8. Plot And Revenge.

68.8K 9.1K 129
                                    

KAGET, TAU GAK SIH AKU KAGET?!! INI CERITA UDH SAMPE 2K VIEWERSSSSSSSSSSSSSSSS, I'M SO HAPPY RN! SELAIN ITU, CERITA INI JUGA ADA DI PERINGKAT #3 DI MOTHER SAMA #24 DI TSUNDERE.

Ya Allah, gak nyangka sih, 2k aja udah seneng banget ini. Dan maaf juga karena telat update karena Author yang budiman ini lagi agak sibuk di kehidupan nyata. Sedikit aja dulu ya, hehe.

Mau istirahat, 90/100 vote aku update, biar lama HAHAHAH. BYE-BYE!!

-[]-

Daiva membuka lembaran buku kosong yang ia punya dan beri nama 'Love For Kanaya'. Disitu ia akan menuliskan beberapa bagian yang ia ingat dari cerita itu, sekaligus membuat rencana agar ia bisa terhindar dari kematian.

Dengan kacamata bulat yang bertengger di matanya, Daiva yang memang sekarang hanya menggunakan sweater rajut juga celana jeans, dan rambut yang di ikat asal, membuatnya terlihat seperti mahasiswi. Apalagi ia duduk di sofa yang berada didepan pemanas ruangan, cuaca hari ini cukup dingin ditambah hujan yang terus turun.

"Kalau tidak salah, Kanaya itu suka menulis diary. Dan tak lupa ia mencantumkan tanggalnya. Ah! Mari kita ingat," Daiva memejamkan matanya, berusaha mengingat tanggal dimana Kanaya bertemu dengan Gideon.

Setelah ingat, ia langsung menuliskan hal tersebut di buku tulisnya.

Kanaya, bertemu dengan Gideon pada Bulan Juli tanggal 15. Gideon yang sedang melakukan projek harus pergi ke desa tempat Kanaya berada, disitu Kanaya menyelamatkannya pada saat Gideon hampir di ganggu preman sekitar. Namun, setelahnya tempat tinggal Kanaya mengalami kebakaran, membuat kedua orang tuanya tidak bisa diselamatkan, dan Gideon yang berhutang budi pun membawanya pulang ke mansion. Entah kapan, kisah cinta diantara mereka berdua mulai muncul dan disitulah aku sebagai antagonist bergerak.

"Ugh, bahkan aku ingat kata-kata yang Kanaya gunakan di catatan diary nya,"

15 Juli.

Pada saat itu, ada seorang pria yang datang ke desaku untuk projek yang sedang dilaksanakannya. Namun, preman-preman di daerahku membuat bencana dengan mengganggu orang besar sepertinya. Akhirnya, aku membantunya. Namun setelah itu aku mendapatkan nasib buruk, ibu dan ayahku meninggal dunia di dalam rumahku yang terbakar, dengan rumah yang hangus tak bersisa, hanya ada abu. Aku sangat berterimakasih pada pria yang datang ke desaku itu, dia membawaku ke mansion megahnya, ia merawat ku, padahal umur kami tak berbeda jauh. Ibu, ayah, apa yang harus kulakukan untuk membalas perbuatannya? Pria ini begitu baik, bahkan anaknya pun sangat lucu.

Oh, bahkan Daiva ingat, saat Kanaya membaca ulang buku diary nya, bertepatan itulah disaat Gideon melakukan aksi bucin tololnya, memeluk tubuh Kanaya dari belakang seraya mengecup leher Kanaya berkali-kali.

Daiva bergidik ngeri membayangkan wajah datar Gideon yang dipenuhi oleh rasa cinta, ia memukul wajahnya dengan buku yang ia pegang.

"Ya Tuhan, kenapa aku harus menjadi Daiva? Tidakkah aku bisa menjadi udara saja?" Gerutunya. Lalu tak lama setelah itu, ia mendengar ketukan pintu kamarnya.

"Nyonya, saya membuatkan teh agar tubuh nyonya sedikit hangat," Ucap Rossa, kepala pelayan mansionnya yang saat ini baru berusia tiga puluh lima tahun. Orang yang pertama kali menerima kehadiran Daiva setelah Daiva mengalami perubahan sifat yang begitu drastis.

"Ah, terima kasih Rossa. Aku sangat bersyukur memiliki kepala pelayan yang baik disini," Balas Daiva dengan senyumannya.

Rossa menoleh kebelakang tubuh Daiva, dimana terdapat kasur berukuran king size dan terdapat Hazel yang sedang terbaring lemah di atas kasur tersebut.

ANTAGONIST WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang