13. Klarifikasi?

62.2K 9.3K 771
                                    

Sehari setelah kejadian di mall, muncul berbagai artikel di website bahkan YouTube, tentang hubungan seorang CEO dan Aktris terkenal dimana mereka diam-diam menikah lalu memiliki anak.

"Apakah aku harus spesifikasi? Eh-- apa sih namanya?" Daiva sibuk berbicara sendiri di sofa ruang tamu. Berbaring dengan tidak elitnya, dimana letak anggun seorang keturunan bangsawan ini?

"Klarifikasi, nyonya." Rossa yang kebetulan lewat, mengoreksi.

"Ah, ya! Haruskah aku membuat klarifikasi, Rossa?"

"Memangnya nyonya harus mengklarifikasi tentang apa?" Bingung Rossa.

"Tentang hubunganku dengan Gideon. Kau tau kan, setelah kejadian ke mall aku dan Gideon jadi bahan perbincangan para warga, untungnya pada saat di mall Hazel tidak terganggu sama sekali." Jelas Daiva, memegang dagunya seakan-akan tengah berfikir.

"Semua orang mungkin belum mempercayai bahwa nyonya dan tuan Gideon sudah menikah, jadi alangkah baiknya mungkin nyonya klarifikasi tentang hubungan nyonya dengan tuan Gideon. Jadi semua orang pun bisa tahu bahwa nyonya sudah menikah dengan tuan Gideon dan tidak akan bisa mendekati nyonya," Saran dari Rossa membuat wajah Daiva berseri-seri.

"Ya ampun! Kepala pelayan ini sungguh hebat, haruskah aku menaikkan gajimu?"

Rossa menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu nyonya! Gaji saya baru dinaikkan tuan Gideon seminggu yang lalu, kalau seperti itu terus, pelayan yang lain akan komplain pada tuan dan nyonya."

"Iya juga sih, tapi kamu kenapa dinaikkan gaji oleh Gideon?" Daiva memicingkan matanya curiga, membuat Rossa tergagap.

"A-anu.."

"Tidak perlu disebutkan sih, itu tidak penting. Jadi diamlah disitu dan nanti beri penilaian bagaimana kata-kata klarifikasi-an ku."

Ucapan Daiva membuat Rossa menghela nafasnya lega. "Nyonya mungkin akan marah besar apabila tau bahwa aku diam-diam melaporkan kegiatannya pada tuan Gideon."

"Hmm.. sudah!" Setelah lima menit menunggu Daiva yang sedang membuat kata-kata untuk klarifikasinya, akhirnya jadi juga. Walaupun sedari tadi Rossa harus bersabar melihat tingkah nyonya-nya itu, rambut sepinggangnya yang berantakan, daster bercorak modern yang terlihat kusut, juga satu kakinya yang diangkat ke punggung sofa. Lagi-lagi Rossa bingung, kapan nyonya-nya membeli daster? Sebelumnya ia tidak pernah melihat Daiva memakai daster tuh.

Daiva menyuruh Rossa untuk duduk disebelahnya, setelah itu ia menyerahkan handphonenya pada Rossa untuk dibaca.

"Bagaimana menurutmu?"

"Ini sudah bagus nyonya," Ucap Rossa membuat Daiva menganggukkan kepalanya.

"Baik, terima kasih. Aku akan bertanya pada yang lainnya," Daiva mengambil handphonenya lalu berlari menuju dapur. Guna mencari para koki.

Namun diperjalanan, dirinya menemukan lima orang pelayan wanita yang tengah berbincang.

"Ah nyonya Daiva!" Seseorang dari mereka menyadari kedatangan Daiva, membuat yang lainnya langsung menoleh dan reflek membungkuk.

"Maaf karena kami tidak menyadari kehadiran anda!" ucap mereka serentak, membuat Daiva hanya menunjukkan senyumannya, walaupun tak akan terlihat sih.

"Gapapa, kalian tadi sibuk bahas bodyguard baru yang ganteng itu kan?" Goda Daiva, kelima pelayan yang sudah kembali berdiri tegak itu memalingkan wajahnya malu.

"Yah, aku pun sama dengan kalian. Bodyguard itu sangat tampan! Sayang sekali, umurnya masih dua puluh satu tahun, apa tidak apa-apa ya kalau aku menikahinya?"

ANTAGONIST WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang