my love part 27

10 2 0
                                    

Laras tahu pria itu sangat serius dengannya. Tapi bagaimana dengan rasa takutnya? Dia tidak ingin meninggalkan Jungkook. Karena dia juga mencintainya. Tapi dia tidak ingin membuat pria itu hancur. Mungkin saat ini ia bisa berkata seperti itu, tapi bagaimana jika dia tahu yang sebenarnya? Sepertinya dia harus pergi dari apartemen ini. Dia harus pergi dari mereka semua. Dan kalau perlu dia mencari dokter lain. Agar ia tidak lagi berhubungan dengan mereka.

Pikiran membuat degup jantung Laras seakan bekerja lebih cepat. Dia mencengkram bahu dan berjalan ke meja obat. Tangannya berusaha untuk meraih kotak obat, tapi gemetar pada jemarinya membuatnya menjatuhkan seluruh obat, beserta dengan gelas kaca di atas meja.

"Laras! Ada apa?" suara Jungkook terdengar. Tanpa permisi dia masuk dan melihat kondisi Laras. Dia mengambil kotak obat Laras dan memberikannya pada Laras. Baru saja dia ingin mengambil air putih. Namjoon sudah lebih dulu datang membawa air untuk Laras.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Jungkook. Laras hanya mengangguk. Dia bisa gila jika seperti ini terus. Kondisinya semakin menurun. Kemungkinan untuk ia hidup akan semakin tipis, karena pendonor belum ditemukan sampai detik ini. Laras merasa dadanya semakin sesak. Dia tidak bisa menahan air matanya.

"Laras, apa ada yang sakit? Katakanlah," tanya Seokjin. Laras tidak juga menjawab. Dia hanya menunduk dan mencoba untuk menenangkan perasaannya. Seok jin mendekati Laras. Dia berniat untuk memeriksanya.

"Aku tidak apa-apa," ucapnya. Seakan menghalau Seokjin untuk mendekat. Jungkook tahu Laras sedang menahan tangisnya. Dia menyuruh semua orang meninggalkannya. Dan membiarkan mereka berdua.

Jungkook memperhatikan Laras yang masih tertunduk. Kalau saja dia punya keahlian untuk membaca pikiran perempuan ini. Mungkin itu akan lebih baik. Karena saat ini dia benar-benar hampir frustasi dengan sikap perempuan ini.

"Laras ada apa denganmu...."

"Kenapa kamu masih membicarakan pernikahan?!" tanya Laras.

"Karena aku ingin menikah denganmu," sahut Jungkook. Laras mencengkram jemarinya dan mengalihkan tatapannya dari Jungkook.

"Aku sudah katakan, aku tidak ingin menikah denganmu," balas Laras.

"Kenapa?! Apa yang membuatmu berubah pikiran. Apa karena penyakitmu?"

"Karena aku ragu dengan hubungan kita, Jungkook! Kamu masih terlalu kekanak-kanakkan. Kamu hanya memaksakan keinginan dan kemauanmu. Tanpa mempertimbangkan keinginan orang lain," sahut Laras. Dia tahu ucapannya ini akan menyakiti Jungkook. Dan bisa jadi Jungkook akan meninggalkannya. Tapi itu lebih baik. Dari pada pria ini harus melihatnya berada di peti mati.

"Aku tidak memaksakan keinginanku, Laras. Aku pun tahu kamu ingin menikah denganku. Kamu ingin hidup selamanya bersamaku," ucap Jungkook.

"Aku tidak pernah menginginkan itu, Jungkook! Aku hanya merasa ini semua seperti permainan. Membodohi anak kecil yang terlihat sangat polos dan membuatnya tergila-gila padaku," sahut Laras lagi. Dia menggigit bibirnya. Jemarinya pun mencengkram pahanya dengan keras. Seakan memberi hukuman atas kebohongan yang sudah ia buat.

"Apa maksud kamu?" tanya Jungkook.

"Aku rasa perkataanku sudah sangat jelas. Aku ingin mengakhiri hubungan ini. Dan aku juga akan pergi dari apartemen ini," ucap Laras.

"Kalau kamu hanya marah karena aku memaksakan pernikahan kita, baik! Aku tidak akan memaksakannya lagi, Laras! Tapi kamu tidak bisa memutuskanku begitu saja!" balas Jungkook.

"Kenapa tidak? Aku punya hak bersuara. Bukan hanya kamu!" balas Laras.

"Kita akan bicara setelah otak kamu sudah lebih baik," ucap Jungkook.

"Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi," balas Laras. Jungkook menatap Laras. Semalam dia menangis di dalam pelukannya. Dan kini dia terlihat sangat ingin lepas darinya. Rasanya dia ingin membedah isi kepala perempuan ini dan melihatnya. Agar dia bisa tahu isi kepala perempuan ini sebenarnya. Jungkook pun berbalik, lalu berkata," kita akan bicara lagi nanti."

"Aku katakan tidak ada yang perlu dibicarakan lagi!!" bentak Laras, setengah berteriak. Jungkook menutup pintu kamarnya dengan rapat-rapat dan membiarakannya sendiri. Benar kata Jungkook di saat ia sendiri otaknya pun berpikir ulang untuk berpisah dengannya. Tapi bagaimana ia bisa tetap berada di sisi Jungkook? Dia akan melukainya. Dia akan menyakitinya. Laras menutup wajahnya dan menangis sendirian. Dia benar-benar bodoh. Dia benar-benar tolol. Kalau saja sejak awal dia tidak membuka hatinya. Kalau saja ia tidak berharap kalau ia akan sembuh dan hidup bahagia dengannya. Mungkin ia tidak akan sesakit ini.

****

MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang