10. Pemeran utama wanita

62.5K 9.1K 319
                                    

Sebulan lebih sudah aku berada di dunia novel sebagai si antagonist wanita ini. Dan hari ini, adalah hari kembalinya Gideon dari desa tempat tinggal Kanaya, tentunya dengan Kanaya.

Aku penasaran, bagaimana ya paras cantik Kanaya yang diagung-agungkan di dalam novelnya? Walaupun rambutnya hanya berwarna coklat sama dengan matanya, wajah imut milik Kanaya menarik perhatian banyak pria, bahkan banyak yang berlomba-lomba untuk memilikinya. Memang pesona seorang pemeran utama wanita.

"Mama, kapan papa akan pulang?" Hazel yang sedang memakan buah apelnya di taman bersamaku, bertanya.

Yah.. setidaknya selama sebulan ini aku membuat Hazel dan Gideon lebih dekat.

"Apa El merindukan papa?" Aku berusaha menggoda Hazel, dapat kulihat telinganya memerah.

"T-tidak! El tidak lindu papa, El beltanya begitu agal El bisa baleng mama," Hazel menyimpan buah apelnya di sebelahnya, lalu memelukku dengan manja. Aku heran, akhir-akhir ini Hazel begitu manja padaku.

"Mama? Apa El bisa punya adik?" dari banyaknya topik yang ada di dunia, kenapa kau menanyakan itu Hazel?!

"Eh? Apa El mau adik?" bukannya menjawab, aku malah bertanya balik.

"El ingin punya teman, makanya El ingin adik. Tapi.. apa setelah El punya adik, mama tidak akan menyayangi El lagi?" Di satu sisi, El sangat menginginkan adik, namun di sisi lainnya, ia tidak ingin kehilangan kasih sayang dari ibunya.

"Bukankah El bisa bermain dengan mama?" Aku masih berusaha membujuk Hazel agar tidak mau memiliki adik, sebulan ini aku tau bagaimana sifat Hazel apabila bersamaku, apabila keinginannya tidak dikabulkan, dia akan merengek. Namun aku memakluminya kok.

"Mama sudah besal. El maunya adik!"

Sepertinya akan susah untuk membujuk Hazel.

"Kalau El menginginkan adik, bilang pada papa saja, ya?" Mungkin hanya ini satu-satunya jalan agar Hazel tidak merengek.

"Oke!" dan akhirnya, Hazel kembali memakan apelnya yang sudah tersisa setengah.

"Nyonya, tuan Gideon sudah datang," Rossa tiba-tiba menghampiri kami, berucap bahwa Gideon sudah datang.

Jantungku berdegup kencang, sehingga aku harus mengepalkan tanganku. Aku gugup! Apa karna akan ada pemeran utama wanita?

Namun yang membalas ucapan Rossa adalah Hazel, ia terlihat girang dan langsung berlari masuk ke dalam mansion, tentunya aku harus mengejarnya. Cara berlari Hazel seperti orang sakit yang akan mudah terjatuh.

Sesampainya di ruang tamu, Hazel langsung berteriak sembari memeluk kaki Gideon.

"PAPA! EL INGIN ADIK!"

Sedangkan aku, mematung melihat wajah Kanaya yang berada di samping Gideon, sungguh.. apakah itu pemeran utama wanita?! Dia imut!

Kanaya--si pemeran utama wanita itu terlihat terkejut begitu melihatku, dapat dilihat ia yang menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Daiva, aktris terkenal yang sudah memiliki banyak penghargaan itu?!"

Eh?

"Apa.. kamu mengenalku?" Aku menunjuk diriku dengan bingung, aku ingat di dalam novel, Kanaya tidak mengenal Daiva sedikitpun.

"Ya! Aku penggemar beratmu nona Daiva! Bisakah aku meminta tanda tanganmu?!"

Kanaya berlari ke arahku dengan buku diary nya yang ia pegang. Lalu menyerahkannya kepadaku sembari menunjukkan lembar kosong untuk diisi oleh tanda tanganku.

Ada apa ini?! KENAPA ALUR CERITANYA BERUBAH?!

"Ah aku tidak membawa pulpen," Aku berusaha beralasan agar tidak menulis tanda tanganku di lembaran kosong tersebut. Tapi aku memang tidak membawa pulpen, kok! Juga aku lupa bagaimana tanda tangan si aktris terkenal ini.

ANTAGONIST WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang