my love part 3

22 6 0
                                    


Laras pulang dengan perasaan yang sangat berantakkan. Dia sudah menunggu lelaki itu turun. Tapi dia tidak terlihat sama sekali. Jangankan tubuh tingginya, batang hidungnya pun tidak terlihat. Dengan perasaan yang campur aduk, Laras keluar dari kantor. Dia berjalan menuju halte busway terdekat. Dengan pikiran yang terus berjalan.

Laras memikirkan kalau dia akan dipecat, karena kedua bosnya itu tidak menyukainya. Dia berpikir kalau dia akan kehilangan pekerjaannya. Pikiran-pikiran buruknya itu membuat Laras merasa sangat lelah. Dia merasa dadanya terasa sesak dan sakit. Laras segera mencari tempat duduk, mengambil satu obat di dalam tasnya dan meminumnya. Dia mencoba untuk menormalkan napasnya. Secara perlahan rasa sakit yang Laras rasakan pun hilang.

"Nona, apa yang kamu lakukan disini?" Laras menoleh pada seorang pria yang keluar dari mobilnya. Bosnya itu memang sangat tampan dan baik. Laras merasa tidak percaya kalau lelaki bodoh itu adiknya.

"Bapak?" Laras segera menundukkan tubuhnya dengan hormat. Lalu berkata," Saya baru pulang dan ingin pergi ke halte bus." Namjoon menganggukkan kepalanya.

"Maaf pak, saya permisi," ucap Laras. Dia kembali membungkuk dan pergi. Namjoon hanya memperhatikan perempuan itu. Tadi dia melihatnya seakan menahan sakit. Lalu meminum obat. Ada rasa khawatir di hatinya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa.

****

Entah ini yang keberapa kalinya Laras harus pergi ke dokter. Rasanya lelah. Minum obat-obatan saja sudah membuatnya muak. Ditambah dia harus rutin cek up. Duduk di ruang tunggu, Laras memainkan ponselnya. Sampai akhirnya dokter memanggil namanya. Laras pun beranjak dari bangku, dengan jantung yang terus berdebar. Seakan takut dengan hasilnya.

Setelah masuk ke ruang dokter dan menjelaskan beberapa keadaannya selama satu bulan ini. Belum lagi berbagai pemeriksaan. Akhirnya Laras kembali kebangku dan harus mendengar penjelasan dokter.

"Saya sudah mengatakan padamu, jangan tidur larut malam dan jangan terlalu lelah," ucap dokter tampan dihadapannya. Dari nametagnya tertulis nama seokjin.

"Saya harus tetap makan, dok. Dan berbaring tidak akan membuat saya kenyang," saut Laras. Dokter Seokjin hanya tertawa dan menggelengkan kepala.

"Saya sudah mendaftarkan namamu untuk donor jantung. Saya harap akan mendapatkannya sesegera mungkin. Karena bisa keadaanmu saat ini..."

"Saya baik-baik saja, dok," ucap Laras. Seokjin sangat terpana dengan perempuan muda ini. Dia sangat bersemangat dan mempunyai keinginan untuk sembuh yang sangst tinggi. Walau dia pun tahu, perempuan ini memiliki ketakutan yang cukup besar juga.

"Baiklah. Minum obat yang teratur, usahakan istirahat cukup dan jangan kelelahan atau memikirkan hal-hal yang membuat kamu kelelahan," ucap dokter. Laras mengangkat tangan dan memberi hormat pada pria itu. Dia tersenyum dengan sangat manis dan berjalan keluar.

*****

Laras duduk di tempat yang cukup sepi. Dia harus kuat. Dia tidak boleh lemah. Dia pasti bisa melewati ini semua. Laras terus berkata seperti itu pada dirinya sendiri. Tapi sayangnya dia tidak bisa menahan saat airmatanya terjatuh begitu saja. Laras menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan menangis.

Dia sudah pergi dari negara asalnya ke negara orang hanya untuk pengobatannya. Disini pun dia harus bekerja paruh waktu, sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan tetap. Walau itu masih harus menunggu sampai atasannya menyetujui dia menjadi pegawai tetap. Tapi rasanya dia akan dikeluarkan, karena sikapnya yang sangat buruk pada adik dari pemilik galeri itu.

"Hei bodoh! Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya seseorang. Laras mengangkat wajahnya, membuat Jungkook harus melihat matanya yang memerah.

"Kamu kenapa? Kamu baru putus? Kenapa kamu menangis?!" Tanya Jungkook khawatir. Laras hanya berdiri, membungkung hormat dan meninggalkannya. Tapi lelaki itu malah menahan tangan Laras.

"Kamu kenapa?" Tanyanya lagi.

"Maaf, ini urusan saya. Bukan urusan bapak," ucap Laras. Dia pun menarik tangannya dan pergi dari tempat itu. Laras tidak tahu kenapa, tapi lelaki itu selalu ada disekitarnya. Seakan dia menjadi mimpi buruk untuknya. Karena kebodohan lelaki itu, dia terancam dipecat dan kehilangan pekerjaannya.

"Hei! Gadis bodoh! Kamu meninggalkan tasmu!" Teriakan Jungkook tidak dihiraukan Laras. Dia tetap berjalan cepat dan manaiki bus yang berhenti.

*****

MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang