Chance-4

996 126 0
                                    

Hari yang ditunggu telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang ditunggu telah tiba. Hyunjin kini tiba di depan sebuah rumah, ah tidak...ini seperti istana baginya. Bagaimana bisa ada bangunan seperti ini di pinggiran kota? Dia tahu berada di negara mana saat ini, karena dia juga sebelumnya hidup di negara ini.

Di luar, Chris masih sibuk membantu sang sopir untuk menurunkan barang mereka dari dalam bagasi. Hyunjin ingin sekali membantu, tapi dia tahu itu tidak mungkin. Kakinya mengalami sedikit kelumpuhan, itu yang dia dengar dari penjelasan dokter. Meski tidak permanen, namun untuk saat ini dia masih harus menggunakan kursi roda dan bantuan Chris untuk pergi.

"Maaf menunggu lama."

Suara dalam nan lembut itu menyapa pendengarannya. Chris membuka pintu mobil dan memamerkan healing smile- nya. Tanpa kesulitan, Chris menggendong Hyunjin ala pengantin. Tadinya Hyunjin berpikir bahwa Chris akan membantunya untuk duduk di kursi, namun Chris malah menggendongnya hingga memasuki rumah.

Dua orang berpakaian hitam membuka pintu besar berukiran indah itu. Hyunjin tidak bisa untuk tidak terpana. Apalagi ketika Chris membawanya masuk dan melihat bagaimana isi rumah itu. Memang benar-benar mirip istana.

"Chris..."

Suara berat lain menginterupsi. Dia merasakan Chris akhirnya menurunkan tubuhnya untuk duduk di sebuah sofa empuk di sebuah ruangan yang tentu sama sekali tak dikenalnya. Sepertinya ruang keluarga.

"Bin-ah..."

Chris memeluk tubuh lelaki yang lebih pendek darinya, lalu membungkuk sedikit pada gadis di sebelah lelaki itu. Hyunjin sedikit merasa tidak nyaman ketika dua orang asing itu memandangnya. Chris yang peka langsung menghampiri Hyunjin untuk menenangkan istrinya.

"Dia adalah Changbin, kakakmu, dan Feela tunangannya... Changbin Seo dan Felixia Lee."

Hyunjin mengangguk. Masih merasa asing, tentu saja. Dan tatapan sendu penuh kerinduan itu membuat Hyunjin merasa bersalah. Pasti mereka merindukan pemilik tubuh ini, dan dia merasa bersalah karena menempatinya.

"Hyun-ah..."

Perlahan Changbin mendekati Hyunjin yang duduk di sofa. Bersimpuh hingga posisinya kini berhadapan dengan Hyunjin. Tangannya menggenggam pelan tangan kurus Hyunjin dan menatap manik kelam itu dengan penuh kerinduan.

"Kau ingat aku?"

Pertanyaan yang sangat bodoh, tapi Changbin hanya ingin meyakinkan hatinya. Dan gelengan pelan itu membuat nyeri di dadanya terasa.

"Maaf." Ucap Hyunjin lirih.

Changbin langsung menggeleng lalu menampilkan senyuman manisnya agar sang adik tidak merasa bersalah.

" Jangan meminta maaf. Kau tidak memiliki salah apapun. Jangan merasa bersalah, okay..."

Hyunjin ingin menggeleng, namun akhirnya mengiyakan saja permintaan Changbin.

Chance (SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang