Sudah hampir satu bulan Laras bekerja dengan ibu Rahma. Wanita itu sangat baik. Dia juga menganggap Laras seperti putrinya. Wanita itu juga tinggal sendiri di negeri orang ini. Dia menikah dengan seorang pria korea, tapi sayangnya mereka tidak dikaruniai anak. Sampai akhirnya suami ibu Rahma meninggal. Dia pun sudah sangat mencintai kota ini, jadi dia memutuskan untuk menetap dan melanjutkan usaha yang sudah ia dan suaminya buka.
Dan karena sudah terlalu lama di Korea, ibu Rahma juga mencocokkan lidah orang Indonesia dan Korea. Ibu Rahma juga menambahkan beberapa menu korea agar semakin banyak pembeli. Ini juga sudah hari ke empat Namjoon, Heoseok dan Seokjin datang ke restoran tempat ia bekerja.
Mereka memesan beberapa daging panggang, ayam kremes, nasi dan sayur asam. Laras melayani mereka seperti biasa dan berusaha untuk tidak beriteraksi sedikit pada mereka. Karena sebenarnya Laras tahu apa yang sebenarnya mereka ingin bicarakan. Tapi jujur saja Laras sangat malas. Dia juga tidak tahu kapan hidupnya akan berakhir, dia hanya menunggu kapan malaikat maut berpakaian jas hitam dan topi hitamnya menjemput dirinya.
Jangan salahkan Laras jika dia berpikir seperti itu, karena di beberapa drama korea, malaikat maut digambarkan begitu tampan, tapi polos. Laras menarik napas dan menarik bangku. Tubuhnya sangat lelah. Dia harus bekerja dari jam sepuluh pagi sampai jam sepuluh malam. Terkadang ia akan bermalam di rumah ibu Rahma, tapi terkadang ia akan tetap memaksakan kembali ke rumah.
"Laras, kamu baik-baik saja?" tanya ibu Rahma. Laras menganggukkan kepalanya.
"Tapi wajah kamu pucat banget. Sebaiknya kamu istirahat di kamar ibu," ucapnya dengan bahasa indonesia.
"Gak usah bu, aku baik-baik aja. Cuma kecapekan sedikit aja," sahutnya.
"Laras, kamu tidak mau mendengarkan ibu?" tanyanya. Laras hanya tersenyum, seakan ibu Rahma adalah ibunya. Dia tidak pernah tahu rasanya memiliki ibu, karena wanita itu pergi dari saat ia kecil. Sementara ayahnya meninggal disaat ia berusia lima belas tahun. Berpindah-pindah dari rumah saudara ke saudara yang lainnya. Harus siap untuk menjadi pembantu mereka. Sampai akhirnya Laras bisa menabung untuk pergi dari kehidupan mereka semua.
"Permisi, apa ada masalah?" tanya Seokjin. Ibu pun menjelaskan keadaan Laras pada pria dihadapannya itu. Laras juga sudah menjelaskan keadaan jantungnya pada Ibu Rahma. Tapi dia selalu mengatakan kalau ia baik-baik saja. Tanpa menjelaskan keadaannya yang sebenarnya.
"Saya dokter, biar saya periksa dulu," ucap Doker. Laras menatap Seokjin seakan memintanya untuk pergi, tapi pria itu tidak mempedulikannya dan tetap memeriksa Laras.
"Apa kamu minum obatmu dengan teratur?" kini Namjoon yang berdiri disamping Seokjin yang bertanya. Laras tidak menjawab pertanyaannya dan hanya menunduk.
"Apa dia baik-baik saja hyung?" tanya Heoseok.
"Kamu harus istirahat, atau kami akan membawamu ke rumah sakit sekarang juga," ucap Seokjin. Dia benar-benar terlihat khawatir.
"Apa kalian kenal dengan Laras?" tanya Ibu Rahma.
"Kami temannya," jelas Heosok. Seokjin pun menjelaskan keadaan Laras yang sebenarnya. Dan dia pun menjadi sangat khawatir. Di tambah wajah Laras yang terlihat sangat pucat dan terlihat lesu. Karena itu Ibu Rahma pun memaksa Laras untuk segera masuk ke kamar, tempat ia biasa menginap, untuk beristirahat.
Seokjin dan Namjoon masih mengikuti Laras ke dalam kamar. Memastikan ia beristirahat bukan hanya sekedar bersembunyi dari orang-orang. Wajah pucat itu terlihat cemberut dan kesal dengan pria-pria yang masih saja mengurusi hidupnya. Padahal ia sudah putus dengan adik mereka.
"Kamu tidak meminum obatmu?!" seru Seokjin. Dia melihat obat-obatan Laras yang keluar dari dalam tas. Dengan cepat dia menarik obat-obatan itu dari tangan Seokjin dan memasukkannya ke dalam tas.
"Aku minum atau tidak, semuanya akan tetap sama. Aku pasti akan..."
"Kamu akan sembuh! Jangan pernah berpikir seperti itu!" seru Namjoon.
"Apa jaminan? Kamu pikir mudah mendapatkan jantung?! Lagi juga tidak ada alasanku untuk bertahan!" balas Laras. Seokjin melihat wajah Laras yang terlihat pasrah, atau lebih tepatnya menyerah. Dulu dia masih mau berjuang, tapi setelah putus dengan Jungkook, dia terlihat sangat berubah. Seakan seluruh semangatnya terenggut.
"Sebaiknya kalian pergi!" usir Laras. Lalu dia pun kembali berkata," jangan datang lagi ke restoran ini. Kalau aku masih melihat kalian, aku akan pergi sejauh-jauhnya. Kalau perlu aku akan kembali ke negaraku. Agar kalian tidak dapat menemukanku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE
RomanceLaras datang ke korea hanya untuk mencari dokter jantung yang terbaik di korea. Untuk mengobati penyakit jantung bawaan sejak kecil. Namun semua rencana yang ia atur. Tiba-tiba saja berubah saat ia mengenal 7 pria yang tiba-tiba sama menjadi pelin...