Pukul tiga pagi Laras terbangun. Dia bermimpi sesuatu yang sangat menakutkan. Dia bermimpi kalau ia ada di dalam sebauh peti. Rasanya sangat menakutkan dari semua mimpi yang pernah ia alami. Laras memeluk tubuh Jungkook dengan erat. Dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu.
"Laras, ada apa?" tanya Jungkook.
"Aku bermimpi buruk," ucap Laras. Jungkook membelai rambut Laras. Seakan menenangkan perempuan yang sedang ketakutan di dalam pelukannya. Dengan sangat perlahan Jungkook membelai rambut dan pipi Laras. Dia melihat jam yang baru saja menunjukkan pukul tiga pagi. Dan perempuan ini tidak juga tertidur.
"Kamu mau minum?" tanya Jungkook. Laras menggelengkan kepala. Dia hanya memeluk Jungkook, seakan ia takut kehilangan.
"Aku tidak akan kemana-mana, tidurlah," ucap Jungkook. Pria itu masih membelai rambut Laras, seakan berharap ia menutup matanya. Mata perempuan itu terlihat bulat dan berwarna coklat. Pipinya pun terasa kenyal seperti bakpao. Dan bibir merahnya seperti buah delima. Membuat dirinya ingin menciumnya. Tapi Jungkook harus menahan dirinya. dia tahu Laras dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"Jungkook, bolehkah aku meminta kamu menciumku?" tanya Laras. Dia tidak tahu apa yang ada di otaknya. Dia takut kalau nanti dia sekarat, atau pun tidak tertolong lagi. Dan ia tidak akan lagi merasakan ciuman bibir Jungkook.
"Jangan gila kamu. Kamu sedang sakit. Berhenti berpikir yang tidak-tidak dan cepat tidur!" oceh Jungkook. Laras merasa kesal dengan penolakan Jungkook. Dia pun melepaskan pelukkannya dan berbalik memunggungi Jungkook. Pria itu pun menghela napas dengan sikap aneh perempuan ini.
Dia berusaha untuk membalik tubuh Laras agar menghadap padanya. Perempuan itu terlihat kesal dengan pipi yang memerah. Apa dia malu? Karena permintaannya, atau karena penolakkan darinya? Tanya Jungkook dalam hati.
"Aku tidak bisa menahan diriku saat menciummu. Sementara keadaanmu sedang tidak baik-baik saja," jelas Jungkook.
"Aku baik-baik saja," balas Laras. Dia tahu ini terlihat seperti wanita murahan yang memaksa untuk disentuh lebih jauh. Tapi pemikiran bodohnya membuatnya ingin kembali merasakan sentuhan Jungkook.
"Aku tidak ingin mengam...." perkataan Jungkook terhenti saat dengan tiba-tiba Laras mencium bibirnya. Pagutannya tidak terlalu lihai, tapi itu sudah cukup membangunkan sisi liar pada Jungkook. Perempuan itu sudah duduk di pangkuan Jungkook, mencengkram kerahnya dan menciumnya dengan begitu lihai. Jungkook pun tidak kuasa untuk menahan diri. Dia membalas pagutannya.
Tidak hanya sebuah pagutan. Jemarinya pun bermain pada kaos Laras. Dia hanya mengenakan kaos longgar dengan celana hot pants. Membuat Jungkook menjadi mudah mengeksplor tubuhnya.
"Mhhh..." lenguh Laras saat merasakan hisapan dan pijatan Jungkook di bibir dan area tubuhnya. Tubuh keduanya lagi-lagi tidak terkontrol. Laras membiarkan Jungkook melepaskan pakaiannya. Dia pun melepaskan kaos putih yang yang Jungkook kenakkan. Bagai hitam dan putih yang saling berpaduan. Memberikan kenikmatan dan juga ketakutan. Kelegaan dan kekhawatiran. Harapan dan kepasrahan.
Tubuh keduanya saling berpelukan. Melepas seluruh pikiran buruk. Menikmati sebuah gairah yang melingkupi tubuh mereka. Saling mencengkram. Melenguh. Dan bibir yang tidak hentinya menikmati gairah. Hingga akhirnya mereka sampai pada dasar sebuah kenikmatan.
Jungkook membelai rambut Laras yang basah karena peluh. Dia mencium bibirnya dengan lembut. Bibir wanita itu masih terbuka, seakan mencari udara yang sedikit berkurang dari paru-parunya.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Jungkook. Laras menganggukkan kepalanya. Jungkook membelai rambut Laras dan berjalan pada pipi chubby yang memerah seperti tomat.
"Apa kamu ingin menikah denganku?" tanya Jungkook lagi. Laras menatap pria yang masih ada di atas tubuhnya. Dada bidangnya sedikit menekan tubuhnya. Sebelah tangannya membelai pipinya. Dan sebelah tangannya lagi masih memeluknya.
"Apa kamu bercanda?" tanya Laras. Mengira itu adalah candaan dari seorang Jeon Jungkook.
"Apa aku terlihat bercanda?" tanya Jungkook balik. Laras kembali menatapnya. Dia merasa matanya terasa memanas. Selama ia hidup, baru kali ini ada seorang pria yang mau menghabiskan hidupnya dengan wanita penyakitan sepertinya.
"Apa kamu yakin? Maksudku..."
"Aku tidak peduli keadaanmu. Aku hanya ingin kamu disampingku. Aku ingin memelukmu. Dan membawamu pergi dari rumah Namjoon hyung ke rumahku," ucapnya. Laras tidak bisa menghalau tetesan air mata yang terjatuh dari pipinya. Tangan Jungkook membelai pipinya dan menghapusnya.
"Aku tidak ingin membuatmu menangis. Aku hanya ingin mencintaimu sampai akhir," ucapnya lagi. Laras pun tidak bisa menahan diri untuk memeluk Jungkook. Dia menangis dalam pelukan pria itu.
"Apa ini artinya 'iya'?" tanya Jungkook. Laras tidak menjawab dengan kata-kata, dia hanya menganggukkan kepala. Jungkook pun melepaskan pelukannya dan menatap Laras. Dia kembali mencium bibir wanita itu. Seakan meyakinkan kalau ia akan baik-baiks aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE
RomanceLaras datang ke korea hanya untuk mencari dokter jantung yang terbaik di korea. Untuk mengobati penyakit jantung bawaan sejak kecil. Namun semua rencana yang ia atur. Tiba-tiba saja berubah saat ia mengenal 7 pria yang tiba-tiba sama menjadi pelin...