Seperti di awal di katakan, cerita ini memiliki genre fantasi. Dimana cerita yang ada disini adalah hasil khayalan dan ada di luar nalar manusia(tidak mungkin terjadi di dunia nyata). Mohon dipahami sebelum melanjutkan ke dalam cerita, sankyu
Aku kembali pada padang bunga tulip ini.
Bukankah ini artinya aku sedang berada di alam mimpi seperti sebelumnya? Atau ini perbatasan antara hidup dan mati?
Jika biasanya aku beranjak untuk berjalan menuju sungai disana, kali ini aku ingin menghabiskan waktu disini. Memandang bunga-bunga ini bergoyang tertiup angin.
Dulu, saat di dunia, aku bahkan tidak memiliki waktu untuk sekadar menikmati keindahan bunga, menghirup udara musim semi, atau menunggu salju pertama turun. Ah...kalau salju pertama aku ingat. Aku tidak sengaja menunggu, aku hanya sedang galau saat itu.
Mungkin menikmati sebentar juga tidak masalah. Aku janji setelah itu akan pergi.
'Hyunjun-ah..."
Aku menoleh dan lagi-lagi melihat wajah serupa milikku memandang dengan sendu.
'Sebentar ya. Aku mau menikmati bunga ini. Setelah itu, aku akan pergi kesana menggantikan mu.' Ucapku pada Hyunjin.
Tapi Hyunjin terus memanggil namaku hingga akhirnya aku mengalah. Aku berjalan mendekati sungai, tempat biasanya kami saling berhadapan satu sama lain.
'Apa sudah saatnya?' Tanyaku lagi.
Hyunjin menggeleng. Entah apa artinya.
'Apa aku boleh sedikit bercerita?' Hyunjin bertanya dan menatapku penuh harap.
Aku mengangguk. Sedikit terkejut dan bingung karena tiba-tiba Hyunjin menyeberangi sungai yang biasa membatasi kami. Aku kira sungai itu batas dunia dan akhirat. Ah...atau hanya aku yang berkhayal?
Hyunjin menarik ku ke sisi lain padang bunga itu. Ada sebuah kursi tua yang entah sejak kapan ada di sana. Hyunjin mengajak ku untuk duduk.
'Kau tahu...aku begitu senang ketika diberi kesempatan untuk bertemu denganmu. Meskipun kita bertemu di batas ambang hidup dan mati.'
Ah...aku benar ternyata.
'Aku juga.' Balasku.
Aku juga senang ketika aku mengetahui memiliki keluarga yang (sebenarnya) tidak berniat membuang ku. Ku pikir, dulu aku dibuang karena kondisi ku cacat (yang berkelamin ganda).
'Kami tidak pernah berniat membuang mu Hyunjun-ah...oh, atau mungkin Hyunjin?'
Aku mengernyit menatapnya. Dia malah terkikik. Apa yang lucu?
'Seharusnya aku bercerita dulu. Aku mendengarnya dari para malaikat disini. Kau boleh percaya atau tidak.'
Di luar nalar...tapi bukankah keadaan ku disini juga di luar nalar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (SKZ)
Fanfiction"When I come back alive" Main cast: Chris, Sam Hanya cerita fiktif yang sama sekali tidak berhubungan dengan dunia nyata. Saya hanya meminjam nama. Cerita murni milik saya. Tolong jangan me-remake atau plagiat cerita saya yang buruk ini.