Netra ungu violet itu yang awalnya tertutup rapat, perlahan terbuka. Tubuh sang pemilik netra menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri, mencoba untuk mengetahui situasi apa yang sedang terjadi saat ini.
Asing.
Itulah yang dirinya rasakan. Ia berada di dalam mobil dengan kedua orang berbadan besar juga botak yang ada di depannya. Siapa mereka? Kenapa dirinya bisa berada di mobil asing ini? Bagaimana ini terjadi? Juga.. dimana suami dan anaknya?
Akhirnya, ia sudah benar-benar sadar. Ia juga sudah mengetahui situasi saat ini, bahwa ia diculik!
Ini pasti ulah Calvin.
Yah, siapa sih pria yang tidak terobsesi dengannya selain Calvin.
Tampan sih, tapi sifatnya benar-benar zero!
Melirik ke jendela, hanya terdapat pohon-pohon di pinggir jalanan, tidak ada pemukiman sama sekali. Dimana dirinya sekarang? Bahkan ia tidak hapal lokasinya sama sekali.
Daiva menatap kearah dua pria bertubuh kekar dengan kepala yang botak didepannya, terlihat fokus pada jalanan didepan tanpa mempedulikan dirinya.
Ini bukan waktunya untuk panik, ya! Ia tidak boleh panik dan harus sebisa mungkin kabur dari mobil mewah tempatnya saat ini. Tapi, ia harus kemana? Melihat tubuh dua pria didepannya Daiva yakin bahwa mereka tidak mudah dikalahkan.
“Hey, pasti kalian suruhan Calvin. Betul kan?” Celetuknya, memandang sengit pada dua pria bertubuh kekar dengan wajah kekar.
Salah satu dari dua pria itu menoleh sesaat kearah Daiva, mengangguk kaku lalu kembali fokus pada jalanan. Membuatnya harus mencebikkan bibir kesal.
Otaknya sekarang hanya dipenuhi bagaimana agar ia bisa kabur dan gagal diculik, namun sial sekali disaat darurat seperti ini otaknya malah lemot. Kenapa otaknya tidak bisa diajak berkompromi, sih?
Masa sih ia harus pasrah diculik ke mansion mewah namun menyeramkan milik Calvin? Seingatnya memang Calvin tidak melakukan kekerasan pada Kanaya di novel. Tapi tadi Calvin melakukan kekerasan padanya!
Rasa takut akan melihat wajah menyeramkan bak penyihir yang sialnya tampan milik Calvin terngiang di benaknya, bulu kuduknya berdiri, tubuhnya menegang dengan keringat dingin yang perlahan meluncur dari pelipisnya.
“Aku belum siap mati lagi...” Batinnya dengan banyak pemikiran negatif di otaknya, mulai darimana Calvin yang mengurungnya dalam ruangan gelap nan sembab, juga menyiksanya dan beberapa hal kejam lainnya.
Tuhan, disaat seperti ini ia ingin memiliki kekuatan menghentikan waktu juga teleportasi untuk kembali ke mansion Vector.
Gerbang megah didepannya terbuka, langsung menampakkan sebuah bangunan mewah nan megah yang terpampang begitu jelas. Tak terasa, mobil yang menjemputnya ini kini sudah memasuki mansion mewah milik Calvin. Mansion Ardame.
Calvin Ardame. Si antagonist yang menjadi sumber utama kenapa novel tempatnya saat ini memiliki sad ending.
Tubuhnya kembali menegang, tangannya yang diikat dibelakang membuatnya tak bisa bergerak bebas. Juga, tasnya yang hilang.
Brengsek, brengsek, brengsek!
Banyak umpatan Daiva lontarkan dalam hatinya, tak berani ia ucapkan secara langsung karna bisa saja mulutnya langsung dijahit oleh Calvin atas laporan dari dua pria kekar yang bersamanya tadi.
Mobil diparkirkan, dua orang bertubuh kekar yang memiliki luka di wajahnya itu, keluar dari pintu lalu mengeluarkan Daiva dari mobil secara hati-hati, membuat Daiva sedikit keheranan karena biasanya orang yang diculik akan diperlakukan dengan kasar. Tapi ia bersyukur karena tubuhnya tidak akan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST WIFE
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA UNTUK INFO TTG CERITAKU^^! [Hyewonwibu Fantasy stories series #1] Asha harus kehilangan nyawanya pada saat tepat sehari setelah ulang tahunnya yang ke-22 tahun. Ia harus meninggalkan keluarganya, teman-temannya, bahkan kucing...