BAGIAN 19

137 33 25
                                    

Seusai menyudahi perseteruan memakan korban yang telah berlalu beberapa menit kebelakang, keempat personel klan Shizuragi belum juga menunjukkan tanda-tanda akan beranjak pulang. Bahkan parahnya, sekarang ini Arthur tengah menampilkan segenap raut wajah tidak bersahabat, lengkap dengan telapak tangan ikut mengepal kuat-kuat. Rahangnya mengeras kaku, cukup menjadi sinyal bahwa si empu sedang benar-benar tidak boleh diganggu.

"Sudah berapa lama dia ada di sana?" tanya Arthur yang akhirnya mengeluarkan suara setelah percakapan terakhir di antara mereka.

Sepuluh sekon kadung terlewati, dan hasilnya masih tetap hening. Pada akhirnya, Judy membuka mulut untuk mengambil alih menjawab. "Sejak hari pertama kau dapat pelatihan, dia datang."

Dengusan napas Arthur yang diembuskan kuat-kuat oleh sang empu tak urung memberikan efek gentar bagi Judy. Pemuda berusia awal kepala dua itu semakin mengeraskan rahang, bahkan rona merah padam sampai menguasai seluruh wajahnya. Tidak perlu diberitahu sekalipun, baik Judy atau kedua rekannya yang lain paham benar bahwa si ketua tengah dalam fase tidak stabil.

"Kalian berdua juga, apakah tahu tentang kedatangannya?" tanya Arthur sekali lagi, kali ini melirik tajam ke arah dua orang lainnya yang masih setia terdiam menyimak.

Margareth mengangguk ragu-ragu, sementara Joanne menyahut pelan. "Ya."

"DAN TIDAK ADA SATUPUN YANG BERNIAT MEMBERITAHUKU?!" ujaran Arthur kemudian meninggi, setelahnya mengeluarkan erangan geram. "Kurang ajar."

Margareth berdecak, maju selangkah dengan tangan bersedekap di dada. "Memangnya apa yang mau kau lakukan kalau kami memberitahumu? Mengenang masa lalu?" ujarnya menantang, mengundang heran sebab dari mana tiba-tiba ia mendapatkan keberanian?

Ujaran bernada menyeru dari Margareth tidak disahut, sama sekali. Arthur yang telanjur dikuasai emosi memilih menjauh, berjaga-jaga agar tidak kelepasan menembakkan peluru. Namun, Joanne yang merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres dengan si pemuda, justru memutuskan untuk melangkah mengikuti pergerakan presensi Arthur.

Judy yang melihat lantas segera menegur, "Jangan susul dia, Jo. Kau—atau bahkan kami, tidak akan tahu apa yang akan terjadi kalau masih memaksa mengikutinya."

Joanne menoleh sejenak, lantas menyanggah disertai senyuman tipis. "Aku tidak akan terluka, kalian di sini saja."

Tungkai yang sempat berdiam itu kembali dituntun mengarah kepada tujuan awalnya bergerak maju. Menyusuri tanah menuju eksistensi pemuda berpostur tegap yang kini sudah terlebih dulu menggeser sepasang kakinya menjauhi lokasi awal. Joanne mendengus pelan, sebelum mempercepat langkahnya menyusul pemilik punggung yang semakin menjauh.

"Tunggu." ujar Joanne setengah berseru, berhasil memperlambat langkah si lelaki. "Lari dari masalah bukan jalan penyelesaian, Draco."

Terdengar dengusan meremehkan dari sang lawan bicara. Tepat sedetik setelahnya, tubuh tegap itu berbalik arah, menatap lekat pada Joanne yang masih senyap di tempat. Tidak ada sepatah kata yang keluar, bahkan sekadar beranjak dari tempatnya berdiri pun Arthur enggan. Pemuda yang identik dengan ekspresi kaku itu hanya diam memperhatikan, ingin tahu sekiranya sampai sejauh mana Joanne akan bertindak.

Gadis manis itu memutuskan mendekat, melangkah menghampiri sosok Arthur yang masih bergeming. Senyuman tipis terpatri apik pada wajah mungilnya, menyajikan sorot tulus dari pandangan mata yang ia lemparkan.

"Jangan lari dari masalah." ujar Joanne kembali menegaskan setelah dirasa jaraknya sudah cukup dekat untuk berbincang. "Aku tidak tahu seberat apa masalahmu di masa lalu, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba berdamai. Benar begitu?"

Arthur mendecih seraya memalingkan pandangannya ke sembarang arah, enggan menatap balik terhadap lawan bicaranya. Bibir tipisnya dikulum, sementara keningnya mulai menampilkan kerutan di sepanjang garisnya. Reaksi Arthur sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan, Joanne tidak berniat mendesaknya lagi seusai melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pemuda itu menanggapi.

Something Unexpected ; AsaRyu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang