BAGIAN 13

143 36 8
                                    

Kevin menggelengkan kepalanya beberapa kali sebelum kemudian berdecak, lalu dengan sikap tubuh tidak bersahabat, ia bersedekap. Di hadapannya, ada Arthur yang terdiam sambil membalas tatapannya tidak kalah tajam, menghadirkan suasana tidak menyenangkan di sekitar mereka berdua.

Carrie yang sudah jengah dengan kelakuan dua sekawan itu mendesah keras. Alih-alih melerai secara langsung, ia justru membiarkan jemari lentiknya dengan cekatan meraih gulungan Koran untuk kemudian dilayangkan membentur kepala Arthur dan Kevin.

"Jangan seperti anak kecil dan jalankan saja apa yang diperintahkan." pungkasnya sambil kemudian menyeret keduanya menjauh dari tempat awal.

Arthur yang berdiri dari sisi kanan Carrie mendesis, "Memangnya siapa yang setuju untuk misi ini? Dari awal pun aku sudah menolak, bukan?"

"Ya ini hukumanmu, sialan. Memangnya kau pikir, dengan kau tidak setuju, lantas hukuman dihilangkan? Dalam keadaan begini, jabatan ketuamu tidak berpengaruh apa-apa." sahut Kevin dari sisi Carrie yang satunya.

"DIAM!"

***

Keheranan merangkap tanda tanya besar mulai melingkupi benak Joanne yang kini tengah duduk termenung di pinggir kolam renang outdoor. Di sampingnya ada Margareth yang juga sedang bersantai, enggan membasahi diri dengan para gadis lainnya dan hanya memilih menemani adik bungsunya itu. Sementara itu, netra Joanne berkeliling mengikuti arah gerak-gerik Judy yang sekarang tengah menuju ke arahnya, membuatnya gugup tanpa sebab.

"Ini, minum. Cuaca sangat panas, jadi kupikir kau mau minuman dingin?" tawar Judy sambil tangannya bergerak menyerahkan sekaleng soda, yang lantas diterima Joanne dengan kikuk.

Sebenarnya, ini yang beberapa saat lalu jadi bahan pertanyaan Joanne. Sekiranya, kenapa Judy tiba-tiba saja bersikap sangat peduli padanya? Padahal kalau diingat-ingat lagi, gadis itu bukanlah yang paling ramah menerimanya tempo hari sewaktu dirinya baru menginjakkan kaki di mansion.

"Kemana Carrie? Agaknya dia belum kelihatan sejak tadi," tanya Joanne kepada dua gadis yang di dekatnya itu.

Margareth mengangkat bahunya. "Entahlah, tapi kalau tidak salah dengar, sedang ke markas utama, tempatnya para Shizuragi Senior."

"Apa? Kupikir mansion ini sudah menjadi markas utama." sahut Joanne yang kemudian dihadiahi tawa.

"Uhh, kau polos sekali, pantas saja Carrie selalu ingin menjagamu." komentar Judy sebelum gadis itu menempatkan telapak tangannya di atas kepala milik Joanne dan mengusaknya gemas. "Tentu saja bukan, Jo. Mansion ini bahkan hanya tempat persembunyian untuk mengelabui musuh, dan beberapa kali dijadikan tempat latihan cadangan."

Joanne mencibir, "Hanya tempat persembunyian saja sudah semegah ini." Ia melanjutkan, "Omong-omong, ada urusan sepenting apa sampai ia harus ke markas utama? Jauhkah?"

"Mengantar Arthur dan Kevin untuk dirancang ulang, karena semakin lama mereka berdua sudah semakin melenceng dari konsep awal terbentuknya organisasi." jawab Margareth sambil meneguk soft drink-nya. "Markas utama ada di belakang lereng bukit di desa terpencil. Dalam dua hari tanpa istirahat, biasanya Carrie sudah kembali, kalau Arthur dan Kevin kemungkinan bisa sampai satu atau dua minggu untuk pelatihan tambahannya."

Baru saja Joanne hendak membuka mulut menanggapi suara Margareth, suara gaduh dari dalam mansion mengalihkan atensi seluruh presensi yang ada di kolam renang. Pelakunya Joanne ketahui bernama Julia, tengah terengah sebelum menyebutkan satu kata yang mampu membuat hampir semua orang—kecuali Joanne—berubah ekspresi.

"Hillary."

***

Dan jadilah, di sini Joanne sekarang. Berdiri di tengah situasi tegang, diapit Denise dan Kate di sampingnya yang bersikap tak bersahabat menatap gadis cantik yang tidak Joanne kenal. Sedetik dua detik sampai beberapa menit berlalu, yang bisa Joanne simpulkan hanya: bukan saat yang tepat untuk bertanya toilet ada di mana.

Something Unexpected ; AsaRyu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang