Hari ini di kediaman Bahng berjalan seperti biasanya. Chris yang akan sibuk bekerja di ruangannya saat pagi hingga menjelang siang. Lalu Felix yang akan sibuk di dapur untuk membuat kudapan atau camilan lainnya. Lalu Changbin yang akan dengan cepat pergi karena menerima telepon entah dari siapa dan tak lupa berpamitan pada Felix tentunya. Dan sekarang ditambah dengan satu kesibukan dari penghuni lainnya yang dengan telaten mengusapkan cat cat berbagai warna dalam kanvas ukuran sedang di hadapannya. Beberapa titik noda terlihat di wajah putihnya yang akan selalu terlihat indah sekalipun tanpa polesan berlebih.
Hanya keheningan dan suara denting jam dinding besar di sudut ruangan yang menemaninya. Fokusnya benar-benar terpatri pada kanvas itu. Sesekali dia akan terdiam dan memandangnya. Lalu tanpa kembali berpikir dia akan mengoleskan cat lain tanpa ragu, seolah tangannya telah terprogram untuk melakukan itu.
Meski matahari mulai naik dan udara mulai sedikit panas, tak melunturkan semangat Hyunjin untuk menyelesaikan lukisannya. Chris telah menginjinkannya untuk melukis dan dia akan memanfaatkannya sebaik mungkin sekaligus membunuh waktu yang terasa begitu lama. Apalagi saat ini suaminya itu sedang sibuk di ruang kerjanya. Felix mengatakan Chris memiliki pekerjaan penting yang harus segera diurus. Padahal Hyunjin mengatakan dia akan baik-baik saja jika Chris berangkat bekerja, tapi suaminya itu tetap ngotot ingin bekerja di rumah hingga keadaannya benar-benar pulih.
"Oh..."
Hyunjin tak sengaja menyenggol kotak cat-nya hingga jatuh berceceran. Dan diantara kotak yang jatuh itu terdapat warna yang ingin dia gunakan untuk menyelesaikan lukisannya yang tinggal sedikit lagi. Dengan sekuat tenaga Hyunjin berusaha meraih tube-tube cat yang berserakan. Namun karena duduk di kursi roda, tentu gerakannya tidak leluasa. Hyunjin berusaha bangkit dan bertumpu pada meja kecil di sampingnya. Namun Hyunjin kembali menelan kecewanya karena bukannya berhasil, tubuhnya malah jatuh terduduk. Untungnya barang lainnya tidak ikut terjatuh. Kanvas dan meja kecil yang menjadi tumpuannya masih berdiri dengan baik.
Hyunjin terdiam. Tidak berteriak atau meminta tolong. Dia mengamati kakinya. Mencoba menggerakkannya. Namun tak ada pergerakan berarti. Kata dokter lumpuhnya hanya sementara, namun melihatnya begini membuat Hyunjin berpikir jika dia akan cacat selamanya. Tangannya menyibak selimut yang masih menggulung di kakinya. Hyunjin kembali berusaha menggerakkan kakinya. Tapi otot-otot itu terasa mati dan tak dapat diperintah oleh otaknya. Dengan susah payah Hyunjin menggeser tubuhnya untuk meraih tube-tube cat yang berceceran. Ditutup dengan baik dan dirapihkan agar tidak tumpah. Mungkin dia akan menyelesaikan lukisannya nanti atau esok.
Selesai merapikannya, Hyunjin kembali menggeser tubuhnya agar dekat dengan kursi rodanya. Rasanya benar-benar perjuangan yang berat. Padahal jaraknya kurang dari satu meter, tapi seakan dia berjalan berkilo meter jauhnya. Pelipisnya telah dibanjiri keringat. Hyunjin harus berusaha. Dia harus tahu sampai mana kemampuan kakinya. Jika menunggu sampai melahirkan, bisa-bisa dia benar-benar lumpuh permanen karena otot-otot kakinya yang mulai terbiasa tak bergerak dan mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (SKZ)
Fiksi Penggemar"When I come back alive" Main cast: Chris, Sam Hanya cerita fiktif yang sama sekali tidak berhubungan dengan dunia nyata. Saya hanya meminjam nama. Cerita murni milik saya. Tolong jangan me-remake atau plagiat cerita saya yang buruk ini.