my love part 17

20 3 2
                                    

Namjoon menatap laptop dengan tatapan kosong. Ada rasa sedih yang ia rasakan, tapi dia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Laras sudah memilih adiknya dan dia tidak berhak untuk marah. Tapi tetap saja ada rasa hancur. Namjoon menarik napas dan beranjak dari kursi kerjanya. Dia berjalan ke jendela besar dan menatap kota seoul yang sudah diterangi bulan. 

Suara ponsel Namjoon berdering. Dia mengambil ponselnya dan nama 'jhope' tertera dipanggilannya. Dia pun mengangkat telepon, walau sebenarnya dia masih ingin sendirian.

"Yeoboseyo..." Sapa Namjoon.

"Namjoon, apa kamu masih di kantor? Aku sudah di depan kantormu. Apa kamu ingin pulang bersama?" Tanya Jhope. 

"Baiklah," ucap Namjoon. Dia pun merapikan barang-barangnya dan pergi dari ruangan. 

*****

Jhope dan Namjoon sampai di rumah. Yang lain pun sudah ada disana. Seokjin duduk di sofa dengan Laras yang berada disampingnya. Namjoon tidak bisa mengabaikan rasa khawatirnya. Dia sangat khawatir dengan keadaannya dan dia sudah meminta seokjin untuk mempercepat operasi Laras. Bahkan dia siap membayar berapa pun. Namun seokjin selalu mengatakan ini bukan soal uang. 

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Jhope. Seakan mewakilkan pertanyaan Namjoon.

"Tidak, aku hanya memeriksa keadaannya saja," jawab Seokjin. 

"Bagaimana dengan donor jantung?" Tanya Jungkook. Namjoon memperhatikan kekhawatiran Jungkook. Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya. Dan baru kali ini dia memperlihatkan rasa khawatir. 

"Aku masih terus mengusahakannya. Dan semoga bulan depan aku mendapatkan kabar baik dari pusat," jawab seokjin.  

Usai pemeriksaan Laras beranjak dari sofa dan berjalan ke dapur. Dia memasak beberapa menu khas negaranya. Dan dia berniat untuk menghidangkan masakannya untuk semua pria itu.

"Kamu memasak ini semua?" Tanya Suga dengan mendadak, membuat Laras terkejut. 

"Ya," ucap Laras. Suga mengambil satu daun selada dan mengolesinya dengan sambal. 

"Aku sangat suka," ucap Suga. Laras tersenyum dan membawa makanan ke meja depan dan dibantu oleh Suga. 

Mereka pun makan dengan menu ayam geprek buatan Laras. Dia tidak tahu kalau Taehyung tidak kuat makan pedas. Tapi lelaki itu tetap memaksa untuk menghabiskan makanannya. 

"Oppa, jika kamu tidak kuat jangan dipaksa," ucap Laras. 

"Tidak apa, aku.... Masih...kuat..." ucapnya dengan wajah memerah. Laras merasa khawatir. 

"Sudah biarkan saja! Dia tidak akan mati hanya karena makanan ini," ucap Jungkook. Laras hanya melirik kesal dan kembali makan.

Awalnya semua memakan ayam dengan sumpit, namun karena Laras yang terlihat nikmat makan dengan tangan mereka pun mengikutinya. Usai makan Jimin beranjak dari tempat duduknya dan mengambil beberapa botol soju dan bir, beserta gelasnya. Dia menggabung soju dan bir pada satu gelas, mengocoknya, lalu menuangnya ke gelas kecil. 

"Kamu tidak boleh minum," ucap Jungkook.

"Kenapa?" Tanya Laras kesal. 

"Itu tidak baik untukmu!" Ucap Jungkook. Lelaki itu pun beranjak dari tempatnya dan kembali dengan satu cup susu pisang. Laras hanya mencebikkan bibirnya dan mengambil susu pisang dari Jungkook. 

"Itu untuk kebaikanmu," ucap Jimin, sambil mengusap kepala Laras. 

"Kenapa kalian menjadi sangat perhatian?" Tanya Jungkook yang tidak suka dengan perhatian hyung-hyungnya pada Laras.

"Dia adik perempuanku! jadi kalau kamu macam-macam, aku akan membunuhmu!" Ucap Jimin. 

"Atau jangan-jangan kalian sudah..."

"Laras, habiskan susumu dan pergi tidur!" Tandas Jungkook, memotong perkataan Suga hyung. Laras pun segera menurutinya dan berlari ke dapur. Dari dapur dia masih mendengar perbincangan tujuh lelaki itu dengan Jungkook yang menjadi sasaran.

"Kau bodoh!? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?!" Suara seokjin terdengar oleh  Laras. Dia pun merasa bersalah karena membiarkan Jungkook diserang oleh kakak-kakaknya. Hanya Namjoon yang terlihat diam. Entah kenapa Laras melihat pria itu tampak murung belakangan ini. 

Disaat semua saudaranya sedang memukuli Jungkook, Namjoon hanya terdiam dengan gelas sojunya. Apa yang membuatnya menjadi semurung itu? Tanya Laras dalam hati. 

****

MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang