PART 45. YANG SEBENARNYA

2.9K 140 50
                                    


Happy reading!

PART 45. YANG SEBENARNYA

"Daripada menusuk dari belakang saya lebih suka musuh yang membenci saya terang-terangan. Karena itu tidak akan membuat saya terluka akan kebenarannya."

***


Tinnnnnn!!!

"Aaaaaa!" Annas berteriak kala ia terhuyung. Seseorang menarik tubunya sekencang mungkin.

BRUK

Amora dan Annas terjatuh dengan keras bersamaan kepinggir jalan.

"Awshh..." Amora meringis kala lututnya mencium aspal karena rok pendeknya.

"Orang gila! Mata dipake!" Itulah kira-kira umpatan bapak-bapak pengendara mobil yang langsung melajukan mobilnya tanpa peduli pada mereka.

"A-amora?"

Annas terkejut siapa yang menolongnya.

Altair berlari secepat mungkin menyadari apa yang terjadi pada gadis itu.

Inti Esterlion yang disana juga ikut berlari menyusul.

"Hey...you okay?" Altair segera meraih pundak gadis itu untuk membantu berdiri. "Bisa berdiri?"

Amora mengangguk.

Altair mengecek tangan Amora segera, mengecek tubuh gadis itu khawatir. "Astaga..." ia menghela napas saat melihat lecet dilututnya.

Inti Esterlion mulai berdatangan.

"Ra, lo nggak papa?!" Panik Hema.

"Waduh lecet anying kakinya!" Histeris Ziyan.

Mereka menghiraukan Annas yang masih terduduk diaspal, gadis itu hanya tertunduk. Merasa malu melihat semua orang dengan penampilannya saat ini.

"Gue nggak papa." Amora justru menatap Annas dan mendekat kearahnya.

"Lo nggak papa?"

Semua orang langsung mengarah pada orang yang ditanyai Amora.

"kaya nggak asing." Lirih Karel.

"Lah Annas?" Galen menyadari siapa perempuan itu.

Begitu terkejutnya semua orang menyadari itu adalah Annas Liliana.

Altair langsung menggenggam tangan Amora. Mencegah gadis itu mendekati Annas, karena takut kenapa-kenapa.

"Al..." Amora menggeleng seolah tidak mau Altair berpikir buruk.

Annas berdiri perlahan.

"Ada yang luka?" Tanya Amora pada Annas.

Gadis itu menggeleng pelan. "G-gue nggak papa."

Annas melangkah pergi secepat mungkin. Namun Amora menyusulnya.

"Ra?" Peringat Altair.

"Bentar Al, lo disini." Ujarnya kemudian juga menatap yang lain, berharap agar tak ada yang mengikutinya.

"Tunggu!" Gadis itu meraih tangan Annas. "Gue mau bicara sama lo."

Annas berhenti.

Mereka saling berhadapan.

Amora dengan seragam Victoria Sastra dan Annas dengan kaos lusuh berpadu celana panjang biasa. Melihatnya Amora justru tak bisa berkata-kata.

Siapa sangka orang didepannya saat ini adalah yang dulu selalu memasang wajah sinis, namun kini hanya menatapnya penuh keraguan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALTAIRAMORA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang