4//FEEDBACK

178 18 0
                                    

🗓2014

"Huaaaaahhhh!!"

Seorang gadis muda dengan seragam sekolah menengah akhir khas di kotanya berteriak riang di depan cermin besar di kamarnya, menatap dirinya dengan seksama, lalu mengambil sebuah sisir merah muda di meja rias dan mulai menyisir rambutnya yang panjang. Itu adalah kali ketiga ia menata rambut dan belum juga merasa puas, sampai suara wanita paruh baya menginterupsi kegiatannya,

"YURAA!"

"Iya Mah... sebentar lagi!"

Kali ini dia mengambil sebuah jepit rambut wortel dan memasangnya di rambut sebelah kanan, sebelum benar-benar keluar dari kamar dan menyudahi aktifitas bersoleknya.

Kali ini dia mengambil sebuah jepit rambut wortel dan memasangnya di rambut sebelah kanan, sebelum benar-benar keluar dari kamar dan menyudahi aktifitas bersoleknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hampir setengah jam kamu siap-siap, Yura," Sungut seorang wanita paruh baya yang sudah tampak rapih dengan jas ala pekerja kantorannya,

"Ini hari pertama aku masuk SMA, Mah. Jadi aku harus tampil sempurna!" Jawabnya penuh antusias, membuat sang mama yang jadi lawan bicaranya itu hanya bisa bergeleng pelan sambil tersenyum,

"Papa sama Naka mana?" Gadis dengan lesung pipi itu bertanya setelah menyadari kurangnya dua anggota kelurganya,

"Udah berangkat duluan, nungguin kamu kelamaan," Jawab sang mama sedikit menggerutu, sementara Yura hanya tersenyum lebar sampai menunjukkan deretan giginya. Sepertinya dia baru sadar kalau dirinya sendirilah sebab ditinggalkan oleh sang ayah dan adiknya yang sudah buru-buru sekolah karena jabatan OSIS-nya itu.

"Cepat habisin sarapanmu. Kita berangkat 20 menit lagi,"

Yura tersenyum lalu mengangguk mantap dan mulai menghabiskan sandwich dan segelas susu full cream rendah lemak yang menjadi menu sarapan pagi ini.

Setelah kurang lebih 15 menit pasangan ibu-anak itu menghabiskan sarapan akhirnya keduanya berangkat. Diantar sopir pribadi menuju sekolah sang putri sulung, lalu ke kantor mamanya.

"Buat kesan baik di hari pertama kamu yaa Yura..."

Yura tersenyum lantas mengacungkan ibu jarinya tepat di depan wajah sang mama. Setelah satu kecupan di kening, mama Yura kembali masuk mobil dan meninggalkan sekolah putrinya menuju tempat kerja.

Mama Yura adalah desainer wedding dress yang cukup dikenal di kotanya, meski usianya telah mencapai 40-an, dengan pola hidup sehat dan perawatan kecantikan yang terbilang cukup rutin dan pastinya memakan biaya yang aduhai dapat membuatnya tampak seperti sepuluh tahun lebih muda.

Sedangkan papanya adalah seorang dokter sekaligus direktur rumah sakit besar disana.

Dua perpaduan dengan pekerjaan yang benar-benar bisa menjanjikan sebuah hidup sejahtera. Meski kedua-duanya sibuk, terutama papanya, Yura masih bisa berkumpul dengan mereka walaupun sesekali, dan ia berusaha untuk menghabiskan semua waktunya untuk mereka saat kesempatan itu datang.

Give love ; Ninini [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang