20// Kelas 12

35 6 0
                                    

Semua bakal kacau, kalau gak ada yang mau mulai memperbaiki
.
.
.
.
.
.

Hari kelulusan para senior.

Dan hari pertama Yura memasuki tahun terakhirnya.

Kenapa waktu bergulir sebegitu cepatnya? Tapi hubungan dia dan kelima temannya belum juga membaik.

Yuna sudah berkali-kali ingin mengajaknya bicara serius. Katanya ingin menjelaskan tentang semua yang terjadi selama setahun ini. Namun setiap kali ingin memulai, Sella selalu menginterupsi keduanya dengan berbagai macam alasan.

Yura juga egois. Sekaligus gengsi.

Karin pun jadi semakin emosi melihatnya. Dari setiap sorot matanya, terlihat begitu tegas kalau perbuatan Yura itu tak pantas dimaafkan.

Wina sudah acuh tak acuh. Teman-temannya keras kepala. Dia memilih untuk mulai fokus mencari universitas bersama kekasihnya, Jeremy.

Lia masih berusaha semampunya untuk membujuk teman-temannya, sampai pada titik lelah dan hampir menyerah. Namun lagi-lagi motivasi datang dari arah lain, yaitu Hendri. Kekasihnya yang ternyata juga memiliki bakat menyusun kata-kata indah.

Sudahlah. Di tahun terakhir ini pasti akan disibukkan dengan berbagai macam kegiatan. Semoga dengan kesibukan ini, mereka bisa melupakan masalah ini. Atau setidaknya mengesampingkan.

"Hei Yuna"

Haikal berjalan menghampiri kekasihnya yang tengah berdiri di tepi sungai. Hari ini hari libur, makanya keduanya berkencan.

Baru saja ingin memeluk gadisnya, tiba-tiba Yuna meringis, ia tertunduk dengan mata terpejam, lalu memijat-mijat matanya yang terasa berdenyut.

Haikal khawatir,"Na?" Pemuda itu menyentuh kening Yuna, pikirnya dia demam, dan matanya sampai berdenyut saking pusingnya,

Namun suhunya normal,

"Cari tempat duduk yuk" Pinta Yuna,

Haikal lalu merangkul Yuna, dan keduanya menepi di sebuah bangku panjang yang terletak tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi,

"Aku... mau ngomong sesuatu, Haikal" Lirihnya,

"Kenapa suaranya kayak gitu? Kamu mau ngomong apa?"

Gadis itu menunduk, menatap jemarinya yang bergerak dengan gugup,

"Multiple Sclerosis"

"M-multi... apa?"

Tatapan Yuna beralih pada Haikal, menatap dalam pemuda itu,"Kamu tau kan aku pernah punya radang usus?"

Haikal mengangguk ragu. Kenapa memangnya? Bukannya sudah sembuh?

Tatapan Yuna kembali lurus,"Radar vitamin D dalam tubuh aku juga rendah"

Nafasnya berhembus pasrah, dan Haikal masih tak faham kemana arah pembicaraan kekasihnya,

"Itu kata dokter. Aku mengindap Multiple Sclerosis. Sklerosis ganda. Aku juga gak faham apa itu, yang jelas itu bahaya"

Cukup segitu. Jantung Haikal seolah dipacu keras. Degupnya cepat sekali. Kenapa? Sejak kapan?

"Akhir-akhir ini. Selama ini aku sering sakit mata, bahkan beberapa kali aku ngerasa buta, sering kesemutan, mati rasa, bahkan tremor. Ternyata itu efek dari sklerosis ganda yang aku indap"

"Cukup..." Suara pemuda itu kelewat lembut, membuat Yuna tak kuasa melanjutkannya, air mata perlahan mengalir di pipinya,

Yuna lalu merangkup wajah kekasihnya yang tengah tertunduk. Mengankatnya perlahan agar bisa menatap matanya,

Give love ; Ninini [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang