Asha mengerjapkan matanya berkali-kali, ia terduduk, memandang kearah sekitar yang tak asing baginya. Lalu ia menunduk, melihat rambut panjang berwarna perak yang tidak diikat.
Tunggu-tunggu, otak Asha menjadi lemot saat ini.
Apa.. Asha ber-transmigrasi jiwa?!
"Ga mungkin, semua itu cuman fantasi kan? Hahaha, gue udah gila pasti. Harusnya gue udah meninggal, kalau engga, ya gue koma,"
Asha menggelengkan kepalanya, ia akan turun dari kasur kalau saja tak merasakan pelukan erat dipinggangnya.
Oh astaga, itu Hazel yang tertidur sambil memeluk dirinya!
Bisakah Asha menerima keadaan bahwa ia ber-transmigrasi jiwa? Tetapi kalau kembali ke kehidupan lamanya pun, ia akan kebosanan, tidak ada Hazel disana.
Pikiran Asha berkecamuk. Gadis ini bingung, apakah ia benar-benar berpindah jiwa ataukah ini hanya mimpi semata. Tetapi, semuanya terasa nyata.
Kalau memang benar dunia ini nyata, bagaimana ia bisa masuk ke dalam tubuh ini? Kenapa harus dia diantara banyak orang yang sudah kehilangan nyawanya, di dunianya yang asli apakah dia masih hidup atau tidak? Itulah yang berada di dalam pikiran Asha.
Setelah terdiam beberapa saat, Asha mengangguk mantap. Ia menerima keadaan bahwa ia memang ber-transmigrasi jiwa kedalam tubuh Daiva, walaupun sulit diterima kenyatannya, tetapi selagi ada Hazel, ia tidak masalah.
Yang terpenting, ia tidak perlu ikut campur antara kisah asmara Gideon dan Kanaya, biarkan mereka bahagia. Kalau pun ia harus cerai dengan Gideon, ia terima-terima saja, yang penting Hazel bersamanya.
Pokoknya, rawat Hazel sebaik mungkin dan buat Hazel semakin dekat dengannya, agar saat ia bercerai, ia tidak merasa kesepian.
"Tapi.. Daiva yang asli kemana ya?" Gumam Asha. Ia kembali merebahkan tubuhnya di sebelah Hazel lalu kembali memeluk Hazel.
Terserahlah, ia hanya ingin menghabiskan waktunya dengan Hazel si imut.
Baru saja ia hendak terlelap, Asha harus kembali membuka matanya akibat Hazel yang mengigau. Masalahnya, Hazel mengigau sembari menangis!
Asha yang panik pun semakin memeluknya dengan erat, menghapus air mata dari pelupuk mata Hazel dan mengusap kepala Hazel.
"Nyonya.. m-maaf.."
Nyonya? Ah.. Daiva si kampret.
"Sstt, jangan menangis," Asha terus mencoba menenangkan Hazel, tak lama Hazel pun kembali tenang. Namun Hazel langsung membuka matanya, menatap kearah Asha yang sedang tersenyum kearahnya.
Mulai dari sini kita panggil Asha jadi Daiva aja ya. Biar gak ribet.
"Nyonya..?" Kaget Hazel, ia hendak turun dari kasur, namun Daiva menahannya.
"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memanggilku dengan sebutan mama?" Daiva menatap Hazel dengan wajah cemberutnya.
"Eh?" Hazel mengerjapkan matanya berkali-kali. Membuat Daiva mengigit bibir bagian dalamnya, menahan teriakan yang akan ia keluarkan.
Namun, sepertinya itu sia-sia. Lihat saja Daiva yang sudah mengguncang tubuh Hazel yang berada di pelukannya.
"HAZEL KENAPA KAMU LUCU SEKALI SIH?! ututu anakku~" Daiva mencubit hidung Hazel gemas, sedangkan Hazel masih blank.
"M-mama?"
"Yes, sweetheart?" Balas Daiva, menatap Hazel yang terlihat malu, dengan pipinya yang merona merah sampai ke telinga.
![](https://img.wattpad.com/cover/289332697-288-k286997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST WIFE
FantasyFOLLOW SEBELUM MEMBACA UNTUK INFO TTG CERITAKU^^! [Hyewonwibu Fantasy stories series #1] Asha harus kehilangan nyawanya pada saat tepat sehari setelah ulang tahunnya yang ke-22 tahun. Ia harus meninggalkan keluarganya, teman-temannya, bahkan kucing...