PART 3. RAPUH

13.4K 694 1
                                    

HAII👋

MOHON DUKUNGANNYA DENGAN VOTE DAN COMENT CERITA INI YA!

AKU AKAN BERUSAHA BIKIN CERITA INI SEMENARIK MUNGKIN:)

*Cerita ini murni dari pemikiran aku sendiri. Jadi, kalau pun ada unsur kesamaan dari segi apapun dengan cerita lain, maka itu benar-benar diluar dugaan dan kendali aku, ya!

Happy Reading!

PART 3. RAPUH

Harapan? sampai detik ini aku masih menggunakan kata itu untuk menuju masa depan.

***

Amora sampai dirumah, ia membuka pintu rumah mewah yang terkesan sepi baginya.

Gadis itu dikejutkan dengan pemuda yang sudah berdiri tepat saat ia membuka pintu, Baska Galarestu.

Sahabatnya, orang yang sangat dipercaya olehnya dan keluarganya.

Pemuda itu memberi tatapan intimidasi.

Amora sendiri tidak tahu apa kali ini kesalahannya, hingga ia ditatap seintens itu oleh sahabatnya.

Baru Amora ingin melangkah mengabaikan Baska, tangan pemuda itu menghadangnya dengan menyodorkan ponsel.

"Apa ini?" tanya pemuda itu dengan dingin.

Amora menatap ponsel dan Baska bergantian "Ponsel lo?" jawabnya ragu-ragu.

Pemuda itu menghela napas, kemudian membuka salah satu media sosial dan menunjukan satu video kepada Amora.

Dapat Amora lihat video itu adalah kejadian menyebalkan saat dikantin sekolah bersama Altar.

Sial!

Kenapa video itu bisa tersebar dengan cepat sekali, bahkan Baska melihatnya.

"Itu cuma masalah sepele kok."

Baska memasukan ponselnya kedalam saku celana. "Masalah sepele?" ulangnya, dan nada itu membuat Amora meringis.

"Hal kaya gitu lo bilang sepele, Ra?"

"Ketua Esterlion, Altairendra. Bagian dari keluarga Dermagana dan gue nggak yakin kalo kedepannya akan tetap sepele--"

"Itu tujuan gue." potong Amora. "Bas dia orang yang kita ca—"

"Dengan cara kaya gini?" Potong pemuda itu sarkas.

"Kenapa nggak?"

"Ra, yang lo lakuin ini sama sekali diluar apa yang gue harepin."

"Kenapa?"

"Karena baru langkah awal lo udah jadiin diri lo mangsa." tekan pemuda itu.

Amora terdiam. "Bas--"

"Bisa jangan bahayain diri lo?"

Amora memilih diam.

Jika sudah seperti ini, ia tahu maksud dari sahabatnya itu hanya—

berusaha memastikan ia baik-baik saja, dan takut ia kenapa-kenapa.

Baska mengkhawatirkan keselamatannya.

"Gue nggak bisa 24 jam ada disisi lo, Ra. Jadi gue mohon bikin gue ngerasa lo aman."

"Gue nggak ngelarang lo untuk melangkah, tapi gue minta lo untuk berpikir sebelum bergerak."

ALTAIRAMORA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang