22. Obsesed, huh?

50.5K 6.3K 267
                                    

VOTENYA KAKAK~

–[]–

Calvin menarik Daiva menuju suatu tempat, tempat yang sepi membuat Daiva bergetar ketakutan. Ia masih sayang nyawa, namun kenapa harus berurusan dengan psikopat gila ini?!

“Daiva..” si pria bersurai pirang ini memanggil Daiva, menatap kearah sang empu yang tengah menatapnya risih sekaligus ketakutan.

Calvin adalah penyebab kematian Gideon. Dia juga yang awalnya terobsesi pada Daiva, menjadi terobsesi pada Kanaya karena Gideon mencintai Kanaya. Pria ini selalu iri dengan apa yang diperoleh dari Gideon sejak mereka masih duduk di bangku SMA, hingga ia selalu mencoba untuk merebut orang-orang yang Gideon cintai.

Bahkan Kanaya sempat ia culik dan dikurung, karena saking terobsesinya Calvin pada Kanaya, ia tidak ingin Kanaya melihat siapapun kecuali dirinya. Namun hal tersebut tak berlangsung lama, Gideon berhasil menemukan lokasi Kanaya, lalu merebut kembali Kanaya dalam pelukannya.

Pada saat bagian itu, Daiva sudah meninggal. Terbunuh oleh rencana jahatnya sendiri demi mendapatkan kembali sang pujaan hati yang awalnya ia sia-siakan.

“Kenapa kamu menarikku kesini?! Orang yang melihat kita seperti ini mungkin akan menganggap bahwa aku berselingkuh dari suamiku,” wajah Daiva menampakkan raut wajah emosi. Mengingat pria ini yang membuat Gideon tewas, membuatnya merasa benci sampai ingin mencabik-cabik pria dihadapannya ini.

“Apa kamu tidak ingat dengan janji kita pada saat sekolah dulu?” Tanya pria berumur 24 tahun itu, tentunya dibalas gelengan kepala oleh yang ditanya.

Daiva yang asli mungkin sudah memberikan semua ingatannya pada dirinya, namun tidak ada tuh ingatan tentang sebuah perjanjian antara Daiva dengan Calvin pada saat masih duduk di bangku SMA.

“Kita tidak pernah membuat janji konyol seperti itu, Calvin!”

Calvin terlihat emosi, ia mencekik leher Daiva dengan kuat sampai membuat yang dicekik terbatuk-batuk. Dengan sengaja, Calvin mendekatkan wajahnya pada wajah Daiva dengan sorot mata penuh obsesi yang jujur saja membuat Daiva bergemetaran takut.

“Bukankah dalam janji kita, kita harus selalu bersama dan bahagia pada saat kita sudah beranjak dewasa? Kenapa.. sekarang kamu malah terlihat bahagia bersama Gideon? Bukankah pernikahan kalian hanya sekedar perjodohan? Lantas mengapa kalian terlihat begitu harmonis? Bagaimana dengan janji kita, Daiva?”

Cekikan dilepas, dengan susah payah Daiva meraup udara. Dalam hati ia menyumpah serapahi pria di depannya, manusia gila!

Dagu Daiva dicengkram oleh tangan Calvin, menarik paksa wajah cantik itu untuk menatap wajah tampan sialan miliknya.

“Haruskah aku mengurung dirimu di kediamanku agar kamu hanya bisa melihat diriku dan bisa menjadi milikku selamanya?”

Wajah tampan penuh obsesi itu.. ingin sekali Daiva hajar sampai babak belur. Apakah pria ini bodoh? Sudah jelas ia memiliki tunangan, lantas kenapa harus terobsesi pada dirinya yang sudah menjadi istri orang?!

Terlalu emosi, Daiva melepas cengkraman tangan Calvin pada dagunya secara paksa, menendang selangkangan milik Calvin lalu berteriak. “BAJINGAN, GUE MANA MAU SAMA COWO PENUH OBSESI KAYA LO!”

Setelah itu berlari pergi meninggalkan Calvin yang tengah mengaduh kesakitan sembari menunduk. Namun dibalik wajahnya yang tertunduk itu, terdapat sebuah seringaian yang nampak begitu tampan juga berbahaya.

Pria itu, nampak menikmati tendangan Daiva pada selangkangannya. Memuji betapa kerasnya Daiva menendang area masa depan miliknya.

“Aku tidak akan melepaskanmu semudah itu.”

ANTAGONIST WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang