Jalan Dua Puluh Enam

3.6K 46 2
                                    

Tante Ninin dengan liarnya menjilat-jilat daun telingaku. Sesekali dikulumnya lembut. Aku kian terbakar oleh hasrat yg menggebu. Ciuman Tante Ninin turun ke bahuku, diciuminya dengan ganas. Dikecupnya dengan lama sampai menimbulkan bekas merah. Aku hanya pasrah sambil terengah-engah dilanda nikmat.

Puas membuat jejak merah di bahu dan dadaku, Tante Ninin sudah kembali melumat bibirku. Tak lupa satu tangannya meraih batang kemaluanku. Dikocok-kocoknya pelan namun teratur. Membuat batang itu kian mengeras dan menegak menantang.

"Eeehhg... Ghee...jilatin punya tanteee...! Ayo, Gheee....ekhhh..!" pintanya tersendat dikejar nafsu. Pasti aku menuruti permintaannya. Kami bangkit berdiri, aku melepas celana pendek ku yg sudah melorot. Tante Ninin melucuti daster tanpa lengannya. Dibalik itu janda cantik itu tak mengenakan apa-apa lagi. Tubuh indah dan sintalnya begitu merangsang pandangan. Telanjang bulat, bugil!

"Ayooo... Ghee... jilatin punyaaa...tanteee...ssss!" desisnya tersendat. Ia duduk mengangkang di sofa. Tubuh sintalnya setengah rebah. Kedua belah pahanya terkangkang lebar. Menampakkan bukit kenikmatannya nan tembem. Ditumbuhi rambut-rambut tebal disekelilingnya namun terawat, tercukur rapi. Selangkangan Tante Ninin begitu kontras antara rambut-rambut tebal dengan kulitnya yang putih mulus dan bersih. Terlihat belahan bukit vaginanya basah oleh cairan hasrat birahi.

Aku memposisikan diri tepat di hadapan selangkangan Tante Ninin. Wajahku persis didepan liang vagina Tante Ninin. "Ayooo...Ghee...ssssh" pinta janda cantik yg pacarku itu. Ia meraih bagian belakang kepalaku dan mendorongnya. Sehingga hidungku yg mancung sedikit menyusup di belahan liang senggamanya. "Aaahhh...Ghee...aaaaahhh..." erang Tante Ninin.

Lidahku bergerak menjilati bibir-bibir vagina Tante Ninin, sesekali menelusup kedalam liang kenikmatan janda cantik itu. Perlahan kukecup bibir vaginanya sambil lidahku terus meliuk-liuk disela bibir-bibir "surga" nya. Tante Ninin mendesah dan mengerang keenakan, "aaahhh... sssshh, enakkkk... Gheee! Sssshh..." desisnya. Seperti orang kepedasan. Kedua kakinya sudah terangkat tinggi, kedua belah pahanya menjepit kepalaku. Wajahku lebih tenggelam di selangkangannya. "Enakhhh...oooohhh...enak Gheee...!" lenguh Tante Ninin. Satu tangannya meremas payudara nya sendiri. Untuk lebih bergelora tenggelam dalam kenikmatan. Sedang tangan satunya lagi meremas-remas rambut gondrong ku.

Klitoris Tante Ninin yg menjengit berdiri kemerahan, kujilati. Kemudian kuisap-isap lembut. Cairan cinta yg keluar dari liang vagina Tante Ninin membanjiri lorong kenikmatan janda cantik itu. Terendus olehku aroma yg khas, aroma yg membangkitkan gairah. "Sssshhh...jilati itilkuuu... Ghee! Yaa..begitu sayanggg...ahhh, enaknyaaa..." lenguh Tante Ninin. Aku tetap sibuk dengan area liang senggama nya. "Aaaaahhh..terusss...terus Gheee...! Aku mau nyampeee....ssshhh..." erangnya lebih keras dan binal. Aku kian semangat mengerjai liang senggama Tante Ninin. Hingga janda cantik tanpa anak itu mencapai puncak kenikmatannya. Tubuh sintalnya mengejang, "aaaaahhh...Ghee... tanteee...nyampe, sayanggg... oooohh..." lenguh dan erang keluar darinya.

Aku segera beringsut duduk disisinya. Mukanya kemerahan karena pacuan tekanan kenikmatan birahi. Kutatap erat kedua bulatan payudaranya yang membulat, kencang. Pentilnya menyembul berdiri kencang, sekencang hasrat pemilik nya. Dada Tante Ninin naik turun seiring deru nafasnya yg terengah-engah. Aku memeluk tubuh montok Tante Ninin, ku kecup kening wanita itu. Ia memandangku sayu dengan wajah sumringah. Ia balas memeluk, "makasih sayang... tante, enak bangettt...!" bisiknya lirih. Aku mengangguk, memberinya ruang rehat.

Setelah menguasai laju nafasnya, tangan tante Ninin meraih kejantananku. Digenggamnya lembut, "gede banget....!" ucapnya manja. "Punya Tante..." balasku.

"Serius, bener...?"

"Iya, bener tan..."

"Tante akan buat kamu keenakan...hmmm?" serunya seraya mengocok-ngocok batang kemaluanku. Aku jadi blingsatan dikejar nafsu. Tante Ninin mengecup bibir ku sejenak lalu beringsut menuju selangkangan ku. Kepalanya tepat berada di depan kejantananku. Ia memainkan batang itu, menggesek-gesekkan ke pipinya sesekali dipukul-pukulkan ke pipinya. "Gede banget, Ghe...! Bikin punya Tante jadi sesak...." katanya dengan tatapan nakal ke arahku. " Punya Tante yg sempit...!" balasku.

"Ehhh...punya kamu gede, punya Tante sempittt...." ucapnya polos.

Tante Ninin mulai menjilati kepal kejantananku, dibasahi oleh lidahnya. Tangannya masih mengocok-ngocok batang kemaluanku. Aku jadi sesak nafas. Tanpa risih dan jijik janda cantik itu mengemut alat kelaminku, memasukkannya kedalam mulutnya. Aku mengerang keenakan. Kepala Tante Ninin naik turun asik mengerjai batang kejantananku. Batang yg telah badak oleh liurnya. Tante Ninin mengeluarkan semua jurus mematikannya membuat diriku melayang mengerang dilanda nikmat.

7- 8 menit Tante Ninin memuaskan dahaganya mengerjai batang kejantananku. Aku sudah tak tahan ingin segera menggaulinya. Kutarik bahunya pelan. Kami berhadapan. Tante Ninin mengangkangiku, duduk di pangkuanku. Tangannya meraih batang kejantananku dan dibimbingnya masuk ke dalam liang senggamanya, "nikmati, tantee, Ghee....!" bisiknya dalam desah...!!!



💦 episode ini dilanjut nanti, baralih sejenak ke episode yg lain....💦
Silahkan komen dan vote....

DI SUDUT SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang