7. Clear

69.5K 10.6K 282
                                    

Tau gak sih? Aku kaget.. votenya udah 30 lebih😭. Thanks banget ya, nih makan dl asupan Gideon sama Daiva. Kalau bisa sampe 50 vote aku update, mau istirahat dulu🧖🏻‍♀️.

Daiva mengerjapkan matanya, badannya terasa remuk. Setelah melirik ke sekitar, ia menemukan seorang pria tengah duduk tak jauh darinya dengan tablet besar berlogo apel tergigit di pegangannya.

“A-air..” Daiva berucap dengan suara yang serak dan lemah. Kira-kira, ia tertidur berapa lama ya?

“Ah, kamu sudah bangun ternyata.” Gideon berdiri dari sofa yang ia duduki, lalu memberikan Daiva air minum.

Daiva meminumnya sampai tak bersisa, lalu sesudahnya ia menatap datar kearah Gideon.

“Tidak, yang kau lihat ini adalah arwah Daiva.”

“Candaan mu garing, Daiva.” Gideon duduk di pinggiran kasur, menatap Daiva yang bingung sendiri.

“Kenapa duduk disini? Sana kembali ke sofa!”

“Tidak mau. Aku disuruh ibumu untuk menjagamu,”

Daiva mengepalkan tangannya, ia merasa marah entah kenapa. Apa ini respon dari pemilik tubuhnya yang asli, ya? Kan memang sang antagonist ini tidak suka dianggap lemah.

“Tidak perlu! Aku bukan anak kecil, sana kembali fokus pada tablet mu!”

Namun bukannya kembali, Gideon masih tetap tak bergeming sembari menatap Daiva. Membuat Daiva ingin sekali mencakar wajah tampan Gideon, bagaimana ia tidak bisa tidak jatuh pada pesona seorang Gideon?! Apa lagi ia sedang ditatap begitu intensnya oleh Gideon.

Akhirnya Daiva memutus kontak mata dengan Gideon, ia melirik ke sekitar, ternyata ini adalah kamarnya sebelum menikah dengan Gideon, berarti ia masih berada di rumah ibunya, dong?

“Gideon, bagaimana rasa kue brownies buatanku?” Tanya Daiva, setelah keheningan beberapa saat.

“Aku masih tidak menyangka kamu bisa membuat brownies dan memasak.”

“Yayaya, aku hanya butuh pendapat darimu bagaimana rasanya!” Ucap Daiva ngegas.

“Tidak enak.”

Daiva membelakakan matanya, ia menatap garang Gideon yang terlihat santai.

“Lalu kenapa Hazel memakan brownies buatanku begitu lahap?!”

“Mungkin saja agar cepat habis, karena rasanya sungguh tidak enak dan dia tidak ingin mengecewakanmu,” Jawab Gideon, ia berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju sofa.

“Ah.. bisa jadi iya. Baiklah, berarti aku harus membuat brownies seenak mungkin agar Hazel menyukainya!” Ucap Daiva begitu semangat, mungkin kalau di-animasikan akan terdapat api yang membara di belakang tubuh Daiva, atau matanya yang terdapat api.

Melihat Gideon yang kembali ke tempatnya semula, membuat Daiva berucap syukur, namun ia tarik kembali ucapan syukurnya setelah melihat Gideon yang kembali berjalan kearahnya dengan tabletnya.

“Sial, apa yang kau lakukan Gideon?!” Teriak Daiva ketika Gideon merebahkan tubuhnya di kasur yang ia tempati. Oh ayolah, ada apa dengan pria ini? Mereka tidak sedekat itu untuk tidur bersama.

“Diamlah, aku sedang lelah. Menjadi ceo itu pusing.” Ucap Gideon dengan suara pelannya, menyimpan tabletnya di nakas, lalu tertidur dengan posisi memunggungi Daiva.

“Kau 'kan bisa tidur di kamar tamu!” Wajah Daiva memerah, bukan karena malu, tetapi karena marah.

“Aku hanya menjaga agar istriku tidak diambil monster.” Jawabnya, tanpa membalikkan badan sedikitpun.

ANTAGONIST WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang