my love part 21

11 2 0
                                    


Pukul enam malam semua masakan sudah tersaji di halaman belakang. Mereka sama sekali tidak membiarkan Laras untuk bekerja. Mereka hanya menyuruh Laras untuk duduk dan menunggu. Hoeseok juga membuatkan hwachae untuk Laras. Dan rasanya sangatlah enak.

Semua sudah berkumpul di halaman belakang. Suga masih memanggang daging dan menaruhnya di piring. Tidak lupa ada satu kotak kimchi yang entah kapan mereka buat, atau mungkin mereka bawa dari seoul. Dan tidak hanya satu kimchi, ada sawi, lobak dan timun. Seperti yang tadi Laras lihat, Seokjin membuat dakgalbi. Sementara kekasihnya membuat suyuk. Dan jujur saja melihat seluruh makanan di meja membuatnya tidak sabar. Dia ingin memakan semuanya dan menghabiskannya. Karena jujur saja semua yang ia lihat saat ini sangatlah menggiurkan.

"Laras, ini nasimu," ucap Seokjin. Laras mengambilnya piring nasi dari Seokjin.

"Terima kasih," sahutnya. Jungkook duduk di sampingnya, dia mengambilkan beberapa lauk untuk Laras. Laras sangat senang berada di tengah mereka. Ketujuh pria itu memperlakukannya seperti adik kecil. Dan Laras sangat senang dengan apa yang mereka lakukan padanya. Karena tidak pernah ada yang menjadikannya special. Tanpa Laras sadari dia meneteskan air mata.

"Hei, kamu kenapa? Jungkook, apa kamu membuatnya sedih lagi?" tanya Jimin. Jungkook pun menoleh dan dia baru menyadari kekasihnya menangis. Dengan cepat Laras menghapus air matanya.

"Maaf, aku hanya merasa bahagia karena sikap kalian padaku. Karena belum ada yang memperlakukanku seperti keluarga," ucap Laras. Jungkook menaruh mangkuknya dan menarik Laras ke dalam pelukannya. Dia menenangkan tangisan perempuan itu dan mencium keningnya tanpa ragu.

"Kamu tidak perlu merasa sendiri lagi, ada aku yang akan selalu menemanimu," ucap Jungkook.

"Apa kamu tidak melihat kami semua? Kami juga menemaninya," sahut Jimin. Jungkook tidak mempedulikannya dan tetap memeluk Laras. Sampai perempuan itu tenang.

"Laras, kamu harus bawa semprotan lada. Kalau dia macam-macam, kamu harus menyemprotnya," ucap Taehyung. Laras hanya tersenyum sambil menghapus air matanya.

****

Perut Laras terasa ingin meledak. Mereka benar-benar menyuruhnya makan. Terutama Jungkook. Sepertinya mereka ingin membuat timbangan tubuhnya melonjak naik. Laras duduk dipinggiran pantai dan melihat laut yang sangat luas. Semua pria itu sedang bermain seperti anak kecil. Di mulai dari Jimin yang berjalan ke pantai, disusul oleh Taehyung yang langsung naik ke punggungnya. Lalu disusul dengan kekasihnya yang bermain dengan mereka dan juga hoekseok.

"Pakai jaket ini. Kamu bisa kedinginan," ucap Namjoon.

"Terima kasih Namjoon nim," balas Laras.

"Sudah aku katakan, tidak perlu bicara formal padaku. Kamu bisa memanggilku oppa, seperti kamu memanggil yang lain," tutur Namjoon. Laras mengangguk canggung. Rasanya aneh memanggil majikkannya sendiri dengan sebutan 'oppa'.

"Laras! Ayo cepat kemari," panggil Jimin. Laras pun memakai jaket yang diberikan Namjoon. Dia sempat melihat Jungkook yang menatapnya, namun langsung mengalihkan tatapannya. Dia bergabung dengan mereka. Dan kedelapan pria itu berniat untuk bermain voli malam-malam.

"Kamu bersamaku, Taehyung, dan si bodoh ini," ucap Jimin menunjuk pada Jungkook. Mereka bermain dengan bebas. Tertawa. Dan melupakan semua beban di kepala mereka. Laras memukul bola. Di terima oleh Seokjin dan di balas lagi oleh Taehyung. Semua terus bermain dan Laras benar-benar merasa senang. Tiba-tiba saja dadanya terasa sangat sakit. Laras mencoba untuk menarik napas, berharap rasa sakitnya akan berkurang. Semua masih terlihat bahagia, dia tidak boleh membuat orang khawatir dengan keadaannya.

"Laras!" Jungkook berteriak saat melihat Laras yang memegang lengannya dan tiba-tiba saja terjatuh. Dengan cepat pria itu mengangkat tubuh Laras dan membawanya ke kamar. Dia mengambil obat dari tas Laras dan memberikannya pada Laras. Seokjin pun segera memeriksanya. Dan merasa semua masih baik-baik saja.

"Kamu istirahat, besok kita akan lakukan pemeriksaan lebih lanjut," ucapnya. Untuk saat ini Seokjin belum bisa mengambil kesimpulan. Dia tahu kalau keadaan Laras semakin memburuk. Operasi belum bisa dijalankan, karena pendonor belum juga didapatkan. Tapi dia tidak mau membuat perempuan itu semakin kelelahan. 

MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang