Hari-hari berlalu. Waktu seakan bergulir begitu cepat, memberi peringatan pada setiap jiwa untuk lekas bangkit dan jangan pernah lengah walau sedetik pun. Meski begitu, masih banyak penduduk planet bumi yang amat megah ini yang suka sekali berleha-leha dengan kedok healing atau 'sebentar aja kok, abis ini kerja lagi'. Lupa suatu saat waktu bisa menyerang dengan brutal.
Beberapa orang bisa memiliki banyak waktu luang karena mungkin pekerjaan mereka yang tidak terlalu berat, atau mungkin juga karena mereka adalah anak manja yang pengangguran.
Beberapa orang lagi memilih untuk terus bekerja. Dan mengklaim bahwa waktu kosong hanyalah bonus.
Yura ada di opsi 'beberapa orang' yang kedua. Gadis itu jarang sekali istirahat, padahal kedua orangtuanya kaya. Lalu kenapa ia jadi gila kerja? Bukan karena orangtuanya tak memberinya uang, tapi karena dia memang ingin menghasilkan lebih banyak uang hasil jerih payahnya sendiri, lalu menyumbangkan uang-uang itu ke lembaga-lembaga perlindungan anak, penanganan bencana, panti-panti dan masih banyak lagi atas nama ibu kandungnya.
Gadis itu berharap, dengan ini bisa menghapuskan dosa-dosa ibunya.
Ibunya bersikeras agar Yura bekerja dengannya saja di butik, ayahnya pun menawarkan beberapa posisi di rumah sakit. Namun semua Yura tolak. Apalagi tawaran ayahnya. Ayolah, Yura kan hanya lulusan SMA. Bisa apa dia di rumah sakit? Office girl?
Lagipula gadis itu mulai menyukai kesibukannya.
Hari ini adalah hari pertama ia bekerja sebagai pelayan restoran di sebuah hotel yang sempat ia katakan kepada Lia dan Wina saat mereka tamasya pekan lalu.
Hotelnya sangat megah, kalau tidak salah ada 12 lantai menjulang keatas. Lantai dasar ada basement, lalu diatasnya ada restoran tempat Yura bekerja, lalu delapan lantai diatasnya adalah kamar-kamar hotel, lantai 11 sejenis toserba, dan paling atas ada rooftop dan mini cafe.
Pekerjaan Yura disana adalah mengantarkan makanan untuk para pelanggan baik yang makan disana maupun yang memesan dari kamar hotel mereka.
Matanya menyisir setiap yang dia lihat sampai ke sudut-sudut hotel. Benar, dia masih sangat kagum dengan bangunan ini. Setelah menghela nafas, kaki panjangnya melangkah masuk ke area hotel lewat pintu khusus staff. Pintu itu ada di bagian belakang hotel, dan langsung terhubung ke dapur.
Yura menyapa ramah para koki dan pelayan disana, masuk ke toilet lalu keluar lagi dengan seragam pelayan restoran.
Begitulah kegiatannya selama ini. Pekerjaan apapun dia lakoni demi uang yang banyak.
"Fiuuhh~"
Yura menghempaskan tubuhnya ke salah satu tempat duduk usai membersihkan meja-meja. Hari ini hotel di-booking untuk acara wisuda, sejak pukul sembilan pagi tadi sudah sibuk, dan sekarang sudah pukul 21.45 para staff hotel baru selesai dengan tugas-tugasnya. Begitupun Yura. Makanya kini ia merasakan persendiannya akan patah sebentar lagi. Oh, jangan-jangan Yura sudah sangat tua.
"Yura duluan yaa..." Ucap salah satu staff perempuan yang sudah mengganti seragamnya saat melewati Yura yang masih tergulai malas diatas tempat duduk yang hampir seperti sofa itu,
Yura tersenyum,"Iyaa... hati-hati, La. Udah malem!"
Setelah memastikan rekan kerjanya mendapat kendaraan, Yura beralih pada ponselnya, dilihatnya ada 12 pesan masuk dan 5 panggilan tak terjawab.
Dari temannya, Sella.
"Kenapa dia?" Tanyanya pada ponsel lalu buru-buru membuka pesan dari temannya itu,
Sella
Yuraa... sibuk gak?Yura ada orang mencurigakan di deket apartemen aku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Give love ; Ninini [COMPLETED] ✔️
Fanfiction[AKAN DIREVISI] Dari Yura, Samuel, dan Jaguar, kita belajar untuk memahami, bahwa masih ada hubungan yang harus diprioritaskan ketimbang perasaan pribadi, Dari Sella dan Rafael, kita belajar untuk saling percaya, saling mengingatkan, saling menguatk...