14. What?!

61.5K 8.7K 709
                                    

INI AKU BAIK BANGET GAK SIH UPDATE SEBELUM HARI SELASA?? 😏😏😏

Jangan lupa kalau ada typo bantu koreksi di komentar ya.

–[]–

Sesudah kejadian teh pada saat itu, Daiva dan Gideon terlihat saling menjauh, keduanya selalu menghindar antara satu sama lain.

Dan soal Kanaya yang dibunuh, itu hanya omong kosong. Karna sebenarnya Kanaya sibuk bekerja di toko roti, dan dia hari ini sedang berkunjung ke mansion.

“Kak Daiva, Kaka tau tidak?” Tanya Kanaya dengan nada antusiasnya, panggilan kakak sendiri Daiva yang mengusulkan.

Daiva yang sedang asik membuat kue brownies menggeleng tanpa menatap orang yang bertanya.

“Aku.. di toko roti bertemu orang baik! Dia membantuku saat aku hampir dilecehkan oleh kumpulan preman, walaupun.. akhirnya pria itu babak belur karena berusaha menyelamatkanku,” Cerita Kanaya, membuat aktivitas Daiva terhenti.

“Kamu hampir dilecehkan? Kenapa tidak memberi tahu padaku?!” Ia menatap Kanaya garang, sedangkan Kanaya hanya bisa menunduk.

“Maaf, kak.”

Menghela nafasnya, Daiva kembali membuat brownies. “Siapa namanya?”

“Arta,”

Arta?? Sepertinya Daiva tau karakter itu.

Ah, dia karakter yang menyelamatkan Kanaya pada saat hendak kecelakaan, dan berakhir meregang nyawa karena mengorbankan dirinya.

Kanaya yang waktu itu sedang ada masalah dengan Gideon begitu frustasi, bahkan saking frustasinya ia berjalan tak tahu arah sampai-sampai ia berada di tengah jalan dengan truk yang tak jauh darinya, Arta sang figuran yang mencintai Kanaya dalam diam, melihat Kanaya dalam bahaya. Akhirnya ia berusaha menyelamatkan Kanaya, dan berhasil, namun dirinya sendiri yang harus tewas.

Yah, asalkan kalian tau bahwa cerita 'Love for Kanaya' konfliknya cukup berat.

“Kanaya, Arta itu orang yang baik, jadi aku harap kamu menjaganya dengan baik. Apakah kamu menyukainya?”

Mendengar pertanyaan Daiva membuat Kanaya melebarkan senyumnya, berarti sudah pasti. Kanaya jatuh cinta pada Arta.

“Kakak kenal Arta?”

“Tidak, namun mana ada orang yang mau membantu seseorang sampai rela tubuhnya yang jadi korban? Arta rela tubuhnya memiliki banyak memar akibat bogeman para preman demi melindungi dirimu, padahal dia sendiri payah dalam berkelahi, betul kan? Jadi dia tulus padamu, Kanaya.” Jelas Daiva, membuat Kanaya mengangguk paham.

“Arta itu memang bodoh, sudah tau dia tidak bisa berkelahi namun dia tetap berusaha melindungiku. Sialnya hal itu yang membuatku jatuh cinta padanya,” walaupun ucapannya terdengar kesal, namun tatapan matanya tak bisa berbohong. Tatapan penuh rasa cinta, membuat Daiva bergidik ngeri, dirinya belum pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta.

Pacaran sih pernah saat dirinya masih menginjak bangku sekolah menengah atas kelas sepuluh. Tapi itu hanya cinta monyet.

“Aku harap kamu bahagia,” menepuk bahu Kanaya pelan, akhirnya Daiva berlalu meninggalkan Kanaya yang terdiam sembari menggenggam tangannya erat.

“Setelah ibu dan ayahku, hanya kamu kak yang mau mempedulikan aku..” Lirihnya, segera ia menghapus air mata yang hampir terjatuh dari matanya, dan mengejar Daiva.

Kini Daiva di ruang tamu, bersama tv dan Kanaya yang sama-sama asik menonton film yang Daiva perankan. Film bergenre pembunuhan dimana Daiva menjadi karakter antagonist disitu, seorang wanita psikopat gila yang meneror para pemeran utama yang totalnya terdapat lima orang. Dengan akhir tragis dipenjara, dan tewas terbunuh oleh karakter baru untuk episode dua dari film tersebut.

ANTAGONIST WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang