my love part8

13 2 0
                                    


Seokjin melihat Jungkook yang memapah seorang perempuan. Dengan cepat dia mendekati Jungkook dan melihat perempuan itu yang menahan sakit. Dia pun berteriak pada seorang karyawan," cepat ambil tas miliknya!" Jungkook melirik pada Seokjin yang terlihat khawatir. Seorang karyawan pun berlari dan kembali tidak lama kemudian membawa tas Laras. Seokjin mengambil obat Laras dan menyuruhnya untuk meminum obat tersebut.

"Laras, apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Seokjin.

"Lebih baik, dok," saut Laras. Seokjin menghela napas. Dia berniat untuk membantu Laras berdiri. Tapi Jungkook sudah lebih dulu menepis tangannya. Pria itu menatap adik bontotnya. Dan dengan perlahan dia membantu Laras untuk berdiri.

"Jungkook, segera bawa dia ke rumah sakit," ucap Seokjin. Jungkook pun mengangguk dan membawa Laras keluar. Seokjin masih mengikuti mereka dari belakang. Dia memperhatikan adik bungsunya yang terlihat sangat menjaga perempuan ini. Lalu siapa orang yang ingin merebut perempuan ini darinya? Sampai-sampai membuatnya dia mabuk parah dan berteriak seperti orang gila.

****

Laras harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Seokjin terus memaksanya karena dia sudah mengalami dua serangan dalam jarak waktu yang cukup dekat. Dan itu akan sangat berbahaya jika tidak ada perawatan. Akhirnya ia pun pasrah dan menginap di rumah sakit. Laras rebah di ruangan yang memiliki seorang pasien. Dia memainkan ponselnya sampai dua orang suster pria datang.

"Maaf nona, kami akan memindahkan anda," ucap suster tersebut. Laras tidak sempat bertanya, tapi seorang suster sudah lebih dulu membantu Laras pindah ke kursi roda. Laras hanya mengerutkan kening. Apa ia tidak cukup membayar biaya rumah sakit, sampai harus dipindahkan? Tanya dalam hati.

Namun Laras sangat tercengang saat ia masuk ke dalam kamar VVIP. Jungkook sudah berada di kamar itu dan membiarkan suster membantu Laras untuk rebah di kasur. Suster itu pun membungkuk hormat pada Jungkook dan pergi.

"Kenapa aku dipindahkan kesini?" tanya Laras.

"Aku yang menyuruh," ucap Jungkook.

"Kamu gila?! Aku tidak punya uang untuk membayar kamar semahal ini!! Untuk ruangan biasa saja aku harus berpikir berulang kali!! Apalagi kamar semahal ini!! Cepat panggil orang tadi, aku ingin kembali ke kamarku," omel Laras. Jungkook tidak berkata apa pun. Sampai perempuan itu benar-benar berhenti bicara. Lalu ia pun duduk dihadapan Laras, dengan jarak yang amat sangat dekat.

"Aku sudah membayar seluruh biaya rumah sakit. Jadi tutup mulutmu dan istirahat," ucap Jungkook. Laras pun terdiam, bukan karena takut. Tapi karena wajah mereka yang teramat dekat. Dia merasa tidak karuan. Jantungnya yang berdetak cepat, tapi tidak terasa sakit. Dan pipinya yang terasa memerah. Laras pun menyandarkan kepalanya di kasur yang jauh lebih empuk dari kasur rumah sakit yang tadi ia tempati.

Tidak berapa lama Laras pun tertidur dan Jungkook menatap perempuan itu. Dia bertanya pada Seokjin apa yang terjadi dengan Laras. Dan dia mengatakan kalau perempuan itu sakit jantung dan harus segera dioperasi.

"Kenapa hyeong tidak melangsungkan operasinya?" tanya Jungkook. Seokjin masih menatap adiknya itu. Dia terlihat kacau karena cemas. Dan seakan itu menyatakan kalau adiknya ini sedang jatuh cinta.

"Operasi jantung tidak semudah itu, Jungkook. Tidak mudah mendapatkan pendonor. Aku pun sudah memasukkan namanya dalam daftar penting," saut Seokjin. Jungkook menggeram pelan dan mencoba menenangkan dirinya.

"Lalu, bagaimana keadaannya?" tanyanya.

"sangat buruk. Dia tidak akan bisa bertahan sampai akhir tahun," ucap Seokjin. Jungkook yang terkejut pun terlihat limbung kebelakang, tubuhnya terbentur dengan tembok dan perlahan ia pun terjatuh. Kenapa rasanya begitu sakit? Dia baru merasakan satu cinta yang ia rasakan. Tapi dia tidak bisa melindunginya.

Disisi lain Namjoon pun berjalan dengan limbung. Saat mendengar Laras dibawa ke rumah sakit Seokjin, Namjoon langsung pergi ke rumah sakit. Dan saat ingin menanyakan keadaan Laras, dia sudah mendengar semuanya. Dia masih berjalan dan dengan perlahan tubuhnya pun terjatuh di kursi tunggu.

MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang