Ya. Setiap kali kita merasa kalau hidup ini berjalan dengan lancar, harusnya kita lebih siaga. Karena bisa saja sewaktu-waktu kita dihantam oleh kenyataan yang super pahit.
.
.
.
.
.
.Hari kelulusan memang selalu menjadi hari paling bersejarah. Semua momen pasti menjadi saat-saat yang paling dikenang. Tak bisa dilupakan.
Tapi apa jadinya kalau di hari bersejarah itu sebuah angkatan harus menghadapi kematian salah satu anggotanya?
Di hari itu, aula tempat berlangsungnya acara kelulusan dipenuhi suara isak tangis yang bersahutan. Rasanya mereka tak bisa menikmati hasil jerih payah mereka selama bertahun-tahun sekolah. Hanya kepedihan yang menggerogoti jiwa mereka.
Padahal, wasiat Yuna kepada teman-temannya adalah untuk tetap tersenyum sambil membusungkan dada saat berjalan keatas panggung wisuda.
Tapi apa daya, langkah mereka tak bisa seimbang, kepala-kepala mereka tertunduk dengan wajah lesu tanpa riasan sebagaimana wisudawan dan wisudawati pada umumnya.
Dan hari kelulusan mereka, menjadi hari kelulusan paling menyedihkan di sepanjang sejarah sekolah.
Setelah prosesi wisuda selesai, seluruh peserta dan para guru segera bersiap untuk melayat dan juga menghibur kedua orangtua Yuna.
Lalu lingkup kecil pertemanan Yuna datang ke rumah sakit untuk menjenguk Haikal yang kemarin malam baru saja mengalami kecelakaan.
Namun anak itu belum sadar. Dan baru sadarkan diri setelah dua hari.
Sepekan setelah hari kelulusan.
Sella mengajak Yura bertemu di taman kota. Meski awalnya agak berat hati, tapi Yura tetap memutuskan untuk menuruti permintaannya.
"Sella" Panggil Yura sembari mendekati gadis itu yang tengah berdiri di pagar pembatas taman kota,
Sella balik badan, dan menatap terkejut temannya yang baru saja datang,"Aku kira kamu gak bakal dateng"
"Aku udah berkali-kali nolak ajakan kamu. Masa sekarang mau nolak juga" Ungkap Yura jujur,
Keduanya duduk di sebuah kursi yang tersedia di taman itu. Diam sejenak. Entah kenapa, rasanya canggung.
"Maaf..." Lirih Yura membuka pembicaraan,
Sella menoleh kearah gadis itu,"Buat?"
"Waktu di rumah sakit"
Sella agak bergetar mengingatnya, namun kali ini dia sudah bisa mengendalikan dirinya, dan berusaha untuk tetap tersenyum,
"Gak apa-apa. Itu reflek yang wajar kok"
Namun tetap saja. Yura merasa bersalah pada Sella. Dia tau persis kalau temannya itu trauma pada segala bentuk perudungan, dan waktu itu, depresinya pasti kambuh karena ulahnya.
"Mm... masih suka Samuel?" Tanya Sella setelah mereka berdua saling diam dalam kecanggungan,
"Kamu sendiri?" Tanya Yura balik,
KAMU SEDANG MEMBACA
Give love ; Ninini [COMPLETED] ✔️
Fanfic[AKAN DIREVISI] Dari Yura, Samuel, dan Jaguar, kita belajar untuk memahami, bahwa masih ada hubungan yang harus diprioritaskan ketimbang perasaan pribadi, Dari Sella dan Rafael, kita belajar untuk saling percaya, saling mengingatkan, saling menguatk...