PART 18. PERASAAN

8.2K 449 19
                                    

HAII👋

MOHON DUKUNGANNYA DENGAN VOTE DAN COMENT CERITA INI YA!

AKU AKAN BERUSAHA BIKIN CERITA INI SEMENARIK MUNGKIN:)

FOLLOW WP: Iniruangkita
FOLLOW IG: @Iniruangkita.wp
FOLLOW TIKTOK: iniruangkita

SIAP BACA PART 18?

Let's Goooooo! 🏊

Happy Reading!

PART 18. PERASAAN

Jika ditanya apa yang sangat aku batasi saat ini? Maka dengan tegas aku akan menjawab, "Perasaanku."

***

Semua orang dibuat tahan napas melihat bagaimana tepatnya jari-jari Amora menghentikan pukulan Altair.

"Ra..."

Gadis itu tersenyum, dan hal itu mempu menghipnotis sang ketua Esterlion seketika. "Berhenti, Al."

"Lo nggak boleh bunuh orang."

Dapat Amora rasakan kepalan tangan yang tadinya mengeras kini mulai melemah.

Altair menurunkan tangannya, rautnya berubah khawatir seketika. Ia meraih lembut tangan Amora yang baru saja menangkap pukulannya.

Pemuda itu menggunakan tenaga sekuat mungkin untuk memberi pukulan pada Nino tapi Amora justru menghadangnya, bagaimana rasanya tangan gadis itu sekarang? pasti sakit bukan? Altair frustasi memikirkannya.

"Maaf, Ra..." khawatirnya, tanpa sadar pemuda itu mengusap, membolak-balikkan tangan Amora gusar. "Pasti sakit kan. Maaf, gue nggak bermak--"

"Sttttt..." Amora menghentikan kegusaran Altair, ia elus tangan besar yang juga sedang berada ditangannya itu.

Altair menatap dalam mata Amora. Matanya menggelap menyadari betapa tak baiknya keadaan gadis ini.

"Darah!" desisnya tak terima. Ia berbalik hendak kembali memberi pelajaran pelaku yang membuat Amora seperti ini.

"Berhenti, Al." dengan sekuat tenaga Amora menarik tangan Altair hingga pemuda itu kembali menghadapnya. Tangannya terulur mengusap rahang tegas yang saat ini mengeras. "It's okay. Gue nggak papa."

Altair memejamkan mata, mengendalikan emosinya lewat sentuhan Amora yang berhasil menenangkannya.

Grep

Dalam satu gerakan pemuda itu mendekap erat gadis dihadapannya. Ia sembunyikan wajahnya diceruk leher Amora.

Amora tertegun sesaat. Hingga, perlahan tangannya membalas pelukan Altair.

"Rasanya sakit kan? mereka nyakitin lo kan? bilang sama gue sesakit apa, Ra!" gumaman lirih pertanyaan beruntun dari Altair membuat Amora diam tak percaya.

"Gue baik-baik aja."

Dalam ceruk leher Amora, Altair menggeleng-gelengkan kepala tak percaya.

Amora mengusap rambut Altair dengan senyum tipis. Jika seperti ini, rasanya Altair seperti anak kecil yang sedang merajuk. Ketua Esterlion benar-benar penuh kejutan.

"Lo selalu bikin gue khawatir,Ra."

Amora menghentikan usapan di rambut Altair saat mendengar gumamam itu. "Selalu?"

Altair mengeratkan pelukannya. "Hati gue nggak pernah tenang ketika lo nggak baik-baik aja, Ra."

"Al--"

ALTAIRAMORA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang