16. Party

56.8K 8.8K 382
                                    

Gideon memberikan sebuah kartu undangan pada Daiva yang dibalas dengan raut wajah bingung oleh Daiva.

“Apa ini? Kenapa kamu memberinya padaku?” Tanya Daiva.

“Pesta.”

“Pesta?”

“Ya. Pesta perayaan ulang tahun anak bungsu keluarga Edward yang ke tujuh belas.” Jelas Gideon.

Tunggu-tunggu, Daiva merasa Dejavu akan hal ini. Bukankah ini pesta dimana Kanaya bertemu dengan antagonist pria? Harusnya, Gideon mengajak Kanaya bukan Daiva. Ya walaupun Gideon tidak mengajak Daiva, Daiva tetap datang ke acara tersebut karena ia memang diundang juga.

“Lalu, apa hubungannya denganku? Ini kan kartu undangan untuk mu, bukan untukku,” Balas Daiva. Ia juga sedikit bingung sih, bukannya harusnya ia mendapatkan undangan juga? Namun kenapa sekarang tidak?

“Ini kartu undangan kita berdua asal kau tau, bukankah kita sudah mempublikasikan status kita sebagai pasangan suami-istri? Jadi nanti malam kau harus ikut denganku.”

Daiva hanya mengangguk, ia melihat isi undangan itu yang memang diperuntukkan untuk dirinya juga Gideon. Mungkin karena ia dan Gideon sudah mempublikasikan status mereka jadi keluarga Edward bisa menghemat satu kartu undangan.

“Jadi.. kenapa kamu tidak mengajak Kanaya saja dan malah mengajakku?”

Sekilas, mata Gideon menunjukkan kilatan emosi.

Ia mencengkram kedua lengan Daiva, mendekatkan wajahnya ke telinga Daiva dan berbisik. “Karna kamu istriku. Bukankah itu cukup jelas untuk menjelaskan kenapa aku harus mengajakmu? Sekali lagi kamu berbicara tentang Kanaya padaku, aku akan menghukummu di ruang bawah tanah.” ucapnya penuh penekanan, lalu pergi meninggalkan Daiva dengan segala pemikirannya.

“Ruang bawah tanah? Apakah aku akan disiksa seperti Dara?” Gumam Daiva bergidik ngeri, kemudian ia memutuskan untuk mengecek pakaiannya untuk nanti malam.

Melangkah kedalam closet room pribadinya, ia memandang sekitar, mencari dress atau gaun yang akan ia gunakan nanti malam.

“Well, kebanyakan pakaian Daiva yang asli itu terbuka semua..”

Ia melirik kekanan dan kekiri, matanya tak berhenti memutari seluruh ruangan untuk melihat adakah pakaian yang cocok untuknya, tidak terlalu terbuka tentunya.

“Oh, itu!” Daiva memekik senang ketika melihat pakaian dress berwarna hitam yang hanya sebatas pahanya, walaupun pahanya sedikit terekspos, namun dadanya tertutup. Tanpa hiasan lain di dalam dress tersebut, hanya pakaian lengannya yang sebatas siku yang memang dibuat mengembang.

“Ini tidak akan terlalu berlebihan untukku, kalau seperti ini pesona antagonistku semakin menguar,” Dirinya mengangkat dagu, merasa bangga.

“Lalu.. model rambutku? Yah tidak perlu repot karena tubuh ini akan tetap cantik meskipun di dandani seperti gembel,”

Akhirnya, ia memilih untuk mengikat rambutnya kuncir kuda dengan jepitan mutiara juga sepatu hak hitamnya yang akan ia pakai.

“Itu masih nanti malam, apa aku harus mengajak Hazel?” Ia mengetuk dagunya dengan jarinya berkali-kali. Daiva ingin sekali mengajak Hazel, namun kalau Gideon tidak mengizinkannya bagaimana? Tidak ada anak kecil di acara ulang tahun tersebut.

Keluarga Edward merupakan keturunan bangsawan, namun mereka lebih tinggi kastanya dibandingkan yang lain, karena mereka keturunan ratu terakhir. Ya, pemimpin negeri yang Daiva tempati itu pada saat zaman kerajaan adalah seorang ratu, bukan raja ataupun Kaisar. Namun sang ratu tersebut sangat bijaksana dan para pengikutnya selalu merasa makmur karena dipimpin oleh ratu sehebatnya.

ANTAGONIST WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang