My love part 30

13 1 0
                                    


Namjoon dan Seokjin hanya menatap Laras yang menaiki kasur dan merebahkan tubuhnya. Dia memunggungi kedua pria itu, seakan tidak ingin bertemu lagi dengan mereka. Seokjin dan Namjoon pun berbalik pergi. Mereka melihat Heosok yang sedang menenangkan Ibu Rahma yang menangis karena mengkhawatirkan keadaan Laras. Dia mengetahui kalau Laras sakit jantung, tapi dia tidak mengatakan kondisi sebenarnya.

"Dia anak yang baik. Masa depannya masih panjang, kenapa Tuhan memberikan penyakit yang begitu berat untuknya?" tanya Ibu Rahma.

"Laras masih bisa sembuh, tolong ibu pastikan ia meminum obatnya dengan rutin. Dan tolong bujuk dia untuk kembali memeriksakan keadaannya," ucap Seokjin menenangkan Ibu Rahma. Ibu pun mengangguk dan ketiga pria itu pun pergi setelah membayar seluruh pesanannya.

Laras membuka matanya, dia tidak bisa tidur sejak tadi. Percuma dia tidur di kasur, karena ia benar-benar tidak bisa tidur. Setiap kali matanya tertutup otaknya terus saja bekerja. Dia memikirkan keadaannya, dia memikirkan seluruh orang yang ada di sekitarnya dan dia juga tidak bisa berhenti memikirkan Jungkook. Laras membuka ponselnya dan melihat beberapa foto mereka berdua yang masih Laras simpan.

Ada beberapa foto mereka saat di Busan. Ada foto mereka saat pergi ke menara Namsan. Dan juga foto lainnya. Foto Jungkook yang tertidur dimana saja, foto saat pria itu sedang serius melukis, video saat Jungkook makan dengan lahap dan saat ia bermain seperti anak kecil dengan ke enam hyungnya.

Laras harus menghapus air matanya. Dia benar-benar gila dengan perasaannya. Dia tidak pernah memiliki perasaan seperti ini pada siapa pun. Bahkan karena perasaannya yang sangat besar, dia sampai takut akan meninggalkannya suatu hari nanti. Mungkin dengan seperti ini akan membuat pria itu lebih mudah melupakannya. Laras memeluk boneka kelinci yang Jungkook belikan untuknya. Dan menangis seperti orang bodoh.

****

Suga membuka pintu dan membawa si bungsu yang memiliki tubuh yang lebih besar darinya ke dalam apartemennya. Dalam satu bulan, entah berapa kali ia mendapatkan telepon karena bocah ini. Dia membawa anak lelaki itu ke dalam kamar dan merebahkannya. Suga juga melepaskan sepatu Jungkook dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Laras... kamu wanita bodoh..." teriaknya berulang kali. Suga membelai rambut Jungkook dengan lembut. Seakan belaian itu membuat adik kecilnya menjadi tenang. Dia pun perlahan tertidur

Suga pun berjalan keluar dari kamar Jungkook. Tidak berapa lama sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya. Suga mengangkat ponsel, sambil menuang air ke dalam gelas.

"Dia sudah ada di apartemenku," ucapnya.

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Namjoon.

"Kalau yang kamu tanyakan fisiknya, dia baik-baik saja," sahut Suga, lalu meminum air yang sudah ia tuang.

"Aku sudah tahu dimana Laras tinggal..."

"Jangan bawa perempuan itu hadapan Jungkook lagi!" ucap Suga dengan tegas.

"Hyung, mereka masih saling mencintai," ucap Namjoon.

"Bukankah kamu juga mencintainya? Kenapa tidak kamu ambil saja kesempatan ini? Aku tidak mau perempuan itu mempermainkan Jungkook!"

"Hyung, mengertilah.... kondisinya tidak seperti itu..."

"Aku lelah!" ucap Suga yang langsung mematikan ponselnya. Dia melempar ponselnya ke sofa dan mengusap wajahnya. Dia menyayangi Jungkook lebih dari apa pun. dia membesar Jungkook seperti membesarkan anak lelakinya. Dan melihat adiknya yang biasanya bersemangat, kini menjadi sangat berantakan, membuatnya sangat hancur dan marah.

*****

Jungkook terbangun saat matahari terasa sudah sangat mengganggu. Dia mengerjapkan mata dan melihat isi sekitar kamar. Dia berada di apartemen Suga. Memang sudah beberapa hari ini ia akan terbangun disini. Mungkin karena Suga memasukan nomornya panggilan penting di ponsel Jungkook. Dia mengerjap pelan dan perlahan beranjak dari kasur. Dia berjalan keluar dan melihat sarapan di meja bar.

"Cepat makan, jangan sampai kamu sakit," ucap Suga. Jungkook hanya mengambil satu gelas susu yang sudah ada di meja makan. Lalu berjalan ke kamar mandi. Suga masih memperhatkan Jungkook yang keluar dari kamar mandi. Wajahnya masih sangat terlihat lesu dan tidak ada semangat. Dia sangat merindukan adiknya yang penuh dengan semangat. Bukan jungkook yang ia lihat saat ini.

"Apa kamu tidak ingin bertemu dengannya?" tanya Suga.

"Jangan pernah membicarakan dia lagi," ucap Jungkook.

"Jangan sampai kamu menyesal," sahut Suga. Jungkook tidak berbicara apa pun lagi. Dia hanya meletakkan gelas dan memilih pergi dari apartemen Suga. Dia tidak ingin mendengar apa pun tentangnya lagi. Dia berusaha untuk melupakan, walau pada kenyataannya hatinya masih terpaut padanya. Dia masih memikirkan keadaannya setiap detik. Dia ingin memastikan perempuan itu baik-baik saja. Dia masih mengkhawatirkan keadaannya. Tapi perempuan itu yang memintanya untuk tidak mengganggunya lagi. Jadi dia hanya melakukan apa yang perempuan itu inginkan.

****

MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang