Chance-14

609 97 4
                                    

"Bagaimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana?"

"Eum... Perfect, Sam."

Felix menahan diri untuk tidak memekik gemas dan menggigit pipi Hyunjin yang terlihat semakin membulat ketika kesal menanggapi komentarnya.

"Setidaknya katakan sesuatu. Jangan hanya mengatakan sempurna. Aku...sedikit merasa aneh..."

Felix mendekat dan berlutut agar posisinya sejajar dengan Hyunjin yang telah kembali duduk di kursi roda.

"Apa kau merasa tak nyaman dengan gaun ini?"

Hyunjin menggeleng. Dress ini terasa begitu nyaman karena dia tahu pasti Felix telah menyewa penjahit ternama untuk membuatnya. Modelnya sederhana dan nyaman untuk dikenakan olehnya. Apalagi bahan yang pasti kualitas super premium yang digunakan untuk membuat gaun ini.

"Apa mereka tidak akan menertawakan aku?"

Felix mengernyit. Meski dia tahu Hyunjin yang ini sangat berbeda dengan Hyunjin yang dulu, Felix masih tidak terbiasa. Hyunjin yang dulu tentu saja akan dengan percaya diri mengenakan gaun apapun karena dia yakin dirinya pantas mengenakannya. Rasa percaya diri dipadu dengan sikap tidak peduli pada apa kata orang itu sangat cocok untuk Hyunjin. Bahkan kadang Felix menduga Hyunjin mengidap narsisme.

"Kau lihat cermin itu?"

Felix menghadapkan Hyunjin pada cermin besar yang memang ada di kamar itu. Hyunjin bisa melihat seorang gadis cantik sedang memandang dirinya. Dan dia itu, itu adalah Bahng Hyunjin, tidak lain adalah dirinya yang sekarang.

Gadis itu cantik dengan rambut terurai dan ditata dengan sedemikian cantik. Gaun putih berbahan sutra yang dipadu dengan bahan tile dan sedikit corak bordir yang menghiasi membuat gaun sederhana itu terlihat begitu mewah dan anggun. Lalu kalung yang menghiasi lehernya mempermanis penampilan Hyunjin malam ini.

"Kau itu cantik. Kau sendiri yang selalu mengatakan itu. Apa kau takut Chris akan berpaling saat melihat gadis-gadis cantik disana?" Goda Felix.

Hyunjin merengut mendengar godaan Felix.

"Tenang saja. Chris itu mencintaimu dan sudah dalam tahap budak cinta. Apalagi kau mengandung anaknya. Tak perlu meragukannya cintanya, Hyunjin."

"Maaf..."

"Hei hei...apa yang dikatakan untuk tidak meminta maaf. Tidak apa. Mungkin hormon kehamilan yang menyebabkan perasaanmu lebih sensitif. Tidak masalah."

Felix memandang perut Hyunjin yang saat itu sudah terlihat membulat. Tentu saja karena usianya sudah menginjak dua puluh empat minggu.

"Kau ingin menyentuhnya?" Tanya Hyunjin ketika melihat Felix memandangi perutnya.

Perempuan itu mengangguk antusias. Hyunjin lalu membawa tangan Felix untuk menyentuh perutnya.

"Apa dia selalu seaktif ini?"

Hyunjin mengangguk lucu.

"Dia selalu aktif ketika malam menjelang. Tapi jika memasuki jam tidurku tiba, dia akan diam dan sepertinya ikut tidur."

Chance (SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang