24. Lilith

34.9K 5K 121
                                    

Suasana di dalam mansion Vector bisa dibilang cukup tidak baik. Setelah kabar menghilangnya sang nyonya di kediaman mansion, banyak para pelayan yang cukup sedih sekaligus ketakutan ketika melihat hawa dingin dari sang tuan.

Gideon berkali-kali menghela nafasnya kasar di dalam kamar, bahkan setelah ia kerahkan seluruh orang-orang hebat yang menjadi bawahannya, sang istri belum ditemukan.

Banyak tempat sudah ia kunjungi, mulai dari mall, rumah mertuanya, kebun binatang, bahkan sampai kuburan tempat Devan disemayamkan pun, Daiva tidak ada.

Hal itu lantas membuat Gideon khawatir juga pusing. Kemana lagi dirinya harus mencari Daiva?

Ditangannya terdapat satu botol alkohol, namun ia hanya memegangnya saja tanpa berniat meminumnya.

Sudah hampir tiga hari Daiva menghilang tepat setelah meminta izin untuk pergi ke toilet. Harusnya ia mengikuti Daiva, juga seharusnya ia tidak ceroboh sampai-sampai kini Daiva malah menghilang.

Bahkan, Daiva menghilang dengan tasnya yang masih berada di dalam genggaman tangan Gideon kala itu.

Anaknya pun kini selalu mengurung diri di kamar, tidak mau makan bahkan setelah ia bujuk, Hazel hanya ingin makan apabila ibunya sudah kembali.

Apakah efek kehadiran Asha dalam tubuh Daiva sebegitu besarnya pada ia dan anaknya?

Gideon memandang botol alkohol yang ia pegang dengan tatapan datar, namun ingatannya kembali ke beberapa hari yang lalu, dimana sang istri memarahinya saat ia dipergoki tengah meminum alkohol.

***
Daiva yang baru kembali dari dapur, kini sudah melangkahkan kakinya ditengah lorong yang sepi, lantai dua memang cukup sepi karena hanya berisi kamar-kamar saja. Namun kamarnya lebih sedikit jauh dan harus melewati kamar dan ruang kerja Gideon.

Langkahnya terhenti tepat di depan ruang kerja Gideon. Ia dapat melihat bahwa ruangan kerja Gideon lampunya masih menyala, bukankah itu berarti Gideon masih kerja?

Walaupun Gideon sudah tahu jiwa dalam tubuhnya ini bukan milik sang istri yang sebenarnya, Daiva memilih untuk tetap bersikap layaknya seorang istri. Jadi ia memutuskan untuk masuk dan bertanya apabila Gideon membutuhkan sesuatu seperti cemilan mungkin? Tentu saja berkutat dengan berkas-berkas memusingkan tidaklah mudah.

Membuka pintu ruangan kerja milik Gideon, pemandangan pertama kali yang Daiva dapat lihat ialah Gideon yang tengah menegak satu gelas berisi alkohol.

Daiva terkejut, begitupula dengan Gideon. Tubuh mereka menegang, Daiva dengan tangan kirinya yang masih memegang kenop pintu, dan Gideon dengan gelas berisi alkohol yang berada tepat didepan mulutnya.

Entah mengapa, melihat Gideon yang menegak alkohol seperti itu, membuatnya teringat pada kejadian dimana Gideon mabuk berat, tanpa ia tahu pasti apa penyebabnya.

Dengan cepat Daiva berjalan kearahnya, mengambil satu botol alkohol dan gelas yang awalnya berada di genggaman Gideon. Kini, kedua barang berbahan kaca itu sudah berada di genggaman tangan Daiva.

Ditatapnya garang sang suami. “Sudah berapa gelas kamu minum?” Interogasinya, menatap Gideon yang masih terduduk kaku.

Dari berat botol minuman beralkohol yang dipegangnya, ia yakin bahwa Gideon sudah minum beberapa kali, bukan hanya baru satu gelas.

Setelah keheningan, Gideon menjawab. “Tiga,”

Jelas saja Daiva marah. Terlihat dari genggamannya pada gelas dan botol alkohol yang mengerat.

“Kamu gila? Bahkan setelah kejadian kamu yang mabuk berat dan masuk ke dalam kamarku begitu saja, kamu masih minum alkohol sampai saat ini?”

ANTAGONIST WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang