Setelah mendengar kabar bahwa ibu kandungnya meninggal, energi Yura untuk bertahan hidup seperti benar-benar sudah habis. Tidak tahu harus berbuat apa dan merespon bagaimana.
Ibu kandung kamu,bunuh diri...
Hanya kalimat itu yang terus bergaung-gaung di telinganya.
Kenapa? Kenapa malah sesakit ini? Bukankah pernah ada sepercik harapan agar ibu kandungnya mati saja? Apa harapan itu dikabulkan?
Kini gadis itu hanya bisa meringkuk dikasur dengan selimut menutupi sekujur tubuhnya.
Mau sebenci apapun juga, Yura pernah tinggal di dalam diri ibu kandungnya selama 9 bulan. Ikatan batin antara keduanya masih kuat ternyata.
Hampir 3 hari Yura tak mau keluar dari kamarnya, dan membuat seisi rumah khawatir. Bahkan anak itu tidak ikut saat proses pemakaman ibu kandungnya.
Masih berat untuk menerima kenyataan bahwa pertemuan dengan ibu kandungnya waktu itu benar-benar pertemuan terakhir mereka.
Dan apa? Bunuh diri? Dia pikir dengan begitu bisa lari dari permasalahan hidupnya?
"Yura...."
Ibu tiri yang sudah seperti ibu kandungnya itu kini berdiri di depan pintu kamar Yura yang tertutup sambil memegangi nampan yang berisikan sepiring sandwich dan susu vanilla,
"Yura sayang, makan dulu yuk..." Bujuknya lagi,
Namun tak ada respon selain suara erangan samar dari dalam sana,
"Makanannya mamah taruh di depan pintu ya sayang..."
Perlahan ibu Yura meletakkan nampan itu di dekat pintu kamar Yura, menatap pasrah pintu kamar putrinya lalu pergi dari sana. Karena suaminya sudah ribut minta ditemani makan malam.
Pintu kamar Yura terbuka. Ya, gadis itu kelaparan. Dan sebenarnya, ibunya selalu melakukan ini selama 3 hari terakhir.
Menaruh jatah makan Yura di depan pintu.
Karena tahu putrinya masih butuh waktu sendiri. Masih syok akan berita kematian ibu kandungnya.
Sambil menyantap makanannya dengan lahap, Yura membuka ruang percakapan grup 6 sekawan, tertawa sejenak saat melihat keributan disana.
Semua teman Yura sibuk. Hanya dirinya yang sampai saat ini masih bermalas-malasan diatas kasur.
Kemana perginya si ambisius Yura?
Ting!
Sebuah balon notifikasi masuk saat dia masih asyik di ruang percakapan teman-temannya,
Dari Samuel, satu-satunya orang yang tau tentang kepelikan hidupnya saat ini,
Samuel
YuraYura
Hm?Samuel
Gimana kabar lo? (Delete)
Udah 3 hari gak ada kabar (delete)
Lo di rumah?Yura
Iya
Kenapa?Samuel
Kangen (delete)
Khawatir (delete)
Firasat gw gak enak. You okay?Yura
I'm not
Ibu kandung aku meninggal, SamSamuel
WHAT?! Tapi k-kok?Yura
Gak tau ah pusingSamuel
Kapan meninggalnya?Yura
Di hari yang sama waktu gw ketemu dia waktu ituSamuel
Wah... gila sih
Tapi btw, turut berduka cita ya, Ra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give love ; Ninini [COMPLETED] ✔️
Fanfic[AKAN DIREVISI] Dari Yura, Samuel, dan Jaguar, kita belajar untuk memahami, bahwa masih ada hubungan yang harus diprioritaskan ketimbang perasaan pribadi, Dari Sella dan Rafael, kita belajar untuk saling percaya, saling mengingatkan, saling menguatk...