PART 35. TAKUT KEHILANGAN

6K 242 43
                                    

Mungkin benar, jika ada yang lebih menyakitkan itu namanya kehilangan, kehilangan yang benar benar kehilangan. Tanpa pertanda, tanpa bisa apa-apa dan kita masih terus berharap padahal tau bahwa harapan itu mustahil, hingga menyisakan sakit dengan rasa mati.

—Amora Auristela

Happy reading!

PART 35. TAKUT KEHILANGAN

Altair dan Amora kembali bergabung dengan yang lain. Operasi hampir selesai. Itulah yang Krisna kirim lewat Whatsaap beberapa menit lalu.

"Amora.."

Panggilan itu membuat Amora menoleh hingga segera menghampiri teman-temannya yang ternyata sudah turut menunggu didepan ruang operasi.

Milly, Soyya, Florin dan Jessica. Beberapa menit lalu mereka datang, mungkin saat Amora dan Altair sedang ditaman rumah sakit.

Amora memeluk teman-temannya satu persatu. Mereka menyalurkan perasaan yang sama pada situasi ini. Cemas.

"Tadi gue ditelpon Galen dia kabari tentang semua kejadian ini, kebetulan gue lagi sama mereka bertiga, My Lovi bilang lo juga disini, jadi gue maksa untuk dateng kesini juga." ujar Milly menjelaskan kenapa pada akhirnya mereka berada disini.

Amora mengangguk.

"Keadaan Karel gimana, Ra? Apa parah banget? Kenapa sampe operasi? Kenapa dia bisa kaya gini?" Jessica berujar penuh cemas, sungguh Jessica tidak tahu kenapa ia begitu khawatir saat ini. Karel yang selalu mencairkan suasana kini tidak berada diantara mereka, dan itu rasanya asing. Jessica tidak percaya bahwa pemuda itu sedang tidak baik-baik saja.

Ia ingin menanyakan pertanyaannya pada anggota Esterlion sejak tadi, tapi melihat kondisi yang terlihat tak mendukung, Jessica tidak berani. Karena sepertinya sesuatu yang serius terjadi dalam geng motor ini. Apalagi melihat kedua orang tua Karel, dengan tangis Mama Karel dalam pelukan suaminya yang begitu terlihat menyakitkan.

Amora mengusap pundak Jessica menenangkan. "Kita berdoa aja, dia pasti lewatin semua ini."

"Gue nggak tau ada apa sama Esterlion. Tapi gue yakin mereka punya musuh bahaya sekarang." ujar Soyya mengatakan apa yang sejak tadi ia pikirkan.

Florin mengangguk mensetujui. "Sebelumnya nggak pernah sampe ada yang masuk rumah sakit separah ini apalagi ini Inti Esterlion. Gue berharap Karel baik-baik aja."

"Ini yang gue takutin punya cowok digeng motor, gue nggak bisa lagi bayangin kalo tiba-tiba, Galen yang..." Milly tidak bisa melanjutkan ucapannya.

Amora segera merangkul pundak Milly, menatap gadis itu seolah menenangkan. "Kita berdoa buat semuanya ya, semoga Esterlion baik-baik aja."

***

"Operasi berjalan lancar. Mungkin, besok pagi Saudara Karel sadar."

Suara dokter itu membuat semua orang bernapas lega setelah berada dalam ketegangan beberapa jam lalu.

Wira dan Andin mengangguk lega. "Terimakasih, dok."

"Cedera kepala yang baru saja dialami mungkin akan memiliki efek samping."

"Apa dok?" Andin menatap suaminya cemas, Wira mengusap bahu sang istri memberi ketenangan.

"Saat Saudara Karel sadar, dia belum pulih sepenuhnya, jadi mungkin akan terjadi sedikit penurunan fungsi otak karena cidera, semua butuh waktu untuk pulih seperti semula."

ALTAIRAMORA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang