Ranjang tempat pertempuran makin tak berbentuk, sepreinya centang perentang acak-acakan, bantal dan gulingnya terjatuh entah kemana.
Makin lama, kedua insan yang sedang bercinta itu semakin dekat ke puncak kenikmatan.Aku berusaha keras menahan orgasme, aku tak ingin terlalu cepat mengeluarkan pejuku, aku masih ingin menikmati liang kenikmatan Bella yang nikmatnya bagaikan surga duniawi.
Tapi aku tak bisa mengingkari kekuatanku sendiri dgn sekuat tenaga, aku terus menyodokkan kejantananku berkali-kali ke dalam lubang senggama Bella. Sedang gadis itu menjerit-jerit penuh kenikmatan. Mengimbangi gerak kejantananku ke liang cinta nya dengan menggoyangkan pinggulnya kesana kemari. "Oouhh, Ghee...terusss, aahhh! Enakkk, Ghee...aaah!" erang Bella.
"Eehhg, Bell, a...aku mau sampaiii...!"
"Aa..kuuu, juga mau sampaiii... Gheee! Terusss, ooouhh...!"
"Keluarinnn dimana...Belll...sss?"
"Di dalem ajaaa...aku lagi gak suburrr...! Ooooh, terusss...enakkk!"
Aku berusaha untuk tidak "sampai" aku meremas bahu bella kuat-kuat. Menahan sekuatnya.
Bella yang tahu aku sdah hampir orgasme juga tak mau kalah, dia menggerakkan tubuhnya dgn gerakan menggila dan mendaki jalan nikmat menuju puncak birahi bersama.Bella sudah tidak peduli lagi, dia cuma ingin memuaskan birahinya secara alami, tanpa paksaan, tanpa tuntutan. Bella mengangkat kakinya dan mengapit pinggulku erat dan kuat, dia sodokkan pantatnya ke atas untuk melesakkan kejantananku lebih dalam lagi ke lorong senggamanya, "aahhh... aku mau sampaiii...! Terusss.... Ghee...aaahhh, terusss...!" erang Bella dgn tubuh menggeliat-geliat.
Akhirnya si cantik itu sampailah ke ujung perjalanan permainan cinta ini, dia mengerang tanpa terkendali. "Ghea! Oouhhh, Gheee! Aku mau keluarrrr...ssshh! " jerit Bella panik, dia tak kuat lagi menahan orgasme.
"Ah! Aaah...iya Belll..." seruku
"Aaahhh...! Ayo sayanggg...aahh ! Kita sama-sama keluar! Aaahh... terusss...sayang!" erang Bella diantara desah.
Akhirnya, semprotan demi semprotan peju mengalir deras di dalam liang senggama Bella. Bercampur bersatu padu dgn cairan cinta yang memancar dari dalam liang kenikmatan gadis cantik itu. Cairan kental meleleh dari ujung bibir lubang kemaluannya, terasa sebagai pembuktian penyatuan dua tubuh insan berlainan jenis ini.
Desah nafas kelelahan berpacu dari mulutku dan Bella yang masih berpelukan sambil telanjang. Keringat membasahi seluruh tubuh kami. Kejantananku masih setia bertahan di dalam liang lembut Bella. Deru nafas terdengar menggebu saling berkejaran.
Untuk sesaat lamanya, kami berdua cuma terdiam, membiarkan waktu berlalu dan mencoba memperoleh kembali nafas kami yang masih kembang kempis. Tanganku menggenggam erat tangan Bella yg dibalas tak kalah erat oleh gadis itu, untuk beberapa waktu kami tidak mau melepaskannya. Aku ingin terus bisa melakukan ini, aku ingin terus bisa menikmati keindahan tubuh Bella, sang bidadari.
Mata kami saling berpandangan, mencoba menyelami perasaan masing-masing. Aku tahu, meskipun ada kepuasan dalam diri Bella, tetapi matanya yang indah itu tak bisa berbohong.
Gadis itu seperti menyimpan sesuatu yang teramat dalam. Sesuatu yg terasa berat untuk diungkapkan.Aku tahu apa yang kami lakukan ini salah, Bella adalah pacar orang lain yg aku tak mengenalnya. Aku merasa mungkin telah menggoda gadis cantik itu untuk berselingkuh. Mungkin apa yang kami berdua rasakan bukan cinta, mungkin cuma nafsu. Namun seandainya diijinkan, aku ingin selalu bersamanya, selamanya.
Bella menatap mataku tajam, entah kenapa dia tampak ragu ingin mengungkapkan sesuatu.
"Ghe, aku...bolehkah aku menanyakan sesuatu? Sebenarnya aku malu...tapi?""Boleh, Bella. Emang mau tanya apa?" potongku merasa ada keraguan dimatanya.
"Apa kamu berpikir aku gadis murahan...?"
"Tidak ada dalam pikiranku, Bella"
"Serius...kita kan baru beberapa minggu kenal"
"Serius! Kalo kamu punya pikiran begitu sama aja aku cowok murahan dong...?"
"Hehehe...iya nggaklah Ghe..!"
Kami berdua tertawa bahagia. Bella mengecup bibirku lembut walau sebentar, "Ghe, hmm...kamu capek belum? Aku mau lagi? " Mona mengedip genit dan tersenyum manja.
Aku tertawa geli, kupeluk bidadariku ini erat-erat tanpa sedikitpun keinginan melepas tubuh indahnya. "Apapun yang kamu minta, Bella, aku siap!" balasku sambil meremas kedua bulatan payudaranya.
Dengan manja Bella mengangkat satu tanganku ke arah bulatan pantat nya yg kencang. Aku mengelus pantatnya yang bulat, Bella pun kemudian menggoyangnya tanpa merasa malu. 'oouww...nakal!" bisik Bella manja saat pentil susunya kutarik dan kuplintir pelan. "Mau coba dari belakang? " tanya si gadis muda nan cantik itu dgn senyum nakalnya.
Aku mengangguk mantap...
langsung 3 bab untuk adegan lolos sensor, baca terus siapa tahu kedepan bisa 5-6 bab khusus adegan lolos sensor..🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
DI SUDUT SENJA
RomanceCerita romansa khas "penghayal" yg berkelana dalam remang akal. Banyak adegan cerita dewasa, lolos sensor. Alur mengalir cepat lambat, plot maju mundur. Kreasi khayalan belaka, bukan yg sebenarnya. Dibawah 20 tahun tolong untuk tidak mengintip cerit...