My love part32

6 1 0
                                    

Namjoon berusaha untuk menjelaskan pada Jungkook, tapi adiknya itu terlihat tidak mau mendengarkan. Dia seakan tidak peduli dengan apa pun yang Namjoon katakan. Saat tadi di rumah sakit Namjoon tidak bisa menemukan adiknya itu, karena itu ia berinisiatif pergi ke apartemen Suga. Dan benar saja adiknya itu ada disana. Dengan wisky yang selalu tersedia.
“Jungkook dengarkan aku...”
“Kamu bisa mengambilnya jika kamu memang mencintainya. Aku sudah tidak peduli lagi dengannya. Dia seperti sampah yang tidak berarti untukku saat ini,” ucap Jungkook.
“Jungkook! Tolong dengarkan aku, keadaannya tidak baik-baik saja saat ini. Keadaannya bisa dibilang kritis! Dia sengaja menghindar dari kamu, karena...”
“Aku sudah katakan! Aku tidak peduli dengannya lagi!” ucap Jungkook yang masih terus memotong perkataan Namjoon. Dengan kesal Namjoon menarik Jungkook dan memukulnya. Jungkook tidak terima dengan pukulan Namjoon, ia pun membalas pukulan pria itu. Keduanya terus bertengkar sampai akhirnya Suga datang dan memisahkan keduanya.
“Berhenti kalian!!” bentak Suga. Namjoon dan Jungkook pun berhenti karena teriakan Suga.

Dia menatap dua orang bodoh yang sudah babak belur. Dia pun menelepon Jin untuk datang dan melihat kelakuan adik mereka yang bodoh ini. Jin pun datang dan untuk tidak ada luka serius. Dia hanya harus memberikan obat agar lebam di wajah mereka tidak membekas dan hilang dengan cepat.
“Kalian ini umur berapa! Kenapa kalian seperti anak kecil yang merebutkan mainan!! Kalian benar-benar bodoh!!” oceh Jin selama mengobati kedua anak lelaki itu.

****

Laras merasa tubuhnya semakin tidak berdaya. Dia selalu merasa sakit dan lemah. Terkadang ia tidak memiliki tenaga untuk bangun dari kasur. Seakan Tuhan sudah memberikan petanda padanya kalau ia akan segera mengirim malaikat maut yang tampan untuk menjemputnya. Laras menutup matanya dan berusaha untuk menutup matanya. Tapi sayangnya dia tidak bisa tidur sedikit pun.

Laras merasa frustasi, dia pun kembali terbangun dan membuka matanya. Mengambil novel yang Namjoon berikan, Laras pun membaca lembar demi lembar novel yang diberikan Namjoon. Disaat Laras sedang membaca novel, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka. Suga masuk dengan tatapan yang terlihat sangat marah.
“Jika kamu hanya mempermainkan adik-adikku, sebaiknya kamu pergi! Jangan membuat mereka saling menyakiti satu sama lain, hanya karena dirimu!!” ucap Suga.
“Ada apa? Aku tidak mengerti,” ucap Laras bingung. Suga pun menceritakan pertengkaran Namjoon dan Jungkook. Dia benar-benar merasa bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan.
“Kamu itu hanya beban untuk adik-adikku!” ucapnya. Laras pun terdiam. Suga pun kembali berkata,” jika kamu tidak ingin memilih salah satu dari mereka, sebaiknya kamu pergi! jangan menghancurkan keluargaku!” Suga pun pergi setelah mengucapkan itu.

*****

Pagi rumah sakit dikejutkan dengan salah satu pasien VIP yang kabur. Tidak lain adalah Laras. Entah bagaimana caranya perempuan itu berhasil kabur dari rumah sakit. Saat ini dia ada di rumahnya dan merapikan seluruh pakaiannya. Dadanya sudah terasa sesak, tapi dia berniat untuk kembali ke Indonesia. Sepertinya itu lebih baik. Agar dia tidak perlu bertemu dengan ketujuh pria itu lagi. Agar dia tidak membuat mereka bertengkar lagi.

Laras sudah memesan tiket Korea-Jakarta. Dia juga sudah merapikan seluruh pakaiannya. Dia hanya perlu berpamitan dengan ibu Rahma sebelum dia pergi ke bandara. Dalam taksi Laras terus menangis, dia harus melupakan semuanya. Bahkan dia tidak bisa melihat pria itu sebelum kematiannya. Detak jantungnya pun terasa semakin lemah. Dan dia merasa malaikat maut sudah ada di sisinya, hanya saja ia belum menampakan wujudnya.
“Kamu ingin kembali ke Jakarta? Tapi Laras, bagaimana dengan penyakit kamu?” tanya Ibu Rahma.
“Aku akan baik-baik saja, bu. Aku sudah menemukan dokter jantung terbaik disana,” ucap Laras berbohong. Ibu Rahma merasa ragu, tapi pada akhirnya ia pun membiarkan Laras untuk pergi. Setelah Laras pergi, Ibu Rahma segera menghubungi Jin dan mengatakan kepergian perempuan itu ke Jakarta.

****

Suga tidak mempedulikan dengan keempat saudaranya yang terlihat marah dengannya. Mereka mengetahui Suga yang membuat Laras pergi dari rumah sakit. Walau itu karena rasa sayangnya pada seluruh saudaranya, tapi tetap saja semua merasa marah karena keadaan Laras yang semakin parah.
“Apa kamu tahu kenapa Laras membatalkan pernikahannya dengan Jungkook?! Itu karena dia tidak ingin membuat Jungkook sedih setelah kepergiaannya. Karena dia mendengar pembicaraanku dengan Namjoon, bahwa akan sulit untuk mendapatkan pendonor jantung untuknya,” jelas Seokjin. Suga pun merasa sangat bersalah. Dia benar-benar merasa cemas dengan keadaan Jungkook, sampai-sampai ia menyalahkan perempuan itu atas apa yang ia katakan.
“Lalu, dimana dia sekarang?” tanya Suga dengan lirih.
“Kami pun tidak akan sepanik ini jika kamu tahu,” ucap Seokjin. Di kamar Jungkook mendengarkan pembicaraan semua hyung-nya. Dan dia pun mengetahui alasan Laras memilih untuk pergi. Dia memaki dirinya. betapa bodohnya karena dia benar-benar tidak mencoba memahami keadaannya.

Jungkook pun keluar dari kamar dan semua melihat adik lelakinya itu yang sudah terlihat sangat khawatir. Sepertinya dia sudah benar-benar tahu keadaan Laras sekarang. Mata bulat itu mengisyaratkan ketakutan. Dan seakan ia ingin menemui Laras saat ini juga.
“Kita tidak mungkin pergi begitu saja. Laras juga sudah mematikan ponselnya, kita tidak bisa menghubunginya. Dan tidak tahu perempuan itu pergi kemana,” ucap Namjoon menjelaskan pada Jungkook. Dia mencengkram jemarinya dan dengan cepat Jimin mendekatinya. Memeluk adik kecilnya itu dan membiarkannya menangis tanpa suara dipelukannya.
“Ini semuanya karena kebodohanku. Seharusnya aku lebih mengerti dia, seharusnya aku tetap mempertahankannya,” ucapnya. Jimin hanya menepuk pelan bahu Jungkook. Tidak berapa lama ponsel Seokjin pun berdering. Dia mengangkatnya dan mendengarkan suara diseberang sana.
“Baik, terima kasih atas informasinya, ahjuma,” ucap Seokjin. Dia pun segera memberikan kabar itu pada seluruh saudaranya.
“Kita harus ke bandara sekarang?!” ucap Namjoon. Jungkook sudah berlari lebih dulu dan diikuti Jimin dan Taehyung. Mereka pun segera mengikuti masuk ke dalam pintu besi dan memencet lantai dasar.

Mereka pergi dengan dua mobil. Mobil pertama Jimin yang mengendarai, sementara mobil kedua di bawa oleh heosok. Kedua mobil itu mengendarai mobil dengan kecepatan yang yang sangat tinggi. Hingga akhirnya mereka sampai di bandara. Jungkook berlari lebih dulu, dia tidak ingin sampai Laras pergi meninggalkannya begitu saja. Dia harus menemukannya sebelum perempuan itu benar-benar meninggalkannya. Dia harus memeluknya dan meyakinkan kalau ia tidak akan pernah melepaskannya. Kalau ia sangat mencintainya, sampai-sampai ia tidak ingin berbagi dengan siapa pun. Bahkan dengan kakaknya sekali pun.

****

Laras sudah meminum obat sejak tadi pagi, tapi jantungnya terasa tidak enak. Sesekali ia merasa sesak dan lemah. Saat ini ia masih mengantri untuk cek-in. Sepertinya banyak orang Korea yang ingin berlibur ke Jakarta. Atau orang Jakarta yang ingin pulang. Jadi antrian cukup panjang dan membuat Laras lelah. Dia sudah minum obat, tapi jantungnya masih saja tidak membaik. Dia merasa napasnya yang terasa sesak dan keringat dingin yang keluar dari sekujur tubuhnya. kepalanya pun terasa berputar. Laras keluar dari barisan berniat untuk mencari tempat duduk, namun tiba-tiba saja seseorang seperti menahan tubuhnya. Dia melihat seorang pria yang memeluknya.
“Apa kamu malaikat maut?” tanya Laras dengan bodoh.
“Apa kamu mabuk?” balas pria itu. Laras tidak menjawab apa-apa lagi. Dia merasakan tubuhnya melayang. Sepertinya dia benar-benar sudah mati.

MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang