Jam menunjukkan pukul dua belas malam. Dan Laras masih belum bisa tidur. Jimin dan Taehyung sudah tertidur pulas sejak tadi. Sepertinya mereka kelelahan.
"Kenapa kamu belum istirahat?" Tanya jungkook yang baru saja kembali setelah membeli cemilan dan beberapa kaleng kopi.
"Aku sangat khawatir jungkook," ucap Laras lagi.
"Bukankah sudah aku katakan, kalau kamu tidak perlu khawatir. Jin hyung…"
"Aku percaya Jin oppa pasti berusaha semaksimal mungkin. Tapi bagaimana jika Tuhan berkehendak lain. Bahkan aku…." Laras menghentikan perkataannya. Jungkook berlutut di hadapannya dan menatap wanitanya.
"Apa yang harus aku lakukan, agar kamu merasa tenang," tanya Jungkook. Laras tidak berkata apapun. Dia hanya menunduk diam.
Tiba-tiba saja Jungkook mengangkat tubuh Laras dan menaruhnya di kursi roda. Dia mendorong kursi roda itu keluar.
"Jungkook, kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Laras.
"Apa kamu tidak bisa memanggilku sedikit lebih romantis?" Tanya Jungkook. Laras menggigit bibirnya. Dia bingung harus memanggil Jungkook dengan panggilan apa.
"Kamu bisa memanggilku oppa, atau chagiya," sahut Jungkook, yang seakan bisa membaca pikiran Laras.
Laras menggigit bibirnya dan memikirkan panggilan yang cocok untuk Jungkook. Lalu dengan tiba-tiba ia berkata," bagaimana dengan sayang?"
"Sayang?" Tanya Jungkook dengan nada yang terdengar asing.
"Itu seperti chagiya dalam bahasa indonesia," sahut Laras. Jungkook hanya menghela napas dan berkata," terserah kamu saja." Dengan nada pasrah.
"Sayang, kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Laras lagi.
"Tunggu saja, sebentar lagi kita sampai," balas Jungkook.
Hampir lima belas menit berjalan. Jungkook dan Laras sampai di satu ruangan sakral. Sebuah kapel kecil dalam rumah sakit.
"Untuk apa kamu membawaku kesini?" Tanya Laras lagi. Jungkook tidak menjawab pertanyaan itu. Namun ia menyerahkan Laras pada beberapa suster. Membuat Perempuan itu semakin bertanya-tanya.
Jungkook melihat buku harian Laras dan membaca di beberapa halaman. Beberapa halaman tidak jauh keinginan Laras untuk membunuhnya, di beberapa halaman rasa cintanya pada Jungkook, yang membuatnya tersenyum bodoh. Dan di satu halaman, Jungkook terdiam dengan tulisan perempuan itu.
Aku ingin menikah dengannya. Membangun keluarga dengannya. Hanya saja, keadaan ku tidak memungkinkan untuk menikah. Dan jika… aku menikah dengannya, dia akan lebih terluka.
Setidaknya aku tahu rasanya dicintai dan mencintai. Dan kalaupun Tuhan menjemputku. Aku akan pergi dengan tenang.
Seperti itu tulisannya. Dan hari ini ia akan mengabulkannya. Walau hanya pernikahan kecil. Setidaknya ia memiliki wanita itu secara utuh.
Tidak berapa lama Laras keluar, dengan gaun berwarna putih yang sangat simple. Para suster pun sedikit menata rambut Laras.
"Jungkook… maksudku, sayang, apa yang kamu lakukan?" Tanya Laras. Jungkook mendekati Laras. Menggenggam jemarinya.
"Aku ingin menikah denganmu," ucap Jungkook dengan tegas. Laras sudah berniat untuk mengelak, tapi dengan tiba-tiba Jungkook mencium bibirnya dengan sekilas.
"Kita punya ketakutan yang sama. Dan kita juga menginginkan hal yang sama. Aku menginginkanmu menjadi milikmu seutuhnya. Aku harap kamu tidak lagi menolakku," ucap Jungkook. Laras kembali tertunduk dan satu persatu air matanya terjatuh.
Jungkook mengulurkan tangannya seakan meyakinkan Laras untuk menaiki altar bersama. Belum sempat Laras mengambil keputusan, satu suara membuat Laras menoleh," jangan berpikir terlalu lama, Laras! Cepat raih tangannya dan buat janji dengan Tuhan!" Seru Jimin dengan semangat. Laras mengerutkan kening, bukankah dia tertidur di sofa bersama Taehyung tadi? Taehyung pun berdiri dibelakang Jimin, bersama dengan Namjoon, Hoseok dan Suga.
Beberapa saat Laras masih terdiam. Dengan seluruh rasa ragu, takut dan keinginannya untuk memiliki Jungkook, tapi dia tidak ingin membuat Jungkook hancur setelah kepergiannya.
"Walaupun Tuhan tidak mengizinkan kita untuk bersama disini. Setidaknya kita akan bertemu di surga. Aku tidak takut dengan kepergianmu. Aku hanya takut tidak dapat memilikimu sebelum memilikimu…" tutur Jungkook. Sekali lagi ia pun berkata," aku mohon." Laras menyingkirkan seluruh rasa ragunya. Dia pun meraih jemari Jungkook. Keduanya pun berjalan ke altar. Di depan pastor dan Tuhan, keduanya mengucapkan janji.
Suga menepuk punggung Namjoon yang terlihat tegang. Suga tahu perasaan Namjoon pada perempuan itu. Dia menjaganya sejak awal, tapi sayangnya bukan ia yang mendapatkan cinta gadis itu.
"Aku baik-baik saja, hyung. Setidaknya Jungkook akan menjaganya lebih baik daripada aku," ucap Namjoon.
"Tidak ada salahnya patah hati, menangis, minum sampai mabuk. Karena kamu masih seorang manusia," tutur Suga. Namjoon pun hanya tersenyum miris. Dia bahagia setiap kali adiknya mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan dia juga bahagia Laras mendapatkan orang yang lebih mencintainya. Tapi benar kata Suga, dia pun manusia yang sedang merasakan patah hati
Acara pernikahan yang sangat sederhana itu berakhir dengan seluruh pegawai, dokter dan staf rumah sakit makan bersama di kantin. Jungkook pun membawa Laras kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE
RomanceLaras datang ke korea hanya untuk mencari dokter jantung yang terbaik di korea. Untuk mengobati penyakit jantung bawaan sejak kecil. Namun semua rencana yang ia atur. Tiba-tiba saja berubah saat ia mengenal 7 pria yang tiba-tiba sama menjadi pelin...