my love part 16

23 4 0
                                    

Hubungan Laras dan Jungkook sudah diketahui seluruh hyeong. Semua terlihat senang dengan hubungan mereka. Tapi walau seperti itu, Laras tetap tidak ingin memanfaatkan Jungkook. Berulang kali Jungkook menyuruhnya untuk berhenti bekerja. Dan beristirahat yang cukup. Namun itu hanya menjadi pertengkaran mereka, karena bagaimana pun Laras bekerja dengan Namjoon. Dan dia harus tetap mengerjakan semua pekerjaannya. 

"Kalau gitu kamu tinggal di apartemenku saja," ucap Jungkook.

"Kamu pikir semudah itu!" Sahut Laras. 

"Kamu yang membuat semuanya jadi rumit!" 

"Kamu yang terlalu memudahkan segalanya!" Keduanya saling berteriak satu sama lain. Sampai Laras merasa jengah. Dia berbalik untuk meninggalkan Jungkook. Namun tiba-tiba pria itu menghadangnya. 

"Minggir!" Ucap Laras. Jungkook tidak mempedulikan perkataan Laras. Dia sedikit menunduk dan dengan tiba-tiba dia mengangkat tubuh Laras. Membuat perempuan itu menjadi lebih tinggi.

"Jungkook turunkan aku!" 

"Katakan, 'oppa, tolong turunkan aku.' Baru aku akan menurunkanmu," ucapnya. 

"Tidak akan!" Balas Laras. 

"Kalau begitu aku tidak akan menurunkanmu," balas Jungkook. Dia sangat suka menggoda Laras dan membuat pipinya memerah. 

Dengan sangat ragu Laras pun berucap," oppa, tolong turunkan aku." Dengan suara yang nyaris tidak terdengar.

"Kamu bisa berteriak dengan kencang padaku. Tapi kenapa sekarang suaramu menghikang?" Ledek Jungkook. Laras pun mendengus kesal. 

"Oppa, tolong turunkan aku," ucapnya lagi. Jungkook pun tersenyum puas. 

"Baik aku akan menurunkanmu, tapi cium aku dulu," ledeknya lagi.

"Kamu...."

"Kamu ingin aku turunkan atau tidak?" 

Laras menatap Jungkook dan dengan perlahan dia menunduk. Dia pikir itu hanya sebuah ciuman singkat. Tapi saat bibir mereka saling bertemu, dengan cepat Jungkook menahan tengkuknya. Memagutnya dengan sangat lembut. Laras merass tubuhnya turun secara perlaham kini tubuh kecilnya kembali terkurung oleh tubuh tegap jungkook. Kedua masih saling berciuman dengan langkah jungkook yang seakan menggiring Laras. Memojokkannya. Membuat detak jantungnya berpacu semakin cepat. Namun tidak menyakitkan. 

"Ikut aku hari ini," bisik Jungkook.

"Kemana?" Balas Laras. Napasnya masih memburu. 

"Aku tidak akan menculikmu. Hanya ikut aku saja. Dan aku sudah bicara dengan Namjoon hyeong," tuturnya. Laras pun mengangguk. Dan sekali lagi bibir tipis Jungkook mendarat dibibir kecilnya. Dan memagutnya cukup dalam. 

*****

Laras mengikuti Jungkook. Pria itu mengajaknya kesebuah rumah. Terlihat seperti sebuah studio seni. Ada banyak lukisan disana. Berbagai macam seni ada disana. 

"Apa ini semua karyamu?" Tanya Laras. Jungkook hanya mengangguk. Dengan perlahan lelaki itu menarik tangan Laras dan mendudukkannya di kursi.

"Jangan bergerak," ucap Jungkook. Laras mengerutkan kening. Namun ia menuruti perintahnya. Jungkook pun bergegar mendekati sebuah canvas yang ia tutup dengan kain. Dengan cekatan pria itu mengambil beberapa cat dan mulai menggores kuas pada canvas itu.

Hampir satu jam Jungkook melukis. Laras pun sudah merasa benar-benar pegal. Dia ingin bergerak, tapi Laras takut membuat Jungkook marah.

"Jungkook, apa aku boleh melihatnya?" Tanya Laras. Dia sudah pegal duduk diam dan penasaran dengan hasil lukisan pria itu.

Dengan perlahan Laras pun beranjak dari kursi dan mendekati Jungkook. Lelaki ini sangat menyebalkan dan sering melakukan hal yang tidak-tidak. Bukan tidak mungkin dia menggambar wajah Laras menjadi aneh. Melangkah dengan perlahan. Laras mendekati Jungkook yang masih sangat serius. Dan dia pun berdiri dibelakang Jungkook. Dia benar-benar terpana dengan lukisan yang Jungkook buat. 

Laras seperti melihat malaikat yang menyerupai dirinya berada dibalik canvas. Perempuan itu tampak cantik dengan gaun putih dan sayap putihnya. Bunga-bunga pun mekar disekitarnya. 

"Kamu suka?" Tanya Jungkook. Lelaki itu sudah berdiri dihadapannya. Laras tidak bisa menghalau rasa haru. Jungkook melepaskan sarung tangan yang ia kenakan dan menghapus air mata Laras. 

"Aku membuat ini agar kamu tersenyum bahagia, bukan menangis," ucap Jungkook. 

"Aku menangis karena bahagia," balas Laras. 

Jungkook masih membelainya dengan sangat perlahan. Jemari pria itu membelai pipi Laras dan mencium bibirnya.

"Aku seperti orang gila yang ingin terus menciummu," ucap Jungkook. Laras mencoba untuk mengalihkan tatapan pria itu, namun lelaki itu kembali menahan pipinya dan memagutnya lebih dalam. 

Laras tidak memiliki kuasa atas dirinya. Dia terhanyut pada ciuman itu. Tubuh Laras terdorong ke tembok, masih dengan pagutan Jungkook yang masih terasa sangat panas. Dengan perlahan ciuman lelaki itu pun turun ke lekukan leher Laras. Menghisapnya dan membuat Laras mengerang. Perempuan itu hanya biss menutup mata dengan tangan yang mencengkram kaos putih Jungkok. 

Jemari lelaki itu pun sudah menjelajah lebih jauh. Menyusup ke dalam blouse yang dikenakan Laras. Membuat napas perempuan itu semakin sesak. Laras terjatuh di kasur dengan Jungkook yang berada diatasnya. Laras tahu ini salah, tapi dosakah dia menginginkan sebuah cinta sebelum malaikat maut menjemputnya. 

"Aku akan menjagamu, aku tidak akan melakukannya jika kamu ingin kita berhenti," ucap Jungkook.

"Aku... menginginkanmu..." ucap Laras gugup. Jungkook kembali memagut dan melepaskan seluruh helaian kain yang ada ditubuh mereka. 

"Aku akan bermain dengan lembut, jika kamu merasa sakit. Kamu bisa menggigitku," ucap Jungkook. Laras hanya menganggukkan kepala. 

Laras hanya memeluk Jungkook, merasakan kulit mereka yang saling bersentuhan. Seluruh dunianya seakan berubah pada malam ini. Dia mencengram seprai tubuh Jungkook dan menggigitnya. Satu tetes air mata pun terjatuh di pelupuk matanya. Bukan penyesalan, melainkan ketakutan dirinya harus meninggalkan orang yang ia cintai. 

****

MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang